"Mon.."
"Sekali enggak tetep enggak ray!!"
"Mon pliss ini terakhir kalinya aku janji."
Raya menyatukan kedua tangannya memasang wajah memohon sangat agar permintaannya dikabulkan oleh Mondy."Ray!"
Mondy menaikkan suaranya karena kesal dengan Raya yang terus ngotot untuk dituruti."Monn.." Raya memelas.
"Ray kamu istri aku. Apa aku gila ngizinin kamu ikut balap?"
Mondy melemahkan pandangannya, berharap Raya tau isi hatinya--bahwa Mondy benar-benar tidak mau Raya ikut balap--lagi."Aku janji ini yang terakhir." Raya menekankan kata terakhir supaya Mondy percaya--Raya benar serius ini yang terakhir.
Mondy membuang muka bingung harus bicara apalagi. Sudah hampir setengah jam mereka berdua debat saling menguatkan pendapat masing-masing.
"Lagi pula aku udah tanda tangan kontraknya sebulan yang lalu mon. Bakal di denda kalau aku batalin."
"Aku udah bilang. Bakal aku bayar dendanya! Aku gamau kamu kenapa-kenapa!!" Mondy mengeraskan rahangnya dan menatap tajam Raya juga nadanya membentak hingga Raya terlihat shock.
"Uang dari mana Mon sebanyak itu."
"Darimanapun bakal aku cari ray asal kamu gak balap."
"Mondy.."
"Udahlah ray. Capek aku."
"Terserahlah!" Raya melangkah pergi meninggalkan Mondy. Lalu masuk ke kamar dan ia kunci.
Mondy menghembus nafas berat kemudian duduk menyandar di sofa tamu. Menutupi wajahnya dengen kedua telapak tangan sambil mendongak.
Menghembus nafas berat lagi--melepas telapak tangan yang menutupi wajahnya kemudian berwajah lesu. Taak habis pikir dengan Raya yang ngotot ikut balap.
Bukan sepenuhnya salah Raya juga sebenarnya. Seperti yang Raya bilang, dia tanda tangan kontrak itu sebulan lalu jauh sebelum akan menikah dengan Mondy.
Tapi bagaimana lagi, saat pacaran saja Mondy melarang keras Raya untuk balap. Apalagi sekarang sudah menjadi istrinya.
Mondy benar-benar bingung dan pusing."Kenapa lo mon?" Tanya Reva yang baru masuk rumah sepulang kuliah. Melihat Mondy terlihat letih bersandar sofa.
Reva ikut duduk di sofa depan Mondy."Raya maksa mau ikut balap." Jawab Mondy dengan nada sendu.
"Owh.. Yang daftar sebulan lalu itu ya?"
"Lo udah tau?"
"Iya. Gue yang nganterin Raya daftar."
"Lo yang nganterin?"
"Yah.. Mana tau juga kan kalau bakal nikah." Reva mengedikkan bahu.
Mondy menghela nafas berat. "Trus gue mesti gimana? Ngijinin Raya ikut gitu?" "Lo tau kan rev, gue paling benci Raya ikut balap."
"Hmm. Iya gue tau." "tapi menurut gue gak ada salahnya juga sih lo ijinin Raya." "siapa tau Raya mau janji ini yang terakhir kalinya ikut balap."
"Raya emang udah janji ini yang terakhir."
"Nah.. Yaudah sih, gapapa ijinin aja." "Tapi ya.. Balik lagi ke lo-nya sih, kan lo suaminya." "meski ngambek ga di ijinin, tetep Raya bakal nurut lo juga"
"Hmm. Iya Rev, thanks ya atas saran lo."
"Ya santai." Reva berdiri. "Satu lagi, lo juga tau kalau balap itu separuh jiwanya Raya." Tersenyum lalu berjalan menuju arah kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua ✅
RomanceTentang kesempatan kedua seseorang untuk mengembalikan keadaan seperti sedia kala "Mengembalikan hati yang telah retak" "Mengembalikan kehidupan yang telah rusak" Kali Kedua by Naima ⓒ 2017