7. Bukan Sok Tahu tapi Memang Tahu
Setelah kejadian di tukang bakso kemarin sampai detik ini pula Dinda belum bertemu Bani lagi, oke tepatnya Dinda mencari cara agar tidak bertemu dengan Bani lagi dengan mendekam terus di kamar. Dinda bahkan berdalih tidak enak badan agar diizinkan Heriska makan di kamar. Dinda pikir lebih baik dia dan Bani seperti ini, kembali menjadi Dinda dan Bani yang hanya tau nama masing-masing dan terlibat hubungan aneh di sekolah antara orang yang dibully dan pembully. Selebihnya Dinda tidak mau memiliki hubungan dengan Bani meskipun itu hanya hubungan karena orang tua mereka bersahabat. Hidup Dinda sudah cukup sulit dengan keberadaan Bani sebagai ketua geng The Fabs, maka Dinda tidak butuh lagi keberadaan cowok itu sebagai yang lainnya. Cukup dengan satu cara dia mengenal Bani yaitu Bani si ketua geng The Fabs. Tidak ada Bani yang menjelma jadi Ian anak manjanya tante Ambar. Tidak ada Bani alias Ian yang meskipun manja tapi penurut. Tidak ada Bani alias Ian yang ramah dan begitu perduli kepada pekerja rumah tangga di rumahnya.
Ya, Dinda hanya perlu menanamkan satu saja tentang Bani di kepalanya yaitu sebagai Bani si cowok datar angkuh yang menjabat menjadi ketua geng The Fabs. Karena hanya dengan cara itu Dinda jadi tidak terlibat lebih jauh dengan Bani.
Tapi pagi itu Dinda memutuskan keluar dari kamar ketika mendengar info dari Heriska bahwa Bani sedang pergi ke pasar mengantar Bi Eem, salah satu asisten rumah tangga di villa itu ke pasar karena Mang Dudung tukang kebun sedang tidak bisa mengantar.
Jadi sebelum Bani kembali, Dinda berniat mengambil beberapa stok snack dan minuman dari rumah Joglo untuk dia bawa ke rumah sebelah. Persiapan untuk sehari lagi dia mendekam di dalam kamar agar tidak bertemu Bani.
Tapi Dinda akhirnya mengurungkan niat karena mendapati tante Ambar yang sedang berkutat di dapur. Meskipun tante Ambar lah orang yang memberi Dinda izin untuk mengambil apa saja yang Dinda inginkan dari dapurnya tetap saja Dinda merasa tidak enak kalau tante Ambar melihat Dinda mengambil banyak makanan dan minuman dari kulkasnya. Tengsin lah.
"Hai Din, nyari apa sayang?" tanya Ambar begitu melihat Dinda sedang berdiri di dekat dapur.
Dinda menggaruk kepalanya. "Eh itu tan... mau ambil air," jawab Dinda bohong.
Ambar tersenyum lalu kembali berkutat dengan masakannya.
Karena kepo dengan apa yang sedang Ambar lakukan, Dinda pun memilih mendekatinya. "Lagi ngapain, tan?" tanya Dinda sambil melongok ke arah frying pan yang berada di atas kompor.
"Oh ini... Tante lagi bikin makanan kesukaannya Bani."
Dinda melirik ke arah frying pan lagi. "Itu apa emang, tan?" tanya Dinda kepo. Entah kenapa Dinda kepingin tau apa sih makanan kesukaan makhluk sejenis Bani itu.
"Brokoli goreng tepung. Bani suka banget sama brokoli tepung yang dicocolin mayonaise."
Sumpah demi apapun Dinda ingin tertawa. Bahkan selera makan Bani seperti selera anak-anak. Dinda ingat betul sewaktu kecil dan Dinda benci jika di suruh makan brokoli, Heriska akan menggorengnya dengan tepung agar Dinda lebih tertarik untuk memakannya. Akhirnya beranjak remaja Dinda mulai terbiasa dengan rasa brokoli dan tidak perlu lagi menggunakan cara tersebut.
"Bani juga suka banget cream soup jagung buatan tante, dia kalo makan bisa abis sepanci sendirian," kata tante Ambar menjelaskan meskipun sebetulnya Dinda tidak bertanya.
Dan untuk menghargai sahabat baik mamanya tersebut, Dinda pun akhirnya menyimak dan mendengarkan penjelasan tante Ambar. Bahkan secara tidak langsung Dinda jadi belajar memasak makanan kesukaan Bani.
"Jadi Din, Bani itu sukanya nasi goreng tanpa kecap terus dia suka kalo kacang polongnya banyak. Simple banget 'kan ya?" tanya tante Ambar sambil menuang nasi goreng--makanan kesukaan Bani terakhir ke atas piring. "Dan dia juga nggak suka pedes. Emang selera makannya Bani sedikit mirip selera makan anak-anak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity [RE-POST]
Fiksi Remaja[SUDAH DITERBITKAN OLEH GRASINDO] Jujur saja, saat di balkon tadi Bani sama sekali tidak membalas pelukan Dinda. Bukan karena dirinya yang tidak mau memeluk Dinda, karena percayalah, sejak awal Bani dan Dinda duduk bersisian di balkon, satu-satunya...