Chapter 52

2.1K 171 187
                                    

HEYHOO! SAHA NU CEPET UPDT??
ABDIIIIIII CEUNAH WKKW

(MULMED👆👆 seandainya di Solam Ansel dan Harry akur 😍😍 UNCH bngt dah) 

HAPPY READING!!!  💕💕💕





Ken, ketika menangis karena terluka, ada satu titik dalam diriku mengatakan 'melindungi diri, atau membunuh diri'.

Maka jangan menangis, karena aku hancur melihatnya.

****

Sewaktu kecil bagi seorang anak laki-laki adalah ibunya yang menjadi prioritas utama. Katanya, cinta pertama seorang putra adalah ibunya. Akan ada persaingan antra ayah dan putranya untuk membuat senang sang ibu. Tapi tidak bagiku. Ibuku mempunyai pelindungnya sendiri, menjadikannya prioritas utama sejajar dengan anak-anaknya. Ya, pelindungnya adalah ayahku.

Jadi satu-satunya yang bisa aku lindungi adalah kakak perempuanku. Karena saat kecil dia belum punya suami, pacar, teman dekat. Bahkan, dia termaksud orang yang pendiam dulu. Dia tidak banyak berbicara kepada teman-teman sekolah jika tidak ada aku. Aku adalah perantaranya untuk berteman.

Dari sanalah aku selalu melindunginya. Jika dia menangis karena kesepian maka aku akan mengiburnya. Aku bahkan rela jika ia menjadikan kukuku penuh warna karena dia mewarnainya dengan pewarna kuku Mom. Setelah dia tertidur maka aku akan meminta Mom menghapusnya. Bukan karena aku tidak menyukainya melainkan agar besoknya Gemma bisa mengcat kukuku lagi. Agar dia tidak kesepian dan aku sudah memiliki alasan untuk bermain bersamanya.

Aku melindunginya dari kesendirian pada intinya.

Seiring berjalannya waktu kedekatan itu memudar. Dia sudah memiliki teman baru yang lebih bisa menghiburnya. Mengajaknya berbelanja dan kabur keluar negri hingga Dad harus menyusul secepat kilat sebelum terlambat.

Saat di rumah baginya aku ada dan tiada. Waktunya selalu tersita bersama dengan ponsel-ponselnya atau teman-temannya.

Semua karena perhatiannya teralihkan.

Maka aku berpikir apa yang harus aku lakukan agar perhatiannya kembali padaku? Walau hanya sejenak. Walau hanya untuk sekelebat tatapan dan senyum pagi sebelum sarapan.

"HARRY!!! APA YANG KAU LAKUKAN?!"

Seharusnya aku takut jika dia sudah berteriak seperti itu. Tapi aku justru menunggunya menghampiriku.

"Mengapa kau melakukan ini padaku?!" Gemma datang dengan melempar gaun barunya yang sudah kugunting.

Saat itu aku hanya tertawa lalu berlari. Membuatnya menjadi mengejarku. Jadinya kita bermain.

Entah apa yang membuatnya tiba-tiba berhenti setelah beberapa kenakalan yang aku lakukan lagi. Bahkan dia sudah tidak merobek poster yang aku buat setiap hari dengan fotonya lalu bertuliskan 'AWAS GEMMA GALAK! DIA DILARANG MASUK APAPUN TUJUANNYA!' dan menempelkannya di gerbang rumah kami.

Dia bahkan tidak terlihat ketika sarapan, makan siang, makan malam, atau waktu-waktu yang biasa orang tua kami lakukan di ruang keluarga di depan perapian dengan meminum coklat panas.

"Kemana Gemma?" Tanyaku yang membuat Mom tersenyum.

Hanya tersenyum. Tapi tidak ada jawaban.

Butuh beberapa hari jawaban itu aku ketahui karena Genny mengatakan jika Gemma berada di kastil kakek dan nenek kami. Dia pindah.

Itu adalah pukulan telak dan pemberitahuan yang menyakitkan jika dia tidak membutuhkanku lagi. . .

Sudah tidak ada Gemma yang menangis karena kesepian.

Same Old Love and Mistakes (Hendall)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang