Elizabeth ningrum jatmiko
18 tahun.. Gadis biasa dari kota kecil tak pernah menyadari kecantikan yang ia miliki, polos sederhana dan apa adanya. Sangat berisik tak mudah menyerah ceria dan kadang sedikit menyebalkan.
Bagaimana bila ia harus di jod...
Lizy menatap pria tampan yang duduk di depannya itu dengan tajam. Pria itu bernama Elang, pria yang diiperkenalkan orang tuanya sebagai calon suaminya. Astaga tidak adakah kado yang lebih buruk dari ini untuk kelulusannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lizy mandapat nilai terbaik dan malah disambut dengan hal yang membuatnya marah. Bahkan ia belum mengganti baju putih abu abunya, seragam yang menemaninya selama tiga tahun ini yang sekarang penuh dengan coretan tanda tangan teman-temannya.
Gadis delapan belas tahun itu tak pernah menyangka keinginannya untuk melanjutkan kuliah di Denpasar akan berakhir seperti ini. Berdampak buruk baginya perjodohan yang menurutnya konyol dari orang tuanya.
Ayahnya menjodohkannya dengan anak dari Pak Miswan, sahabat ayahnya. Lizy tahu siapa itu Pak Miswan, pria ramah yang selalu datang dengan membawa emping blinjo kesukaan Pak Jatmiko, ayah Lizy. Laki laki gagah berumur lebih tua dari ayahnya pengusaha sukses asal Banyuwangi. Pak Miswan lah yang selama ini membantu memasarkan usaha ayam sayur milik ayah Lizy hingga sebesar sekarang memiliki banyak cabang di sebagian kota di Jawa Timur termasuk kota tempat tinggal mereka, Blitar.
Lizy menyukai om Miswan yang ramah, lelaki berumur itu selalu menyempatkan menanyai tentang sekolahnya bila mereka bertemu tapi bukan berarti Lizy mau di jodohkan dengan putranya yang sialan tampan itu.
Lizy pov
"Lizy nggak mau di jodohin Ayah nggak liat aku masih kecil!."
Ini sudah kesekian kali kalimat penolakanku tapi ayah tak bergeming.
Selama ini aku telah menuruti semua mau ayah. Bahkan demi membuat ayah bangga aku sama sekali tak pernah pacaran di usia yang ke delapan belas ini.
Saat teman-temanku pergi untuk bersenang-senang aku menghabiskan waktu membantu bunda. Ayah sangat kasar bila menyangkut jam mainku dia akan berbicara kasar hanya karena aku pulang jam 5 sore padahal dijam segitu teman-temanku baru berangkat keluar.
Selama ini aku menurut, bunda selalu menghiburku mengatakan betapa ayah menyayangiku. Tapi kali ini tidak, ini masadepanku dan aku harus berjuang untuk itu.
Pandanganku beralih pada bunda yang duduk di sampingku. "Emang Bunda mau punya anak kawin muda karena paksaan lagi,"kataku tajam.
Aku memang tak berani memandang langsung ke arah ayah yang selalu membentakku tapi kepada bunda aku akan berusaha sekuat tenaga. Cukup dengan kekonyolan bunda dalam pemberian nama untukku.
Dengarkan baik-baik, namaku adalah Elizabeth Ningrum Jatmiko nama apa itu? Sejak kapan Elizabeth bisa di gabung dengan Ningrum. Kata bunda itu gara-gara bunda terobsesi dengan salah satu film kartun tinkerbell. Di salah satu film serial itu ada seorang anak bernama Elizabeth yang imut dan baik hati tapi lihat aku, aku ini memang imut tapi aku tak cukup baik hati untuk bisa menerima perjodohan yang menurutku sama sekali nggak masuk akal.