Jaran goyang season 2

437 28 3
                                    

#Visualnya anaknya om sule ya buat Revan soalnya emang sengaja mau wajahnya beda dan g mirip dari Lizy... wajah jail dan isengnya cocok buat si Revan.
#Juga aku nggak mau nglangkahi bayangan Revan yang terinspirasi dari sosok adik ku ngeselin... pelit... perhitungan... makan dan vespa no 1 tapi aku sayangi setengah mati.... hihi happy reading ya
 

Normal pov
 
     Seorang pria jangkung memasuki rumah Lizy. Badan tinggi besarnya yang mengenakan seragam SMP kekecilan, banyak yang mengira ia adalah anak sulung keluarga Jatmiko padahal kenyataan nya ia adalah anak ke dua, adik Lizy, Revandita Ariya Jatmiko berumur enam belas tahun dengan model tubuh pria berusia awal dua puluhan.

   Dengan tergesa Revan memasuki rumah setelah melihat motor vespa berwarna hijau metallic di parkir di halamannya.

"Bunda....diluar vespa siapa, "Anis begitu terkejut saat mendengar teriakan dari pintu depan. Ia mengecilkan kompor yang ia gunakan untuk menggoreng tempe menoleh kebelakang menemukan anak bungsunya masih memakai seragam menghampirinya di dapur.

   "Kebiasaan kamu ya kalau masuk tu ucap salam dulu main teriak teriak aja."

    "Assalamualaikum Bunda, Revan pulang,"Revan nyengir,"yang parkir di depan itu vespa nya siapa Bun?,"Revan mengulang kata-katanya.

    "Vespa? Oh itu pegawainya Nak Elang tadi kesini mungkin motor mereka."

"Elang?,"Revan mengerutkan dahinya perasaan penghuni rumahnya tak ada yang bernama Elang.

   "Elang siapa Bun?" Revan menaruh tasnya di kursi meja makan.

"Calonnya mbakyu mu."

"Yang di jodohin?."
 

     Anis mengangguk ia tau anak perempuan anehnya itu pasti menghubungi adiknya untuk minta bantuan. Lizy terlalu mudah ditebak. Seorang Revan tidak akan merubah apapun. Ia dan suaminya sudah memutuskan ini jauh-jauh hari dan ini bukan main-main.

      Semoga saja Lizy mau menerima perjodohan ini. Kata-kata Elang membuka matanya dan suaminya. Pria itu serius dengan putri mereka. Elang sempat menghubungi suaminya secara pribadi di telpon dan saat seorang Jatmiko mengatakan setuju, Anis yakin ini terbaik untuk putrinya.

    "Sekarang orangnya di mana Bunda?"tanya Revan membuat Anis menghentikan lamunannya dan kembali menyalakan kompornya.

    "Di kebun belakang tadi pegawainya datang mereka mau,,,,"

Revan tak mendengarkan kata-kata terakhir bundanya ia segera berjalan menuju kebun belakang.

     Terlihat dua orang pria dan satu wanita duduk melingkar di kursi yang memang di tata bundanya untuk mereka sekedar makan singkong rebus di sore hari. Satu set meja dan kursi yang langsung bisa kita lihat saat memasuki pintu penghubung antara rumah bagian depan dan belakang. Dan di antara kanan kirinya adalah kamarnya dan kamar kakaknya.

      Satu diantara kedua pria itu tampak tampan dan berkelas ia sekarang bediri dann Revan bisa jelas melihat pria itu tinggi dan berbadan bagus. Ia bahkan takkan tau kalau pria tinggi itulah tunangan kakaknya kalau bukan karena mendengar pria dan wanita yang duduk itu memanggilnya dengan nama "Elang"

         Hmmm lalu mana yang di bilang kakaknya om-om tua yang ia lihat pria bernama Elang itu sempurna secara fisik. Ahh, apa jangan-jangan rabun kakaknya kumat lagi dulu pas awal masuk SMA kakaknya kan pernah menjalani terapi mata karena minus. Pasti iya, ia saja yang laki l-laki merasa kagum dengan ketampanan pria ini semua gadis pasti juga berteriak histeris bila tau akan di jodohkan dengan pria setampan Elang, apa karena tidak pernah pacaran kakaknya jadi tidak bisa membedakan mana pria tampan dan pria jelek.

"Cepat Saji" Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang