23.Bandot ganteng pemarah

277 17 0
                                    

Mungkin beberapa part lagi end ya.... Konflik mereka tinggal sedikit lagi. Kalau masalah asem asemnya hubungan mereka biar dialami mereka sendiri. Ngadepin pria ganteng yang nyebelin dan abg alay aku bosen juga. Ini story pasti happy ending nggak ada tebak tebak buah manggis lagi. Updatenya juga cepet ya soalnya takut ide dikepala nguap dan malah hilang banyak typo dan kekurangan sana sini... Vote n comment ya...

Kebahagiaan Elang yang baru saja ia rasakan hilang sudah saat mengetahui Lizy datang ke kantornya dengan naik motor. Entah kenapa dengan siapapun itu Elang selalu tak suka Lizy naik motor selain dengannya. Ini kali pertama Lizy datang ke kantor kontraktor yang baru ia mulai.

"Naik motor kan? "Elang mengulang pertanyaanya, ia berjalan menuju sofa tempat Lizy menyiapkan makan siangnya.

"Lizy kan nggak punya mobil by, sini makan, "Lizy berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Kan bisa naik taxy, kenapa sih kamu nggak pernah mau dengerin aku, "kata Elang.

"Udah deh by, aku kesini kan nganterin makan siang buat kamu. Lagian liat aku nggak apa-apa kan?, "kata Lizy ia mengangsurkan kotak makannya untuk Elang.

"Iya sekarang kalau tar kamu kenapa-napa gimana? Bali tu nggak sama kaya Blitar bey... "

"naik motor disini bahaya orangnya grusa-grusu karena buru waktu kamu bisa aja ditabrak karena nggak hati-hati, " Lizy melanjutkan dalam hati kata-kata Elang. Ia bahkan sampai hafal apa yang akan dikatakan tunangannya itu saat ia mengomel tentang Lizy yang menaiki motor.

Elang memang lebih hangat dan romantis tapi bonus dari perubahan baiknya itu adalah sikap otoriternya yang tambah parah. Bila dulu Lizy yang sering kekanak-kanakkan dan rewel, sekarang Lizy tahu bagaimana rasanya saat Elang bahkan menjadikan masalah kecil mereka sebagai bahan pertengkaran. Selain masalah motor, masalah perbedaan usia mereka adalah topik yang paling dihindari Lizy, Elang sangat sensitif saat seseorang menanyai perbedaan usianya dengan Lizy.

Lizy menghembuskan nafas lelah saat melihat Elang makan dengan kasar hingga pria itu tersedak dan batuk-batuk.

"Makannya pelan-pelan by, "Lizy mengansurkan air mineral pada Elang.

"Masih peduli bukannya kamu nggak mau dengerin kata-kata aku lagi".

"Aku dengerin by, janji nggak naik motor lagi, okey sekarang makan ya, "kata Lizy.

"Sebelumnya bilangnya juga gitu tapi tetep aja di ulangi, "kata Elang.

"Ya udah deh aku pulang aja, kalau disini kamu marah-marah aja, "kata Lizy yang hendak berdiri tapi Elang segera menariknya untuk kembali duduk.

"Okey aku makan, tapi tungguin, "kata Elang. Lizy akhirnya tersenyum dan kembali duduk disisi Elang. Tapi baru beberapa suap Elang sibuk dengan ponselnya yang terus berbunyi. Lizy tahu beberapa hari ini Elang lembur agar mereka bisa pulang ke Blitar tiga hari lagi, seperti rencana Elang pernikahan mereka dimajukan dan Elang harus mengambil cuti hampir satu bulan.

"Buka mulut kamu, "kata Lizy akhirnya ia mengambil kotak makan Elang dan memilih menyuapi pria itu. Elang tersenyum lalu menurut. "Maaf ya, aku bener-bener harus kerja rodi kalau mau pulang lusa ini, "kata Elang.

"Kalau emang kecape'an istirahat aja dulu, jangan keburu-buru! "

Elang mengerutkan keningnya dan memandang Lizy "Jangan bilang kamu mau batalin rencana pernikahan kita? "

Lizy memilih diam, tu kan salah lagi, ia hanya mengkhawatirkan kesehatan Elang apa hubungannya coba dengan batalin pernikahan. Pokoknya menghadapi Elang akhir-akhir ini harus ekstra sabar.

"Cepat Saji" Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang