***
Jiyong mencoba menghubungi ponsel Dara sejak ia belum berangkat ke Shanghai, ia sampai di Shanghai, bahkan sampai malam ini saat BIGBANG sedang rehearsal. Tapi ponsel Dara masih mati.Jiyong berdecak dan memasukkan ponselnya ke dalam saku dengan rahang mengeras. Ke mana Dara? Mengapa ponselnya mati hampir seharian? Apa terjadi sesuatu padanya?
Jiyong menggertakkan giginya kasar. Mengapa ia sekhawatir ini? Perempuan itu hampir 33 tahun! Dia pasti bisa menjaga dirinya sendiri. Mengapa ia harus secemas ini?
"Belum bisa menghubunginya?"
Jiyong menoleh dan mendapati Top bertanya sambil lalu kepadanya.
"Belum." jawab Jiyong singkat.
"Ke mana dia?"
Jiyong berdecak. "Aku tidak bisa menghubunginya hyung."
"Apa dia pernah seperti ini? Tidak bisa dihubungi selama ini?"
"Setahuku tidak. Dia selalu cepat membalas pesan ataupun mengangkat telfon."
"Apa terjadi sesuatu padanya?"
Jiyong kembali berdecak. "Hyung aku saja tidak bisa menghubunginya bagaimana aku bisa tahu apa sesuatu terjadi padanya?!"
Top menatap Jiyong kaget dengan emosinya, lalu tertawa kecil. "Kau benar-benar khawatir padanya." dan ini pernyataan, bukan pertanyaan.
"Apa kau tidak mengenal temannya atau mungkin keluarganya?"
"Dia tinggal sendiri di Korea."
"Temannya?"
Jiyong menggelengkan kepalanya lemah. "Aku tidak mengenal siapapun."
"Berdoa saja tidak terjadi sesuatu padanya."
Jiyong menggigit bibirnya, ia mengeluarkan ponselnya lagi dan mengetik pesan dengan cepat.
'Telfon aku saat kau sudah membaca ini. Telfon langsung Sandara Park. Kau benar-benar membuatku gila.'
*
Dara masuk ke salah satu kedai kopi yang ada di daerah rumahnya dan langsung menuju meja paling ujung. Seharian ini ia berada di tempat penampungan untuk korban kebakaran dan kembali ke rumahnya yang sudah tidak berbekas untuk mencari sesuatu yang masih bisa ia ambil, tapi ternyata nihil. Semuanya sudah menjadi abu.Dara langsung mencharger ponsel yang dari tadi pagi mati. Setelah itu ia memesan kopi yang berada di daftar menu paling atas, ia sudah tidak ingin memesan yang enak-enak. Perasaannya sudah tidak karuan.
Ponsel Dara nyala beberapa saat kemudian, yang langsung muncul pesan-pesan yang dikirim entah oleh siapa untuk dirinya. Dara juga melihat banyaknya voicemail yang ada. Ia melihat fitur messages terlebih dahulu dan melihat nama Jiyong ada di urutan pertama. Pria itu mengiriminya pesan hampir sampai 10 pesan. Salah satu pesannya membuat Dara sangat tersentuh.
'Apa sesuatu terjadi padamu? Mengapa ponselmu mati? Ini sudah seharian Dara, astaga. Kau benar-benar membuatku cemas.'
Dara tersenyum tipis. Pria ini mencemaskannya. Ia tidak bisa percaya. Dara kemudian membaca pesan dari Jaena, Minji, dan Soonho bergantian. Setelah itu ia membuka voicemail dan terkejut saat isinya dari Jiyong. Semuanya suara Jiyong.
Kopi pesanan Dara datang dan Dara membiarkannya di atas meja. Ia ragu apakah ia harus menelfon Jiyong atau tidak. Pria itu memintanya untuk menelfon dia langsung saat ponsel Dara sudah menyala, tapi sekarang ia takut. Ia tidak mau merepotkan Jiyong. Dan lagi, ia tidak punya pikiran dan niat memberitahu Jiyong masalah ini. Ia harus bisa menyelesaikannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Assistant
FanfictionG-Dragon frustasi. Sudah hampir 2 bulan ini dia mengganti asisten sampai 4 kali karena ternyata semua asistennya hanyalah fangirl yang menyamar untuk dekat dengannya. Sampai akhirnya Yang Hyun Suk membawakan asisten baru untuk seorang G-Dragon. Baga...