"Kau siap?" Tanya Ansel, aku pun mengangguk dan mulai meraih tangannya. Ku genggam kuat tangannya karena hanya dengan begitu aku tidak takut jatuh. Tadi Mom menyuruh pelayan agar aku dan Ansel segera turun ke bawah, dan itu artinya aku akan bertemunya lagi. Tidak, sebisa mungkin aku harus tidak melihatnya. Jika aku tidak melakukan itu maka hancur sudah pertahanan ku.
Ansel pun membawa ku keluar kamar kemudian jalan menuruni tangga. "Tersenyumlah, kau seperti medusa jika cemberut seperti itu."
Aku tertawa, mana ada medusa yang berambut pirang seperti ku, medusa adalah penyihir jahat berambut ular. Dan aku tidak semenyeramkan itu. "Nah... Itu lebih baik."
Aku tersenyum. "Terimakasih, Ansy."
"Sama-sama, Kenny. Apapun untukmu." Ucapnya sembari mengecup pelipisku singkat.
Harry P.O.V
Aku mengepalkan jariku, rahang ku mengeras bak batu bata. Tubuhku memanas bagaikan di bakar dengan kobaran api. Sialan! Secepat itu ia bisa membuat Ken kembali tersenyum?! Itu seharusnya aku! Menggenggam jemarinya, mengecupnya, tersenyum padanya, itu seharusnya aku!! Dan akulah yang harus mendapatkan semua perhatiannya! Ini pemandangan yang menyesakkan untuk dilihat, tetapi mata tidak mau mengalihkan pandanganku terhadapnya. Aku merindukannya. Sangat, sangat merindukannya.
"Apa kau mengenalnya?"
Aku menoleh, menatap Gemma dengan kening ku yang menekik tajam. "Kendall. Apa kau mengenalnya?" Ulangnya.
"Mengapa kau bertanya seperti itu?"
"Kau memperhatikannya terus. Dari ia datang dan sekarang. Wajahmu terlalu signifikan ketika menatapnya. Jadi... Ada apa dengan mu dan dia?"
Aku membuang wajahku. "Bukan urusan mu."
"Berarti aku benar, diantara kau dengannya pasti ada apa-apa." Ucapnya sebelum akhirnya Kris yang berada di depan sana meminta perhatian pada tamu undangan. Disampingnya ada Bruce yang berdiri memeluk pinggangnya, sedangkan dibelakang mereka ada Ken. Aku bernafas lega karena Ansel berdiri bersama para tamu undangan.
"Aku ingin mengucapkan terimakasih, karena mau menghadiri acara kami. Sebenarnya aku tidak menyangka jika aku dan Bruce bisa melalui pernikahan kami empat puluh tahun lamanya." Ucapnya penuh haru, Bruce pun segera mengecup puncak kepala Kris. Dan Ken yang melihat cinta orang tuanya membuat wajahnya berseri.
"Dan kami bersyukur karena ditengah-tengah kisah kami, Tuhan memberikan seorang putri cantik yang sangat kami bangga kan." Tambah Bruce sembari meraih tangan Ken, dan aku bisa melihat bahwa Ken menangis bahagia. Dan akupun bahagia melihatnya, akhirnya Ken bisa bersama orang tuanya lagi.
Ken memeluk kedua orang tuanya, ketika selesai, para pelayan membawa kue besar bertingkat lima. Dikue tersebut terdapat tulisan happy anniversary to Kris and Bruce, serta lilin besar yang berdiri di puncaknya. Ketika sudah meniup lilin bersama, Kris dan Bruce segera memotong kuenya dan menyuapkannya kepada Ken. Lalu ia beralih kepada Ansel dan memberi kode kepada lelaki itu agar mendekat. Aku menarik nafasku panjang, aku harus melihat sesuatu yang akan menyiksa hati ku lagi. Cukup menyedihkan karena aku tidak ada di antara kebahagiannya sekarang. Tapi apakah aku pernah membahagiakannya?
Sial! Aku bahkan tidak tahu jika kemarin adalah hari pentingnya. Bayangan Ken pun muncul diotak ku. Ia pasti akan marah padaku karena tidak datang pada acara ulang tahunnya, dan itu membuatku menjadi cemas sekarang. Sialan karena ponsel ku mati sehingga pesan dari Liam tentang pesta Ken baru kubaca tadi pagi.
"Oh, Tuan Styles. Apa anda mencari nona muda?" Tanya salah satu pelayan yang membukakan pintu rumahnya.
"Ya, apa dia ada?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Same Old Love and Mistakes (Hendall)
Fanfiction-Blubr- Kendall - Aku tidak pernah menyangka akan menjadi pengantin seorang Harry, bajingan yang kubenci dengan teramat sangat. Demi Dewa Luficer! Aku tak akan membuat lelaki itu bahagia. Aku akan membalas apa yang sudah digoreskan oleh lelaki...