2 : Janji Raya

2.5K 148 11
                                    


"Tenang Re. Gue gak akan bikin siapapun menderita lagi."


"Cekrekk.." suara itu membuat Raya membuka mata dan melotot kearah orang yang sedang memotretnya.

"Rese lo Re. Hobi banget ngefoto gue bangun tidur lagi nguap sambil merem. Iya gue tau sih itu sexy. Tapi gak tiap hari juga kali rev." Reva memang hobi hampir tiap pagi ngisengin kakaknya yang tukang tidur. Reva tertawa kecil.

"Sexy sexy. Iler lo tu sexy." Reva melanjutkan tertawa.

"Niihhh iler sexy gue. Nihhhh." Raya mengusapkan ilernya itu ke bahu Reva. Dia tertawa lepas. Membuat Reva jengkel.

"Rayaaaaaaaaaaaaaaaaa. Ihhh." Reflek Reva berteriak kesal lalu berdiri dan keluar kamar berniat mandi. Sedangkan Raya masih tetap dengan tertawa khasnya. Tak lama kemudian berhenti dan turun dari kasur hello kittynya itu, menyambar handuk lalu mandi.

Raya dan Reva hanya di rumah dengan Abahnya. Sedangkan ibu mereka sudah meninggal karena sakit saat mereka duduk di bangku 3 sekolah dasar. Mereka hanya beda satu tahun, jadi menurut Abah dan ibunya memasukan sekolah bersamaan bukanlah masalah. Karena itu juga, kedua gadis tomboy dan cantik itu lebih terlihat sebagai sahabat dibanding kakak adik.

Setomboy apapun, mereka tetaplah dua gadis abah yang cantik-cantik---plus pinter banget masak. Gak ada yang pernah ngajarin mereka masak. Mungkin memang tangan mereka warisan dari si Ibu yang jago banget masaknya. Hampir setiap pagi mereka yang bikin sarapan, emm lebih tepatnya Reva yang sering. Karena Raya gak bisa bangun sepagi Reva.

Tempat makan dengan empat kursi dan satu meja. Berwarna merah cerah. Pemandangan itu yang menemani dua gadis bersama pria hebat mereka saat makan.

"Rev telur dadar gue kok gosong sih. Lo sengaja ya. Balas dendam gara-gara iler sexy gue barusan?" Ucap Raya saat melihat dihadapannya terdapat piring dengan lauk telur dadar sedikit gosong.

"Ray gue lagi makan jangan ngmongin iler bisa gak sih. Jadi keinget kan iler lo yang super duper bau itu. Lagian Cuma gosong sedikit juga. Bawel lo." Balas Reva.

Belum sempat membalas, Abah udah datang dan menyusul gadis-gadisnya sarapan.

"Aduh ada apa sih rame banget. sampai pusing perut abah." Abah memegang kepalanya.

"Kepala bahhh. Kepala." Sahut Raya dan Reva bersamaan.

"Gakpapa kok bah gak penting buat dibahas." Reva yang masih mengunyah menjawab santai Abahnya itu.

"Iya ga penting kok bah." Tambah Raya yang sedang sibuk menyisihkan bagian telur yang gosong.

Keluarga kecil itupun sarapan bersama diselingi candaan khas dari Abah yang memang humoris orangnya.

"Raya!!.. Reva!!.." Teriak seorang cowok dari pintu.

"Ray Gino udah manggil yuk cepet makannya."

"Iya Rev suapan terakhir ni." Raya menelan suapan terakhirnya kemudian minum.

"Bah, om dang ding dung masih lama?" Tanya Reva ke Abah yang masih menikmati sarapan.

"Iya, ini Abah di sms katanya macet. Kalian berangkat dulu aja Abah nanti bareng om dadang." Abah masih melanjutkan makannya.

"Oke bah."

"Yuk Rev. Berangkat dulu ya bah." Raya berdiri dan menyalimi tangan Abahnya itu.

"Berangkat ya bah." Dilanjutkan Reva.

"Assalamualaikum." Teriak dua gadis itu bersamaan.

"Walaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh." Jawab Abah yang tetap di posisinya.

Kali Kedua ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang