Epilog

410 16 0
                                    

Terakhir ya.... Mau bikin extra part tapi belum kepikiran sama sekali dikepala, jadi mungkin setelah ini kalian bakal nemuin tanda "lengkap" dicerita ini. Tapi jangan hapus dari library dulu ya... Biar ada notif kalau otaknya Nara lagi bener dan bikin extra part..... Matur suwun.... Untuk yang ngasih vote bahkan mau susah-susah ngasih comment. Cerita ini bener-bener absurt dan juga banyak kesalahan. Typo nya mungkin juga bikin sakit mata... Happy reading ya gaessss... Ketemu sama cuap-cuap Nara di story lainnya... Mampir ya....

                   *      ******      *

"Kamu basah by, "Lizy merapikan rambut Elang yang basah kuyup, jas pria itu juga basah. Mereka sedang ada di depan kampus Lizy.

    Saat pergi menjemput Lizy, tiba-tiba ban mobil Elang pecah. Hari sudah mulai gelap karena Lizy menunggu Elang agar dapat menjemputnya. Ia berdiam di kantin hingga pria yang telah menikah tiga bulan dengannya itu selesai rapat.

   Karena tak ingin Lizy menunggu lagi Elang nekat menerjang hujan deras yang memang turun dari sore.

"Besok kan harus kenikahan Nilam kalau kamu sakit gimana? "

"cup" tanpa menjawab ocehan Lizy Elang mengecup bibir Lizy sekilas. "Aku nggak mau kamu nunggu lagi bey, tadi udah nunggu sampai sore gini gara-gara aku. Eh eh kok nangis bey, "Elang kaget saat istrinya itu malah menangis.

"Kamu jadi basah gini, nanti pasti demam, "Lizy menangis bukan hanya karena melihat Elang yang basah kuyup entah kenapa ia jadi sensitif sekarang. Elang selalu bersikap manis yang membuatnya terharu, seperti sekarang ini. Atau satu bulan yang lalu, saat pria itu tiba-tiba memberikan sebuah bangunan dua lantai untuk Lizy jadikan sebuah restaurant. Seperti yang selalu di cita-cita kan gadis itu.

"Aku kan baik-baik aja bey? Mau pesen taxy online? "

    Lizy mengangguk. Perlakuan Elang semakin hari membuat cinta Lizy pada pria itu semakin besar. Hubungannya tidak setiap hari mulus, kadang bertengkar. Kadang berdebat.

     Berbedaan keduanya bukannya harus disatukan dalam pernikahan. Tapi kedua kepribadian yang berbeda itu harus dapat disejajarkan. Berdampingan sehingga tidak menimbulkan masalah. Bukanlah hal mudah, Lizy dan Elang berasal dari keluarga dengan cara didik yang berbeda, tapi setiap mereka mulai berdebat, kembali rasa cinta dan takut kehilangan itu muncul. Bagaimana Lizy tak bersyukur mendapatkan pria yang mengesampingkan egonya untuk bersama dengannya yang terkadang masih sangat labil

* ***** *

      Pernikahan Elang dan Lizy sudah berjalan lima bulan tapi baik Elang maupun Lizy terkadang masih tak percaya bahwa ia terbangun dengan saling memeluk satu sama lain. Bukannya berlebihan, Elang mengharapkan Lizy sepuluh tahun lamanya. Dan ia juga sempat putus asa. Sekarang saat menyebut Lizy sebagai istrinya adalah sebuah kebanggaan untuknya.

     Setiap pagi, sejak Lizy ada dihidupnya, pria itu dibangunkan dengan bau harum masakan istrinya itu. Tapi pagi ini ia tak menemukan Lizy disampingnya saat ia bangun. Saat ia keluar menuju dapur apartementnya juga semua masih bersih.

"Bey, "ia kembali masuk kamar untuk mengambil ponselnya. Tapi suara dering ponsel Lizy berada di dapur. Apa gadis itu berbelanja dan meninggalkan ponselnya dirumah. Elang akhirnya memutuskan untuk menyeduh kopi dan membuatkan susu untuk progam kehamilan Lizy.

    Ya benar, Lizy telah memutuskan untuk program hamil, ia mempertimbangkan usia Elang bila harus menunggu ia lulus kuliah untuk mendapat momongan.

     Bagaimana Elang tak semakin cinta, ia bahkan menangis terharu saat Lizy rela cuti kuliah bila nanti ia hamil. Pria yang dulunya tak berperasaan dan dingin itu, Elang tak berhenti bersyukur Tuhan memberikan Lizy untuknya. Wanita yang bisa begitu mengalah, dan mengerti apa yang dibutuhkan Elang tanpa harus Elang bicara.

"Cepat Saji" Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang