Chapter 61

2K 161 120
                                    

permisi semuaaaaaaa


hei, BACA NOTE INI DULU YAA, PENTING!


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



BEBERAPA HARI YANG LALU PEMBACA SOLAM DARI LOMBOK NGE TWEET AKU UNTUK NGESHARE, DIA SEORANG DIRECTIONER JUGA SEPERTI KITA. AYO BAGI KALIAN YANG PUNYA REJEKI LEBIH, BISA MEMBANTU TEMAN-TEMAN KITA YANG ADA DI SANA. PUN, KALO ENGGA KALIAN BISA SHARE INI AGAR SEMUA ORANG YANG KENAL AMA KITA BISA BANTU. 


dann. . . mohon maaf atas keterlambatan updt. toh acu pernah bilang bakal updt setelah tetek bengek akademikku selesai. dan kemaren pembahasan nilai dengan dosen menandakan bahwa aku resmi meninggalkan semster 4 wkwk jadi laptopku udah balik lagi ke pelukan.


jadi. . . HAPPY READING BUAT KALIAN YANG MENUNGGU. 




*****


Ahh...

Sial, aku bisa mendengar eranganku. Kecupan-kecupan basah yang kukira mimpi terasa begitu nyata sampai ubun-ubunku.

"Ken. . ." kubuka mata dengan pelan-pelan, memastikan jika aku tidak salah lihat.

Dia, istriku di sana. Di atasku. Sedang tersenyum dengan muka merahnya. "Selamat pagi."

"Apa yang kau lakukan?"

"Membangunkanmu."

Masalahnya bukan aku saja yang bangun.

"Aku bangun." Aku berusaha duduk, namun tertahan ketika Ken mendorongku lagi agar terlentang. Matanya berkabut akan gairah.

"Hormonku tidak stabil."

"Kau ingin muntah?" Sialan, aku tahu ia ingin apa. Dia membuatku terangsang. Ken menggeleng. Dibelainya punggung telanjangku dengan kukunya. Dan bokongnya yang di atas perutku menggesek dengan pelan ke bawah sampai ke titik sensitif. Aku dan dia mengerang kecil. "Sayang,"

"Aku butuh kau di dalamku. Sekarang."

"As you wish, Love. Let me."

Ken seolah tidak mendengarku. Dia membuka gaun tidurnya sehingga gundukan bulat sempurna dengan puting merah jambu yang mengeras tersuguhkan di depanku. Tanganku seolah memiliki nyawa sendiri ketika secara naluri meremas salah satu payudara ranum itu. Mengelus puncak payudaranya dengan sensual.

"Oh, Harry. . ."

Yeah, sebut namaku sayang.

Ken menyelipkan tangannya di ujung celanaku. Menariknya kebawah untuk mebebaskan penisku yang kini dibelainya.

Same Old Love and Mistakes (Hendall)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang