14 : Sekilas Masa Lalu (2)

1.1K 89 6
                                    

"Re baru pulang?, bukannya kuliah lo sampai siang ya hari ini." Tanya Raya pada Reva yang hendak masuk kamar. Raya ikut masuk kamar Reva.

"Gue mampir ke makam Angel dulu tadi." Reva membanting tubuhnya di kasur.

"Makamnya Angel? Tum—ben?"

"Sekedar mampir, udah lama juga kan gak kesana."

Raya mengangguk paham. "Yakin Cuma gitu aja? Gamau cerita ni?"

Reva melirik Raya sekilas. Kemudian kembali melihat kakinya yang menempel tembok.

"Gue tadi dicibir lagi sama Neila dan Sela."

"Gara-gara pipi lo ya?"

Reva mengangguk. "Awalnya. Trus ujung-ujungnya ngungkit masa lalu. Bilang gue sama Boy penyebab kematian Angel."

"Yaudah kali Re gausah dipikir. Udah biasa kan mereka kyak gitu."

"Gue juga maunya gitu. Tapi gabisa kalau soal ini, gue reflek selalu kepikiran."

"Hmmm.. gue juga ikut mikir ah." Raya mengikuti posisi Reva yang berbaring dengan kaki lurus keatas menempel tembok.

"Apaan sih gaje deh."

"Sambil nunggu hp gue full gapapa sih gue temenin."

Reva melihat ke arah meja. "Pinjem charger mulu lo. Beli sendiri sana."

"Iya ntar gue beli kalo ga males."

"Dasar pemalas."

Raya menghiraukan kalimat terakhir Reva. Ia memejamkan matanya.

Tak lama kemudian handphone Raya berdering.

"Ray hp lo bunyi tu." Reva menyenggol-nyenggol bahu Raya. Tak ada jawaban.

"Njirr baru berapa menit udah molor aja ni anak." Reva mendengus kesal. Handphone Raya terus berdering membuat Reva risih terpaksa ia turun menghampiri meja. Reva menyerngitkan dahi setelah melihat siapa yang menelfon.

Tak berlama-lama Reva menekan tombol hijau. Diangkatnya.

"Halo.. Raya.?"

Reva masih diam.

"Ray gue di Jakarta ni, Ketemu yuk."

Reva masih tetap diam.

"Kok diem aja sih. Gue gak lama-lama di Jakarta besok pagi balik."

"Raya tidur."

Cowok itu terdiam. Kemudian "Reva?"

Reva berdehem. "Hmm"

"Apa kabar?"

"Baik."

"Yaudah nanti tolong bilangin ke Raya gue habis telfon."

"Mondy udah balik, lo jangan macem-macem."

"Mondy? Hha balik lagi dia ternyata. Tenang gue gak akan macem-macem, gue bener-bener ada kepentingan sama Raya."

"Kepentingan apa la..?"

Raya merebut handphonenya dari tangan Reva. ia bangun.
"Ada apa?" ucap Raya setelah secepat kilat melihat layar handphonenya.

"Ray? Darimana lo, kemana tadi Reva."

"Gapenting. Udah, ada apa?"

"Fiuh.. ntar malem gue tunggu di Taman biasa ada yang mau gue kasihin ke lo."

"Oke jam 7." Balas Raya lantang menyisakan ucapan Oke dari cowok itu.

Reva membulatkan matanya. "Ray lo serius mau ketemu dia?"

Kali Kedua ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang