13 : Sekilas Masa Lalu (1)

1.1K 88 8
                                    

"Reva. Pipi lo kenapa? Di cakar setan? hha " Ucap cewek berambut coklat gelombang.

"Bukan. Itu karma kali karena ngerebut Boy." Sahut cewek rambut hitam lurus panjang sebahu disampingnya.

Kalimat cewek pertama masih bisa buat Reva diam. Namun kalimat cewek kedua berhasil membuat Reva geram dan berdiri dari duduk di kantin kampusnya itu.

"Bisa jaga omongan lo gak?" Reva menatap tajam cewek berambut hitam. Nelia nama cewek itu, dia membalas tatapan Reva-sinis.

Nelia menyilangkan tangannya. "Jaga omongan? Buat apa gue ngejaga omongan untuk orang yang gabisa jaga kelakuan?"

"Bener. Orang kyak lo itu gaperlu diperlakukan dengan baik. Tampang lo aja kyak orang baik nyatanya lo munafik." Ucap cewek berambut coklat dengan ikut menyilangkan tangannya-sela namanya. menatap sinis Reva.

Boy datang saat sebelum Reva sempat membalas. "Ada apa ini?" Boy merangkul bahu Reva, melihati kedua cewek di hadapan Reva.

"Kalian lagi. Gak ada bosennya gangguin pacar gue?"

"Siapa yang gangguin?! Kita Cuma nyadarin kalau pacaran sama lo itu kesalahan terbesar dia."

"Disini yang seharusnya dibuat sadar itu ya kalian. Angel pasti sedih punya sahabat kyak kalian yang sukanya gangguin hidup orang lain." Tangan Boy turun dari bahu Reva. Menggenggam tangan Reva.

Nelia melotot. "Berani-beraninya lo nyebut nama Angel setelah perlakuan jahat lo ke dia ha! Angel mati gara-gara lo! Dia mati gara-gara kalian! Ingat itu!"

Reva ingin menarik cewek yang hendak pergi itu namun ditahan oleh genggaman Boy yang semakin kuat. Kini kedua cewek itu sudah pergi.

"Lepas Boy. Aku gak terima kamu dibilang kyak gitu! Angel meninggal bukan gara-gara kamu!"

"Udah lah Re Percuma. Kamu kyak baru tau Nelia aja. Dia seolah-olah marah mengatasnamakan Angel padahal itu marah karena hatinya sendiri. Munafik."

Reva menghela nafas. Huh.

"Tapi aku tetep gasuka kamu dibilang kyak gitu."

Boy memegang wajah Reva. "Iya Rev aku paham. Tapi kamu tau kan, sia-sia walau kamu keras ke mereka sekalipun. Sia-sia ya udah sia-sia."

Reva ikut membalas tatapan Boy. "Iya-iya Boy. Sia-sia. Yaudah sih mereka lama-lama juga bakal bosen sendiri."

"Nah gitu dong. Jangan gampang emosian ya." Boy mengusap-usap puncak rambut Reva. "Duduk lagi gih. Temenin aku makan."

Reva mengangguk sambil tersenyum kemudian duduk menunggu Boy yang sedang memesan makanan.

✖✖

"Ray aku mampir sholat ya." Ucap Mondy saat Raya turun dari motornya.

Raya mengangguk memimpin jalan masuk ke rumah lalu ke kamarnya. Mondy sholat di kamar Raya.

Di rumah hanya ada Raya dan Mondy. Om diding dan dudung di bengkel depan rumah. Sedangkan Abah jam segini masih di tempat karate.

Raya menunggu Mondy selesai sholat di ruang tamu. Raya sedang berhalangan tidak sholat. Cewek itu menunggu sambil membaca line webtoon.

Noblesse. Webtoon favorit dia.

Kemudian wonderwall. Lalu kini tertawa-tertawa sendiri membaca Terlalu Tampan.

Selesai membaca episode terbaru serta episode yang belum dilihat-Mondy telah selesai sholat.

"Udah selesai Mon.. sini duduk dulu aku bikinin minum ya."

Kali Kedua ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang