"Mondy!! Ngeselin banget ih."
Bukan mengaduh kesakitan, Mondy malah tersenyum lebar melihat reaksi cewek yang paling ia sayangi itu. Gemas. Sambil berkata "Surprise" seraya mengulurkan bunga yang ia genggam.
Raya meraih bunga itu dan menghirup aromanya. Harum. Kembali memandang Mondy. "Kamu kok bisa disini sih? Reva ya yang nyuruh?."
"Kamu ni nuduh-nuduh orang sukanya."
"Siapa lagi coba? Pasti Reva bilang ke kamu kalau aku ikut mereka dinner trus dia nyuruh kamu ikut sekalian ya kan. Duh Mondy, aku tu nyuruh kamu istirahat. Kamu pasti capek kan berhari-hari ngurusin kasus, ngurus ini, ngurus itu, nemuin pengacara dan lain-lain. Makanya itu aku ngebiarin kamu buat malam ini istirahat sehabis ke pengacara. Malah kamunya kesini. Kan kzl." Omel Raya panjang lebar.
Mondy semakin melebarkan tawa kecilnya. Seakan makin puas mendengar omelan dari Raya. Cowok itu meraih pergelangan tangan kiri Raya. Digenggamnya lembut. Menatap tajam kedua mata kekasihnya yang terlihat begitu menawan malam ini.
Dibalut dress hitam selutut rambut terurai bergelombang makeup tipis yang membuat cewek manis itu semakin manis. Anggun feminim namun tetap swag dengan sneakers hitam sol tebal berawarna putih. Its so cool girl.
Pandangan mata khas Mondy saat memandang Raya semakin terlihat begitu dalam. Bibirnya mulai terbuka. Berkata. "Iya ray aku emang capek ngurus ini ngurus itu. Tapi capekku bakalan hilang kalau udah lihat kamu sedekat ini."
"Ish gombal." Raya memalingkan pandanganya.
"Gak gombal sayang. Aku serius. Mana mungkin rasa capek berani muncul di depan bidadari paling manis ini."
Raya tersipu malu. Pipinya memerah. "Tau gitu kita dinner berdua aja mon."
Mondy menaikkan alisnya. "Berdua? Yakin berdua?" senyum nakal Mondy terlintas.
"Itu kenapa senyum kamu kyak gitu? Mondy makin nakal ya lama-lama."
"Raya bikin aku nakal sih."
"Ih kok aku. Kamu tu kelamaan di amrik jadi liar pikirannya."
"Tergantung ceweknya sih, menggiurkan apa enggak." Ucap Mondy pelan.
"Apa?"
"Enggak. Gapapa. Kamu ngajaknya berdua sih. Jadi mikir yang enggak enggak kan akunya."
"Ya berdua Mondy maksudnya cuma makan berdua gitu. Kita belum muhrim Mon inget."
"Iya-iya sayang.. jadi pengen cepet-cepet halalin kamu neng."
Raya tertawa geli mendengar kalimat Mondy. Kesambet apa Mondy jadi ngebet begini.
"Ray.. Mon... mau sampai kapan berdiri disana? Gak laper lo pada?" Teriak Reva membuyarkan suasana romantis Raya dan Mondy. Keduanya saling tersenyum. Raya berbalik jalan duluan ke arah Reva dan Boy yang ternyata sudah menggabungkan bantal-bantal duduk serta meja.
"Kok ada 3 meja? ada siapa lagi?" Tanya Raya bingung ketika melihat meja yang digabungkan tak hanya dua melainkan tiga. Hingga total tempat duduk ada enam.
"Sorry guys kita telat. Macet banget tadi." Seru suara cewek yang tak asing lagi di telinga.
"Nah akhirnya datang. Lengkap deh." Sambut Reva ketika sepasang kekasih tak lama jadian itu datang. Gino dan Tania.
Kini mereka sudah duduk saling menghadap pasangan masing-masing.
"Ini gue berasa ulang tahun ya, surprise cuma gue doang yang gatau apa-apa." Raya membuka suara saat selesai memesan menu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua ✅
RomanceTentang kesempatan kedua seseorang untuk mengembalikan keadaan seperti sedia kala "Mengembalikan hati yang telah retak" "Mengembalikan kehidupan yang telah rusak" Kali Kedua by Naima ⓒ 2017