Hari mulai larut saat Nilam memasuki sebuah kedai kopi yang tak jauh dari tempat kosnya. Ia mengedarkan pandangan untuk mencari sosok yang menghubunginya dari telepon cafe itu sambil menangis."Zy...., "ketemu, sahabatnya itu duduk di paling ujung dekat dengan jendela, diluar memang gerimis. Lizy menoleh dan tersenyum.
"Lama banget sih, "kata Lizy mata gadis itu bengkak terlihat sekali habis nangis.
"Gue nyari alasan dulu ke kak Nanta lo bilang dia nggak boleh tahu lo dimana? "kata Nilam.
"Dia nggak tahu kan? "
"Nggak, lo kenapa? kabur dari rumah?, "kata Nilam.
"Gue balik entar... Enak aja gue main kabur aja tar dia pikir gue anak ABG labil menye-menye yang ninggalin rumah kalau disakitin, "suara Lizy mengebu-ngebu terlihat sekali dia sedang kesal.
"Lo mau minggat?, "Nilam khawatir kadang apa yang dikatakan Lizy berbanding terbalik dengan yang ada di fikirannya.
"Enak aja gue minggat, keenakan dia dong kalau gue minggat, "kata Lizy.
"Trus ngapain lo malem-malem disini sendirian? Tar kak Elang nggak ngamuk?."
"Bodo amat sekarang gue nggak akan peduliin dia, dia juga udah nggak peduli ke gue."
"Trus lo ngapain disini."
"Ya minum kopi lah ni, lo kira gue mau ikut paduan suara di kedai kopi gini, "Lizy kesal karena Nilam trus mengulang pertanyaannya.
"Kali aja, gue kira lo lagi akting mewek, tu wajah lo merah banget, mata bengkak gitu, "kata Nilam.
Lizy cemberut "Ni minum, gue udah pesenin, kopi enak banget bikin pikiran gue seger, "Lizy mengangsurkan cangkir di depan Nilam, ia telah memesankan kopi yang sama dengannya.
"Ini paitt Zy, "Nilam bergidik setelah meminum sedikit kopi yang diberikan Lizy "lo mau ngajak gue minum kopi sianida, ni pait banget sumpah,"Nilam segera meminta air putih pada pelayan.
"Minum aja habisin, ini lebih manis dari pada paitnya idup gue. Biar lo bisa ngrasain jadi gue, punya tunangan yang bisanya cuma nyakitin doang, "kata Lizy.
Nilam menatap Lizy yang terus menatap keluar seperti sedang memikirkan sesuatu "Lo kenapa? Berantem lagi sama kak Elang?."
Lizy menghela nafas berat,"Lagi?tahu banget ya kalau gue emang aering banget berantem sama tu burung abu-abu nyebelin."
"Bukan gitu maksut gue,,,"
"Ngomong ke orang tua gue percuma, gue mungkin bakal ngomong ke orang tua tu om-om galak kalau kita nggak bisa nerusin pertunangan ini."
"Udah jangan diminum, ngeri gue lihatnya, "Nilam menahan tangan Lizy yang hendak mengambil cangkir kopinya. Sahabatnya itu bisa nggak bisa tidur karena kopi pait setau Nilam Lizy sama sekali nggak minum kopi.
"Kak Elang nggak selingkuh kan?,"tanya Nilam.
"Tu idola lo, lo kan yang selalu bangga-banggain tu cowok, "kata Lizy air matanya sudah kembali jatuh
"Jangan muter-muter deh Zy, lo kenapa? "tanya Nilam.
"Tadi gue baru dari kantornya kak Elang dan ada Regina disana, "Kata Lizy.
"Trus masalahnya? Tu bule kan emang nempel mulu ke tunangan Lo,"kata Nilam.
"Semua pegawai pada ngomongin mereka, Gee yang dewasa dan gue yang kaya anak-anak. Kak Elang biarin gosip menyebar berarti dia nggak hargain gue dong sebagai tunangannya, "kata Lizy.

KAMU SEDANG MEMBACA
"Cepat Saji" Relationship
RomanceElizabeth ningrum jatmiko 18 tahun.. Gadis biasa dari kota kecil tak pernah menyadari kecantikan yang ia miliki, polos sederhana dan apa adanya. Sangat berisik tak mudah menyerah ceria dan kadang sedikit menyebalkan. Bagaimana bila ia harus di jod...