"Lo tentang aja. Gue gak bakal ninggalin Raya"
Malam telah menghilang. Sinar mentari mulai menampakan diri. Menembus jendela yang terbalut tirai putih. Membuat silau mata cantik Reva yang masih tertidur. Bangun dan turun dari tempat tidurnya. Merentangkan kedua tangannya. Sambil menguap.Saat matanya benar-benar terbuka. Terlihat saudara perempuannya itu masih tertidur pulas membelakangi arah sinar mentari. Sambil memeluk guling.
Reva membangunkannya. Sekali. Dua kali. Tiga kali. Dibangunkannya berkali-kali tetap saja tidak bangun. Sudah asalnya susah bangun. Ditambah sekarang suasana pagi puncak yang dingin jadi tambah bikin makin susah bangun untuk Raya.
Reva menyerah. Diam berpikir. Kemudian tersenyum mendapat ide. Dengan segera ia berlari ke kamar mandi. Mencuci muka. Kemudian mengambil jaket lalu keluar dari kamar. Entahlah rencana apa yang akan dilakukan Reva.
Tak lama kemudian. Sekali lagi Raya dibangunkan. Ditepuk-tepuk pelan pipi gadis itu. Sambil memanggil namanya.
Kali ini sepertinya telinga Raya berproses dengan baik. Dibuka matanya perlahan. Sampai benar-benar terbuka. Ia terkejut-tubuhnya terangkat dengan cepat.
"MONDY!!" Ucapnya dengan wajah melongo. Rambut acak-acakan. Iler dimana-mana. Sungguh-hanya Reva yang biasa melihat seperti ini.
" kok lo yang bangunin gue sih." ketusya.
"Yah lo di bangunin Reva ga bangun-bangun jadinya gue yang disuruh bangunin lo."
Mondy menahan tawa. "Yaudah cuci muka sana. Iler lo dimana-mana tu." Tambah Mondy yang menunjuk dengan dagunya.
Raya sontak menempatkan kedua tangannya di depan wajahnya. Menutup muka. "Rese lu." Lalu turun dari kasur berlari ke kamar mandi.
Mondy tertawa."Buruan ya ray. Udah ditunggu didepan sama anak-anak." Teriaknya.
"Iya bawell." Balas teriak dari Raya yang kini sedang menggosok-gosok wajahnya dengan sabun. Sambil berkaca. Memandang wajahnya. "memalukan banget---awas ya lo Re." geram Raya kesal.
"hahahaha.. " Reva tertawa.
"kenceng banget sih rev ketawanya. Puas banget ya ngerjain kakaknya sendiri." Boy
"Siapa yang ngerjain sih Boy. Justru aku bikin sweet moment di pagi hari. Gimana gak sweet coba dibangunin orang spesial gitu." Reva membela diri.
Saat Reva melihat Mondy--ia terkekeh. Boy tersenyum lebar. Gino... Setelah melihat gino. Reva berhenti tertawa. Dan untungnya tepat sekali Raya tiba. Dia bisa mengalihkan pembicaraan.
"Nah itu Raya. Yuk mulai lari paginya." Reva bergegas lari mencuri start. Disusul Boy. Kemudian Gino. Diteruskan Raya. Dan terakhir Mondy.
Berlari melewati hijaunya kebun teh. Terlihat beberapa embun masih menempel di daunnya. Pemandangan alam yang begitu indah. Membuat acara lari pagi kelima remaja itu begitu sempurna.
Sejuknya pagi itu membuat wajah-wajah mereka segar tanpa mandi. Kini soundtrack yang mengiringi bukan lagu romantis tapi lagu yang ceria.
Jalanan yang tak rata tak menjadi kendala. Namun berhasil membuat kaki Raya tersandung. Raya terjatuh. Lucunya, secara bersamaan Mondy dan Gino menghampiri. Dari sisi kanan Mondy sebaliknya Gino dari sisi kiri.
"Gapapa Ray?" Ucap mereka bersamaan dengan memegang bahu Raya dari sisi masing-masing.
Raya mematung. Kemudian wajah Mondy dan Gino bergerak saling berhadapan. Canggung.
Dengan sigap Raya berdiri. "Enggak. Gapapa kok." Menebasi celana trainingnya yang kotor kemudian melanjutkan berlari. Mondy dan Gino saling menatap sebentar kemudian lanjut berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua ✅
RomanceTentang kesempatan kedua seseorang untuk mengembalikan keadaan seperti sedia kala "Mengembalikan hati yang telah retak" "Mengembalikan kehidupan yang telah rusak" Kali Kedua by Naima ⓒ 2017