7 : Kesempatan Kedua

1.8K 124 6
                                    

"Aku kasih kamu
kesempatan kedua"

___________________________________________________


Tiba-tiba lampu redup-redup kemudian mati.

Lalu nyala kembali.

"Rese ni PLNnya ngerjain kita." Omel Reva.

"Bersyukur Re, nggak jadi mati lampu." Sahut Boy

Raya ikut meyahut. "Tau tu ngomel mulu."

"Mulut-mulut gue kan."

"Iya mulut lo mzak mulut setan."

"Sssst Ray, ati-ati kalo ngomong. Katany villa ini tu.." Boy sengaja menggantungkan kalimatnya.

"Angker." Gino menyahut cepat.

Membuat kakak beradik itu memukul bahu dua cowok itu keras. Mondy terkekeh.

"Eh gue serius Tanya aja sama Mondy." Boy melirik ke arah Mondy.

"Emang Mondy tau apa?" Reva serius bertanya.

"Udah Mon ceritain.." Boy antusias membuat dua cewek itu penasaran.

Mondy menggeleng. "Jangan Boy nanti mereka gabisa tidur."

"Anjir.. eh serius gue merinding ini." Reva memperlihatkan bulu kuduknya berdiri.

"Makanya gue gamau cerita."

"Udah biar gue aja cerita." Gino memajukan tubuhnya. Semua merapat.

"Jadi pas Mondy lagi berak, kemaren waktu kita barbeque. Tiba-tiba.."

"Aaaaaa" belum selesai Gino melanjutkan, kedua cewek itu sudah berteriak. Teriak karena lampu tiba-tiba mati.

Raya dan Reva memegangi tangan para cowok. Reva memegangi Boy, Raya memegangi Mondy. Gino—untung gelap ia tak menyadari itu jadi tidak terlalu kasihan.

"Kampret gue ikutan kaget." Ucap Gino sambil mengelus dadanya.

"Aduh sumpah ini gue makin merinding." Ucap Reva yang semakin memegang Boy erat. Cewek tomboy yang terlihat pemberani itu pobhia sama yang namanya setan.

"Ray kok lo diem aja sih jangan-jangan lo kesambet." Ucap Reva pada Raya yang tak terlihat. Ini benar-benar gelap.

"Lo kyak gatau Re. kalau gue takut gue cuma bisa diem. Kalau gue panik ntar gue kumat."

"Kumat? Lo sakit apa Ray? " Mondy menengok cewek yang memegangi lenganya itu walau tak terlihat. Sekali lagi ini benar-benar gelap.

"Panjang Mon ceritanya." Sahut Reva.

Gino menyela pembicaraan. "Teman-teman ini gak ada yang bawa handphone? Btw ini lama-lama capek ya berdiri disini."

Boy menepuk jidat. "Handphone gue di kamar."

"Sama gue juga." Reva menambahkan. "Gue juga di kamar." Raya "Handphone gue juga ada di kamar." Bahkan Mondypun juga sama.

"Bagus sekali teman-teman. Yaudah kita gelap-gelapan ke kamar trus tidur daripada begini tanpa acara." Ide Gino membuat kedua cewek itu menolak.

"Nggak. Gue ga berani ke kamar gara-gara lo pada. Salah siapa bikin orang takut." Reva mengomel.

"Yaudah mending semua ke kamar cowok buat sementara sambil nunggu lampu nyala."

"Gue setuju. Ayo gin pimpin jalan. Boy lo pegangan Gino. Raya pegangan gue, Mondy belakang sendiri oke. " Semua menuruti perintah Reva.

Saat hendak berjalan. Boy mencegah. "Bentar-bentar. Kalau gini caranya gue yang malah takut."

Kali Kedua ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang