Kembalinya Bani ke sekolah tentu menjadi berita heboh di SMA Angkasa. Berbagai tatapan mulai dari iba, benci, memuja dan sebagainya menghujani Bani sejak dia pertama kali melangkahkan kakinya kembali di sana.
"Bos!" panggil seorang cowok bernama Sigit yang merupakan salah satu anggota The Fabs begitu melihat Bani di koridor. Cowok itu tampak terkejut dengan kehadiran Bani.
Bani menatap Sigit datar membuat cowok itu ciut seketika. "Gu-gue turut berduka, Ban. Maaf gue gabisa dateng waktu itu, gue lagi di luar kota."
Bani hanya menatap Sigit datar sebentar sebelum dia berlalu begitu saja dari hadapan cowok itu.Bani terus melangkah menuju kelasnya, mengabaikan seluruh mata yang ia lewati terarah kepadanya. Beberapa anggota The Fabs yang melihat Bani pun melakukan hal yang sama seperti yang Sigit lakukan. Dan Bani pun melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan kepada Sigit.
Bani tidak suka ketika dia ditatap dengan pandangan kasihan. Terutama dengan orang-orang yang hanya berpura-pura peduli terhadapnya. The Fabs adalah geng omong kosong. Jangan kira karena mereka berkelompok terdapat tali persahabatan di baliknya. Geng itu hanya diisi orang-orang gila kehormatan, kedudukan dan ketenaran. Persahabatan yang ada di dalamnya hanyalah omong kosong orang-orang bermuka dua.
Bani muak. Tetapi dia punya alasan untuk berada di sana. Tapi hari ini Bani sedang tidak ingin berurusan dengan gengnya tersebut.
"BANIIII!" suara cempreng Friska menggelegar begitu Bani memasuki kelas. Bani hanya melirik Friska sekilas sebelum meletakkan tasnya di atas meja dan menjadikan tas hitam itu sebagai bantalnya.
Friska cemberut karena diabaikan oleh Bani. Tapi sebagai orang yang sudah cukup mengenal Bani dan tau hanya akan membangunkan singa tidur jika menggangu cowok itu sekarang, Friska memilih berlalu dan membiarkan Bani tidur.
Bahkan saat Bani tidur pun, dia masih berkuasa.
***
Bel pulang berbunyi, lantas Dinda buru-buru membereskan bukunya ke dalam tas dan berlari menghampiri Farhan di gedung IPA.Dinda tidak mau temannya itu jadi bulan-bulanan The Fabs. Meskipun Farhan adalah laki-laki dan sudah pasti bisa melawan, Dinda tidak mau temannya itu mengalami nasib yang sama dengannya dulu.
Dinda sampai di koridor jurusan IPA sambil terengah. Dinda memandang sekeliling koridor yang mulai dipadati murid setelah bel pupang berbunyi. Dinda harus secepatnya menyelamatkan Farhan. Apalagi cowok itu berada di satu kelas yang sama dengan Bani!
Dinda mengintip ke arah kelas 11 IPA 2, kelas dimana Farhan dan Bani berada melalui jendela. Dan kedua orang itu masih sama-sama di dalam kelas. Dari lorong menuju ke jembatan penyebrangan antar gedung, Dinda melihat beberapa anggota The Fabs dari jurusan IPS berjalan ke arah kelas itu.
Fix, mereka mau nyerbu Farhan!
Dinda menggigit bibirnya gusar. Harus bagaimana dia agar bisa menolong Farhan tanpa harus ikut terlibat juga.
Karena tidak punya ide lain akhirnya Dinda menerobos masuk ke dalam kelas Bani tersebut.
Sontak Friska dan seorang cewek yang juga merupakan anggota The Fabs kaget dengan kehadiran cewek itu di kelas mereka. Kelas dimana Bani si ketua The Fabs ada di dalamnya. Istilahnya, Dinda baru saja memasukkan dirinya sendiri ke kandang singa.
"Dinda!" Panggil Farhan ceria begitu melihat Dinda berada di kelasnya. Sepertinya Farhan tidak tau dirinya sedang menjadi 'calon korban' The Fabs siang ini.
Dinda memasang cengiran yang dipaksakan. "Han, balik bareng yuk!" ajak Dinda sambil mendekati Farhan. Dinda berusaha bersikap senatural mungkin, tidak seperti orang yang sedang gugup ataupun takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity [RE-POST]
Novela Juvenil[SUDAH DITERBITKAN OLEH GRASINDO] Jujur saja, saat di balkon tadi Bani sama sekali tidak membalas pelukan Dinda. Bukan karena dirinya yang tidak mau memeluk Dinda, karena percayalah, sejak awal Bani dan Dinda duduk bersisian di balkon, satu-satunya...