Seperti biasa-melatih karate. Reva-Raya dan Gino berada di gazebo menunggu Boy. Tak lama kemudian Boy datang, berjalan dari parkiran.
"Boy. Kok sendiri?" Raya bangkit dari duduknya menelusuri pandangan jauh ke belakang Boy. Mondy-harusnya Boy bersama Mondy.
"Pasti nyariin Mondy." Boy menyuarakan hati Raya.
"Iya-bukannya Mondy mau ikut ngelatih?" Reva ikut turun dari gazebo-berdiri sejajar dengan Raya.
"Tadi Mondy bilang, minta maaf gak bisa ikut soalnya ada urusan. Dia bakal nyusul setelah urusannya selesai. Mondy.. "
Belum Boy menyelesaikan kalimatnya, di potong oleh Raya.
"Bentar-bentar." Handphonenya bergetar. "Mondy sms gue."
"Mondy bilang apa?" Gino ternyata juga ingin tau.
"Dia nemuin temennya dari Amrik." Jawab Raya sambil mengetik-ketik handphonenya membalas pesan Mondy.
"Nah itu yang mau gue bilang." Tambah Boy. "Yaudah kita masuk aja sekarang."
"Eh Boy. lo sama gue gantiin Abah dan om dadang ngelatihnya." Gino menghentikan langkah Boy.
"Emang Abah sama om dadang kemana?" Tanya Boy.
"Njengukin om diding di bandung-katanya sih masuk rumah sakit." Reva menjelaskan-dengan mengkuncir rambutnya ke belakang.
"emmb.. kasihan ya. Semoga om diding cepet sembuh."
"Amin." Ucap Reva, Raya dan Gino bersamaan.
Empat pemuda itu memasuki ruangan. Memulai melatih anak-anak juga pemuda-pemuda yang sudah ada di dalam.
Perbedaan tingkatan ilmu dibedakan dengan sabuk mereka.
Sabuk hitam-untuk mereka yang masih baru-baru belajar, tingkat paling bawah bagian Raya dan Reva. Sekarang hanya Raya.
Sedangkan Reva menggantikan Boy dan Gino yang biasanya melatih mereka yang bersabuk merah-tingkat tengah. Terakhir sabuk warna putih.
Biasanya bagian Abah dan om dadang. Namun juga sering digantikan Boy dan Gino jika Abah dan om dadang berhalangan.
✖✖
"Mondy. Akhirnya lo datang juga." Lekukan manis di bibir cewek itu terukir saat melihat Mondy tiba dengan Motor ninja merah.
"Lo beli motor??" Tanya cewek itu menunjuk motor dengan dagunya. Tania. Ya-dialah Tania. Teman Mondy saat di Amrik.
"Enggak-punyanya temen gue. Boy." Yap-Boy punya dua motor.
"Owh.. yaudah yuk masuk."
Mereka berdua duduk di ruang tamu. Mewah-kesan pertama saat melihat interior rumah ini.
"Oma lo kemana?"
"Pergi-arisan katanya. Udah oma-oma masih aja arisan." Tania tersenyum kecil dengan menyuguhkan minuman dan camilan untuk Mondy.
"Thank's." Mondy tanpa aba-aba langsung mencomot camilan itu.
"Ini mon." Tania memberikan flasdishk kecil putih pada Mondy.
Mondy terdiam. Diambilnya flasdishk itu. Bayangan menyakitkan peristiwa kematian papanya sekilas terputar di kepalanya.
"Temen gue dari kanada yang bantuin gue dapetin itu. Dia hacker handal. Dia sempet mau nyerah, karena kata dia rekaman cctv pas hari itu gak ada sama sekali. Gue terus bujuk dia buat gimanapun caranya bisa dapetin tu rekaman. Entah hari ke berapa gue lupa-akhirnya dia berhasil. Rekaman cctv itu ternyata ada di data apa gue gak paham. Yang penting-kita dapetin ini. Bukti satu-satunya yang bisa balikin semua yang harusnya jadi milik lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua ✅
RomanceTentang kesempatan kedua seseorang untuk mengembalikan keadaan seperti sedia kala "Mengembalikan hati yang telah retak" "Mengembalikan kehidupan yang telah rusak" Kali Kedua by Naima ⓒ 2017