Mataku membelak kaget melihat Gemma yang berwajah pucat. Tubuhnya basah dan ia bergumam sesuatu yang tidak jelas.
Astaga, ada apa dengan kakakku?
"Maafkan aku. Ini semua salahku." Ken segera turun dari mobil yang sama. Ia menangis keras dan wajahnya memerah padam.
"Ada apa ini?!" Mom tak kalah kagetnya sepertiku, ia segera menuruni anak tangga teras dan mulai menghampiri Gemma yang sedang digotong.
"Aku tak apa mom." Lirih Gemma, bagai bisikkan jika di dengar-dengar.
"Ini salahku, Bibi Anne. Aku yang membuatnya tenggelam. J-jika aku tidak menurutinya untuk tidak berlayar maka ini semua tidak akan terjadi." Ken mencoba menjelaskan di sela isakannya, "aku hampir tenggelam dan Gemma menyelamatkanku. Tapi ia yang akhirnya terseret ombak."
"APA?! KENDALL!"
Ku tolehkan kepala kebelakang dan baru menyadari jika Bruce dan Kris sudah berdiri di ambang pintu. "Kau mencoba berlayar?!"
Kendall menunduk dengan terisak lebih kuat.
Betapapun gejolak aneh yang kurasakan, entah itu merasa marah karena Ken tidak memikirkan keselamatannya atau kasihan karena ia sedih, aku tetap tidak bisa berbuat apa-apa. Pikiranku terpecah karena pertama, aku khawatir pada Gemma dan kedua, Ken telah melakukan kesalahan besar.
Ken mendapatkan teguran keras dari kedua orangtuanya di saat aku sedang menemani Gemma. Katakan aku sinting karena mengharapkan Ansel untuk datang menenangkan Bruce agar Ken tidak dimarahi lagi. Entah kemana perginya pahlawan kesiangan itu, ia belum kembali ketika menyadari jika Ken dan Gemma belum pulang.
"Hey... Kau tidak apa?" Tanyaku ketika melihat Gemma menggeliat, ia tampak mengangguk sambil memijat keningnya. "Dimana Kendall?"
"Dia di bawah."
Gemma menghembuskan napas panjang.
"Apa yang terjadi?"
Ia menggeleng, "entahlah.. Kejadiannya begitu cepat."
Aku terdiam, ia terdiam. Setidaknya kini kakakku terlihat baik-baik saja, jadi kecemasanku hanya untuk Ken sekarang.
Kenapa?
Kenapa Ken tidak pernah berubah? Selalu berhasil membuat dirinya terluka jika tidak ada aku di sampingnya. Ini gila, dia gila, aku juga gila karenanya.
"Gemma?"
Suara lirih itu.
Lantas aku menoleh ke pintu yang sudah terbuka. Ken berdiri dengan tangan yang menutupi bibirnya yang bergetar, tubuhnya masih lembab karena belum ganti baju,- ia pasti kedinginan -, matanya memerah, dan tangisan kecilnya belum berhenti sehingga meremukkan hatiku.
"Oh, Tuhan... Kendall..." Gemma mencoba bangun, lalu aku membantunya.
Gemma memberikanku isyarat untuk pergi. Sialan, aku ingin melihat Ken. Tetapi menyadari Ken yang tidak kunjung masuk karena keberadaanku, membuatku mengalah dan keluar.
"Hey, dia tidak apa." Aku berbisik di sampingnya ketika kami berpas-pasan, ia melirikku sedikit sebelum berjalan maju.
Aku menutup pintu dengan pelan, memberikan cela sedikit agar aku bisa melihat apa yang terjadi. Samar-samar aku mendengar isakkan. Siapa lagi kalau bukan Ken. Dia adalah perempuan melankolis berhati lembut dan rapuh. Hal kecil pasti membuatnya bersedih, dan melihat rasa bersalahnya yang tinggi hingga membuatnya menangis tersedu-sedu, membuatku berpikir...
Apakah ia dulu menangis setelah kami berakhir? Apakah ia begitu sedih seperti ini kendati berbeda masalah?
Karena jika ya, maka aku kembali hancur dalam kenyataan.
Aku melukainya dan ia sendirian saat itu. Tidak ada tempat untuk mencurahkan hatinya sehingga ia lebih memilih mencelakakan hidupnya.
Hatiku memanas, memikirkannya.
Bolehkah aku menjadi dewa yang dengan mudahnya memundurkan waktu?
Agar tidak ada Harry yang brengsek yang melukai Kendall-nya. Tidak ada Kendall yang tersakiti oleh Harry-nya. Yang ada hanya Kendall untuk Harry, berbahagia.
Kini aku yang terdengar melankolis.
Memalukan.
Ken bisa membuat lelaki sepertiku kembali mencair. Tidak dingin dan kaku seperti dulu.
Dan jika Kendall mengetahui karakterku yang sekarang, apakah ia ingin kembali bersamaku? Memanjakanku lagi dengan sejuta cintanya dan membuatku malu-malu sendiri karena dia berhasil membuat hati dan mataku berbinar.
Aku ingin dia, Ya Dewa... Kembalikan dia untukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Same Old Love and Mistakes (Hendall)
Fanfiction-Blubr- Kendall - Aku tidak pernah menyangka akan menjadi pengantin seorang Harry, bajingan yang kubenci dengan teramat sangat. Demi Dewa Luficer! Aku tak akan membuat lelaki itu bahagia. Aku akan membalas apa yang sudah digoreskan oleh lelaki...