Selesai-end
"Kematian merupakan akhir dari kehidupan semua mahluk hidup di dunia ini. Akan tetapi bagaimana jika kematian lah awal dari kehidupan itu sendiri."
Azka Shoutwellm harus kuat menghadapi kenyataan bahwa seluruh keluarganya harus mening...
Duduk dengan posisi yang nyaman dan jangan membaca terlalu dekat.
"""
Chapter 1. Ingatan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pesta yang hangat dan ramai sedang berlangsung di sebuah rumah sederhana.
"Selamat ulang tahun Azka" ucap seorang kakek kepada cucunya.
"Terimakasih kakek. Mana hadiah ku?" Ucap Azka kecil dengan senyum cerianya.
"Heii jangan minta hadiah dulu ayoo kasih kakek suapan kue dulu." Ucap ibu Azka dengan senyum lembut.
"Ahahaha ini dia hadiah dari kakek." Sang kakek memberikan sebuah kado besar dengan bungkus berwarna warni.
"Horeee" teriak Azka senang sambil mulai membuka hadiahnya.
Semua tersenyum bahagia sampai sebuah ketukan pintu terdengar.
Sang kakek berdiri dan melihat orang-orang yang berada diluar dari celah pintu. Ia memberikan isyarat kepada anak lelakinya yang tidak lain ayah Azka untuk mengikutinya. Dengan perasaan enggan sang kakek membuka pintu itu.
"Sayang masuk lah ke kamar dan bawa lah Azka." Ucap ayah Azka sebelum keluar dari rumah.
"Berhati-hatilah." Ucap ibu Azka. Tapi tiba-tiba saja suara tembakan terdengar dari luar yang memekakan telinga.
Laki-laki tidak dikenali memasuki rumah secara paksa sambil menembaki seisi ruangan. Azka kecil terkejut dan terdiam didalam pelukan ibunya yang telah terbujur kaku.
Mata kecilnya menangkap sosok ayah dan kakeknya yang diseret masuk dengan dipenuhi darah.
"Dimana kau letakan dokumen itu!" Teriak seseorang yang tidak Azka kenal.
Mata lelaki tua itu tidak ada rasa ketakutan sedikitpun ia hanya menatap kukuh untuk tidak menjawab. Tapi betapa tersayat kesedihan ketika kedua mata antara seorang kakek dan cucu itu bertemu.
"Apa kau berencana tetap diam!!" Ucap lelaki itu sambil terus memukuli dua orang lelaki yang telah terluka itu.
Azka kecil hanya bisa menggigit bibirnya ketika melihat ayah dan kakeknya yang tengah disiksa. Dalam benaknya yang lugu ia ingin berteriak minta tolong sekuat tenaga tapi saat bertatapan tadi kakeknya telah memintanya untuk tetap diam dan diam agar bisa selamat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.