Chapter 4

2.4K 269 11
                                    

"Senang bertemu dengan mu." Ucap Kris pada mom, ia lalu memeluk mom erat kemudian bergantian dengan dad.

"Ini sudah sangat lama sekali. Bagaimana kabar mu?" Tanya mom, sesudah melepaskan pelukannya.

"Well, aku baik. Begitu pun dengan Bruce, hanya saja kami memiliki masalah kecil. Itu sebabnya aku baru bisa menghubungi mu kemarin."

"Aku mengerti. Oh ya. Perkenalkan ini anak-anak ku. Gemma dan Harry." Ini dia, matilah kau Harry. Selanjutnya Kris segera melihat Gemma, ia memberikan jabat tangannya lalu mulai beralih padaku. Aku diam tidak mau bersuara, ia akan mengenaliku jika mendengar suaraku.

"Pesta yang meriah, Kris. Hanya saja ini seperti bukan gayamu dalam mengadakan pesta. Kau biasanya mengadakan di halaman belakang seperti pernikahan mu dulu." Sahut dad.

Kris terkekeh singkat mendengarnya. "Aku sebenarnya tidak mau dirayakan, hanya saja putri ku sangat bersemangat tentang ulang tahun pernikahan ku dan Bruce, ia yang mengatur semuanya. Kalian harus melihat wajahnya ketika ia mempersiapkan ini semua, tetapi kemudian salju turun sehingga semua rencananya gagal. Itu sebabnya ia mengatur ulang dengan merayakannya di ruang utama didalam rumah."

"Oh, ya? Anak yang pintar. Coba saja putri kami seperti itu." Goda dad pada Gemma.

"Dad.." Gemma melototi dad dengan penuh perhitungan. Sehingga Kris, mom dan dad tertawa bersama. Sedangkan aku terus memperhatikan rumah ini, tidak ada yang berubah disini, selain dekorasi tambahan yang mewah untuk mempercantik pesta. Dan aku pun tidak berhenti mencari keberadaannya. Dimana Ken?

"Harry? Kau mencari siapa?"

Sontak aku segera melemparkan pandanganku ke mom. "A-aku, mencari...-" Aku segera menatap Kris yang ternyata memandangiku, keningnya mengerut seolah ada sesuatu yang di fikirannya.

"Apa kau...--" Pertanyaan Kris terpotong ketika ada yang memeluknya dari belakang.

"Hai, mom."

Aku melebarkan mataku. Apa-apaan ini?! Brengsek!

"Oh, Ansel. Mana Kendall?" Tanya Kris setelahnya. Tunggu, tunggu. Apa baru saja Ansel memanggil Kris dengan sebutan mom? Ada apa ini sebenarnya? Apakah Ansel sudah di terima menjadi keluarga? Sebenarnya sejauh apa hubungan Ansel dengan Ken?

"Aku tidak tahu kau memiliki seorang putra." Sahut mom.

"Oh, ya. Ini Ansel. Dia bukan putra kandung ku, dia lebih dari itu." Ucap Kris sembari tersenyum bangga pada Ansel. Sedangkan Ansel segera mengulurkan tangannya pada dad, mom, Gemma kemudian dia berhenti padaku.

"Hei, Harry." Sapanya. Brengsek! Aku tahu dia sedang mengejek ku.

"Kalian saling kenal?"

"Ya, kami satu universitas." Jawabnya, dan aku terus diam sampai akhirnya Bruce datang menanyakan keberadaan Ken.

"Dia masih berada di mobil, aku memberinya sedikit sentuhan ketika ia disalon tadi, sehingga ia tidak mau keluar mobil." Ucap Ansel sembari menyengir tidak berdosa. Apa yang ia lakukan pada Ken? Sial, jika aku bisa menghajarnya maka aku akan menghabisinya sekarang.

"Kau membuatnya kesal lagi?"

"Sedikit." Jawabnya polos. Sedangkan Bruce dan Kris hanya menggelengkan kepala mereka mendengarnya. Tidakkah mereka harusnya marah?

"Ansy!!"

Itu suara Ken, aku dan yang lain pun segera menoleh ke pintu utama dan melihat Ken dengan tampilan barunya. Cantik, sungguh cantik. Rambut Ken yang sebelumnya bewarna brunette berubah menjadi pirang jagung keemasan. Ia bahkan terlihat panas dengan muka geramnya. Dan semua orang menatapnya dengan tatapan terkagum.

 Dan semua orang menatapnya dengan  tatapan terkagum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Oh, astaga. Itu putriku?" Kris menatap Ken yang mendekat kearah kami, lebih tepatnya kearah si brengsek ini.

"Berterima kasihlah nanti, lebih baik kau membantu ku sekarang." Ucap Ansel ketika melihat api pada mata Ken.

"Mom! Jauh-jauh darinya." Seru Ken, dan ia belum menyadari keberadaan ku, Ken hanya melewati ku lalu berdiri disamping Kris, atau mungkin dia tidak peduli jika ada aku.

"Oh, sayang. Kau cantik dengan rambut baru mu." Puji Bruce, dan aku setuju dengannya. Walaupun Ken memiliki kecantikan yang berbeda jika rambutnya bewarna brunette.

"See? Kau cantik dengan rambut baru mu, Kenny..." Goda Ansel sebelum ia berlari karena Ken mengejarnya. Ck, lengkap sudah. Ken tidak akan bisa bersama ku lagi, lagi pula apa itu Ansy? Kenny? Itukah panggilan sayang mereka? Brengsek! Perasaan tidak nyaman ini muncul lagi di setiap aku melihat mereka berdua.

"Putri mu sungguh cantik, Kris." Puji mom, ya tentu saja Ken cantik.

"Terimakasih, Gemma pun juga." Ucap Kris sembari tersenyum pada Gemma. Yang dipuji pun segera tersenyum malu. Dan aku memutar bola mataku melihatnya.

Kendall P.O.V

"Oh, ayolah! Kau bisa mewarnainya lagi nanti."

"Tidak semudah itu bodoh! Aku harus menunggu lima jam jika mewarnainya lagi." Ucap ku cemberut. Aku pun memandang lagi pantulan ku di cermin. Ku pegang rambutku yang telah berubah warna ini. Sialan karena Ansel yang telah mengerjaiku, ia datang ke salon tempat ku berkunjung dan berkata untuk merubah warna rambutku. Oh ya Tuhan, kini aku layaknya jalang berambut pirang.

"Ken, apakah kau melihatnya tadi?" Tanya Ansel. Aku pun memejamkan mataku, tentu aku melihatnya. Aku terus berdoa agar kami tidak pernah bertemu lagi, dan ternyata doa ku belum di kabulkan. Tentu saja karena aku pun masih kuliah di tempat yang sama dengannya.

"Kau tahu jika sebe---"

"Tidak, Ansel. Jangan bicarakan dia lagi."

"Ken, kau bahkan--"

"Cukup, Ansel.. Ini tidak penting oke?"

"Tentu ini penting! Setidaknya kembalilah seperti Kendall yang dulu." Serunya, ia melangkah mendekati ku.

"Tidak! Dia telah menghancurkan hatiku! He broke my heart so perfectly! Dan aku tidak mau merasakan sakitnya lagi! Jika aku kembali menjadi gadis bodoh seperti dulu lagi, maka akan ada lelaki bajingan yang lain memanfaatkan ku!" Bentak ku, aku menatap Ansel tajam. Dan tak lama air mataku terjatuh, oh tidak. Tidak lagi.

"Shsst.. Oke, oke. Maafkan aku." Ansel memeluk ku erat dan penuh kasih sayang, sehingga aku pun membalas pelukannya dan menenggelamkan wajahku pada dadanya.

"Ini sungguh sakit, Ans. Mengapa terasa sangat sakit sekali?" Tanya ku dalam isakan yang mendalam. Bahkan kufikir ini akan menghilang, aku sudah melalui ini delapan bulan lamanya dan rasa sakit ini tidak berkurang sedikit pun.

"Ada aku, oke? Aku akan membantu mu melewati ini."

Ya, itu juga yang diucapkan Harry dulu, tapi ia berbohong. Ia hanya mempermainkan ku, menjadikan ku boneka manisnya.

Same Old Love and Mistakes (Hendall)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang