Ih bodo amat anjir gua ngakak banget ngeliat lu lu pada ngomen pas masukin Taylor Swift di chptr sebelumnya ;'v sama semua lagi nyinggung krna dia mantannya harry. EHH harry di sini orang biasa, bukan artis terkenal, ga punya mantan selain kendall ama gua. Udah itu doang cewe di hatinya. Btw, HAPPY READING!! Ingat! Pembaca Bijak meninggalkan Jejaknya.
Tanganku terus meraba sisi ranjang yang lain untuk menemukan seseorang yang harusnya masih tertidur di sampingku.
Tetapi dia tidak ada, sisi itu kosong walaupun terasa hangat seperti belum lama ditinggali.
Jadi aku segera membuka mata dan tidak menemukan Ken sepanjang penglihatanku. Aku mendapati jika matahari semi-semi terbit, menandakan ini baru jam enam pagi. Sudah beberapa minggu ini Ken tidak melakukan aktivitas paginya seperti jogging ataupun yoga, dia akhir-akhir ini akan terbangun setelah aku berangkat ke kantor. Seharusnya dia masih tidur saat jam sekarang.
Belum selesai aku berspekulasi, pintu kamar mandi terbuka, memunculkan Ken dengan muka pucatnya, dia sedang melap mulutnya yang basah sebelum menutup kembali pintu kamar mandi.
"Ken?"
Dia melirikku sekilas, aku tahu seharusnya dia memerah karena melihat bagian bawah tubuhku, khususnya bagian intiku saja yang tertutup selimut, tetapi saking pucatnya Ken, dia tidak terlihat jika sedang malu-malu.
Karena tidak mendapat jawaban, aku segera turun dari ranjang dan berjalan terlebih dahulu ke closet untuk mengambil celana pendekku.
Setelah itu aku menghampiri Ken yang bersiap untuk tidur kembali.
"Kau baik-baik saja?" Tanyaku yang sudah berdiri di dekatnya.
"Kepalaku pusing."
"Kau sakit?"
Dia menggeleng.
Aku hanya khawatir karena percintaan kami tadi malam membuatnya sakit, tetapi dia bilang dia tidak. Tetapi aku mulai berlutut di sampingnya, menyajarkan tubuhku dengan tubuhnya yang sudah merebah di ranjang.
"Kau yakin tidak sakit? Kau pucat, Ken." Aku membawa tanganku ke keningnya, "tidak panas." Kataku ketika merasakan suhu normal pada kulitnya.
"Aku baik, Harry, aku mau tidur." Dia berbalik, membuat tanganku terlepas begitu saja dari keningnya.
"Oke, aku akan mandi kalau begitu. Tidurlah, aku akan membangunkanmu untuk bersiap sarapan."
Ken tidak menjawab apa-apa, sudah biasa juga. Justru aneh jika perhatian kecilku ditanggapi serius olehnya, walaupun aku berharap ada kemungkinan hal itu akan terjadi nanti.
Selanjutnya aku segera bergegas mandi air hangat, membuat kaca kamar mandi menjadi beruap. Cukup lama aku menyirami kepala dengan pancuran air, aku terlalu banyak melamun memikirkan hubunganku dengan Ken.
Tadi malam aku banyak sekali mengucapkan kata cinta untuknya, dari di pesta, perjalanan pulang, bahkan ketika sampai. Sebanyak aku mengatakannya, sebanyak itu pula Ken menggores hatiku dengan membuang wajahnya dan tidak menjawab apa-apa.
Banyak-banyak aku tanamkan pikiran jika dia perlu waktu. Tapi sampai kapan? Kapan titik dingin hatinya mencair dan mulai memberikanku hatinya lagi yang tidak membeku? Mengapa seberat ini mencintai seseorang yang paling ku cintai tetapi tidak mendapatkan cinta baliknya? Apakah ini yang dirasakan Ken dulu di saat setiap hari dia bilang dia mencintaiku tetapi tidak ada niatanku untuk membalasnya. Tetapi pada akhirnya aku luluh dan melihat dia sebagai orang yang menetap di hatiku. Orang nomer satuku. Itu sebabnya akan kubuat Ken sepertiku dulu yang pada akhirnya sadar jika kami ditakdirkan bersatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Same Old Love and Mistakes (Hendall)
Fanfiction-Blubr- Kendall - Aku tidak pernah menyangka akan menjadi pengantin seorang Harry, bajingan yang kubenci dengan teramat sangat. Demi Dewa Luficer! Aku tak akan membuat lelaki itu bahagia. Aku akan membalas apa yang sudah digoreskan oleh lelaki...