Chapter 66

1.9K 165 138
                                    


Ada bumil ngidam rujak, tapi krna aku ga berkontribusi dalam melakukan apapun sehingga terjadinya pembuahan. Aku akan duduk manis sambil ngakak makan mangga tetangga depan. Tpi si bumil minta updt T_T jadinya pas baca langsung keselek. Ada ada coba. Ngidam tuh tiket konser di privat kamar Harry WKWKWK

Selamat calon mamaaaaa myharryst  Ihhh aku seneng bngt deh dengernya. Ga ada updt ga ada ujan *khukk nyindir* tau-taunya kawin. Ga ada updt ga ada petir *nyindir lagi* tau-taunya ngisi. Sumpah tokcer bangt nanemnya Alhamdulillah!! UNCHHHHH WKWKKW (plis jangan geplok aku)



Happy Reading! Dari orang yang ngiri pengen punya suami tapi lupa sarjana ajah belom dapet :(


"Aku tak ingin kau di sini."

Dia hancur mendengarnya. Seperti terkoyak sesaat mendengar pengakuanku padanya. Tetapi, semua orang tahu dia tidak akan pergi. Tidak sebelum membawaku kembali, tetapi aku tidak mau. Aku tidak bisa.

"Aku juga tidak ingin di sini, tidak dengan keadaan atas ketidak jelasanmu." Suaranya serak. Aku mendapat kekecewaan ketika ia menatapku. Tubuhku meluruh dan aku pecah begitu saja.

Kuusap bawah mataku. "Just go away."

"Seolah aku mau saja melakukannya."

"Tinggalkan aku."

"Sampai matipun tidak akan."

"Aku membencimu."

"Aku lebih membencimu ketika kau tega lakukan ini padaku!" Napasnya tersengal. "Tapi lihat di mana aku berada, berdiri lemah di depanmu dan masih mengharapkanmu. Masih mencintaimu sama besarnya. Demi Tuhan, Sayang, apa yang terjadi pada kita? Apa yang terjadi padamu?" Suaranya melirih.

Aku menggelengkan kepala tanpa mau melihatnya. Aku tidak sanggup. Aku tidak mampu.

"Aku butuh kejelasan di sini! Alasan yang besar yang mampu membuatmu bertindak gila!"

"Aku tidak gila!" Teriakku.

"Kau cukup gila di mataku, Ken. Beraninya kaukirimkan aku surat terkutuk itu. Kau bawa cinta dan hidupku! Kau mengandung anakku! Lalu tanpa sebab kau tinggalkan aku? Orang waras mana yang melakukan itu?!"

Aku menangis. Lebih keras dari sebelumnya. Lebih sakit ketika mengetahui dia melukai dirinya. Lebih terluka sesaat melihatnya tersiksa untuk menemuiku.

"Pergi, Harry. . . pergi saja, tolong."

"Kenapa kau tinggalkan aku?"

"Karena aku membencimu!"

Kepalanya menggeleng. "Bohong. Kau mencintaiku sama gilanya sepertiku. Kenapa kau meninggalkanku?"

"Kau menghancurkanku. Pergi!"

"Begitupun denganmu, Sayang. Kita saling menghancurkan satu sama lain, tapi, tetap aku mencintaimu lebih dari diriku sendiri. Jadi, kutanya sekali lagi; mengapa kau meninggalkanku?"

Cukup. Berheni. Jangan mengatakan itu. Jangan mengatakan bahwa dia mencintaiku. Aku terlalu baik untuknya. Aku tidak layak untuk dicintai sebesar itu.

Suara Harry bergetar, "tidak mungkin bukan kau meninggalkanku karena kau tidak mencintaiku lagi. Itu tidak mungkin. Tidak pernah mungkin!"

Aku menunduk. Bahuku bergetar kuat. Kepalaku menggeleng lemah. Berpikir, mungkin aku bisa mengatakan itu. Tetapi, orang buta akan tahu seperapa besar kebohonganku. Jadi, Harry akan tahu semua kebenarannya.

Same Old Love and Mistakes (Hendall)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang