12 : penyelamatan

1.1K 100 6
                                    

Mereka berhenti dengan jarak yang lumayan jauh dari gang rumah Mondy. Seperti dugaan mereka, di sana ada yang menjaga padahal masih jauh dari rumah Mondy. Beruntung hanya dua orang.

Mengintip dari balik tembok. Berembuk sebentar untuk mematangkan rencana. Rencana pertama, Reva beraksi.

Reva berjalan mendekati penjaga itu dengan wajah panik. Dua penjaga dengan umur sekitar 27an melihat Reva aneh. Jam segini seorang cewek sendirian.

"Mas bisa bantu saya nggak? Motor saya mogok disana." Reva memasang muka melas sambil menunjuk arah motornya. Dimana terdapat teman-temannya yang bersembunyi dibalik tembok.

"Lo aja yang bantuin gue jaga disini." Ucap salah seorang penjaga itu kepada rekannya. Rekannya meng-iya-kan. Ia berjalan mengikuti Reva.

Reva mengarahkan di tempat teman-temannya berada. Dibalik tembok lumayan jauh dari gang. Sampai disana, penjaga yang mengikuti Reva tadi sudah dibuat pingsan oleh Mondy. Ditali rapat-rapat orang itu juga diborgol kedua tangannya. Polisi kembar itu membawa beberapa borgol.

Tak selang begitu lama hanya beberapa menit Boy beraksi. Ia berjalan ke gang menghampiri penjaga yang masih disana tadi.

"Mas permisi. Saya mau Tanya apa mas lihat cewek rambut segini pakai jaket hitam. Dia pacar saya katanya motornya mogok nyuruh saya kesini." Ucap Boy ke penjaga itu.

"Barusan temen saya nemenin dia kesana buat benerin motornya." Jawab Mas itu.

"Owh.. bisa tunjukin saya jalannya gak mas?"

"Gak bisa mas. Saya harus jaga disini."

"Waduh.. kalau gitu saya minta maaf ya mas." Perkataan Boy membuat penjaga itu menyerngitkan dahinya. Belum sempat bertanya, Boy sudah memukul keras tengkuk punggung orang itu dengan begitu keras. Membuat penjaga itu sekaligus pingsan.

Mereka yang dibalik tembok melihat sudah aman langsung berlari dan melakukan hal sama seperti dilakukan pada penjaga sebelumnya. Ditali kemudian mereka borgol kedua tangannya.

Tanpa berlama-lama keenam remaja itu berlari masuk ke gang menuju rumah lama Mondy. Baru setengah jalan lagi-lagi harus berhenti. Kini sembunyi dibalik pohon. Disana terlihat ada penjaga lagi di depan gerbang. Jumlahnya ada empat. Ditambah sepertinya mereka tak gampang dibodohi seperti dua penjaga tadinya.

Mondy melihat ke arah Boy juga Gino serta kedua polisi kembar itu. Saling mengangguk. Semua paham-semua satu pikiran.

Kelima cowok itu berlari kencang ke arah penjaga di gerbang. Dengan cepat kilat dan jurus yang mantap membuat ke empat penjaga bertubuh besar itu kaget belum sempat bersiap melawan jadi dengan gampang mereka runtuh.

Serangan yang begitu cepat dari kelima cowok sangat keren. Mondy , Boy dan Gino memasuki gerbang. Tugas riko memborgol ke empat penjaga yang sudah pingsan itu.

Sedangkan Riki, sesuai perintah Boy ia menyusul Reva yang masih ada di balik pohon menemani Reva untuk masuk ke rumah Mondy.

Langkah Reva berhenti saat handphonenya bergetar. Ada pesan masuk. Sedari tadi Reva memang terlihat berkali-kali mengirim pesan ke seseorang. Ia tersenyum melihat pesan kali ini.

[Gue udah di gang. Lo dimana?] 01.00

"Ayo Re kita harus masuk." Ajak Riki yang menunggu Reva bergerak dari langkah diamnya.

"Bentar rik. Sodara gue nyusul kesini." Jawab Reva yang membuat Riki bertanya. "Sodara? Sodara lo kesini? Ngapain?"

Reva tak menjawab pertanyaan itu. Ia terfokus melihat jauh ke ujung gang. Kini sudah terlihat cewek berlari menghampiri mereka berdua.

Kali Kedua ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang