26,Merah Putih(end)

418 14 1
                                    

Mulmed diatas cuma perumpamaan ya.... Si babang elang nyanyiin ini sholawat di pernikahannya so sweet ya... Ya lah... Kan di cerita.... Hehehe

  

     Lizy tak berhenti tersenyum saat ia sudah mulai memasuki kota kelahirannya. Mobil yang membawa mereka melaju dengan kecepatan sedang. Benar, ia pulang ke Blitar setelah terbang dari Bali ke Surabaya sekitar 1 jam. Pengalaman pertama naik pesawat yang ternyata tak semenakutkan yang Lizy bayangkan.

"Seneng banget kayaknya, nggak sabar mau nikah sama aku, " Elang yang duduk disampingnya itu mencoba menggoda Lizy.

"Udah deh by, apalin dulu ijab kabulnya satu minggu lagi. Kan malu kalau harus ngulang masa CEO lulusan luar negeri ngulang ijab kabul, "Lizy tertawa, balik menggoda Elang karena tau diam-diam Elang mencatat kalimat ijab kabul disebuah kertas dan dimasukkan ke dompetnya.

"Kangen bunda banget deh By, "kata Lizy.

"Bentar lagi kan ketemu bey, "kata Elang.

         Melihat depan rumahnya membuat Lizy tak sabar, sementar Elang masih mengobrol dengan sopir mereka menyuruh para legawainya menyiapkan mobil yang akan menjemput Nanta dan Nilam tiga hari lagi. Sementara keluarga dan kerabat dekatnya datang pada hari H dari Banyuwangi.

      Rumah Lizy ramai, memang sudah menjadi kebiasaan didesanya bila ada yang akan memiliki hajatan besar para tetangga akan membantu membersihkan sekitaran rumah secara gotong royong. Ia juga sudah melihat anyaman bleketepe yang di pasang  di pintu masuk rumahnya. Mungkin adat yang sedikit berbeda dengan tempat lain. Bleketepe, dipasang bebarengan dengan selametan pelepasan undangan dan genduri untuk mendoakan para leluhur.

       Bleketepe sendiri merupakan anyaman dari daun kelapa yang dijadikan sebagai penanda bahwa si tuan rumah hendak mempunyai hajat besar juga sebagai simbol agar tidak ada orang yang datang untuk melamar sebab anak gadis dari si tuan rumah sudah akan menikah.

"Assalamualaikum, "Lizy berteriak heboh diikuti Elang yang menyalami beberapa tetangga Lizy.

"Calon pengantinnya udah pulang, "teriak Revan membuat bundanya tergopoh-gopoh keluar dari dalam rumah.

Lizy segera memeluk dan menciumi ibunya itu "Bunda.... Lizy kangen, "kata Lizy.

"Ih kamu putihan ya... Nggak salah ayah kamu milihin Elang jadi calon mantu, "

   Lizy mendumel, bagaimana nggak putih orang tiap hari suruh ngadem terus dalam rumah. Kalau dipikir-pikir Elang itu lebih parah dari ayahnya tapi nggak tau kenapa Lizy malah suka.

"Assalamualaikum bunda, "kata Elang yang menyusul dari belakng menaruh koper mereka dan menyalamu bunda Lizy.

"Walaikumsalam Aduh mantu ganteng bunda, capek ya?ayo masuk, "Lizy mendengus saat ibunya itu malah menggandeng Elang untuk masuk dan meninggalkannya.

"Cie... Calon pengantin, "Lizy menenggok saat mendengar suara Revan, adiknya itu nyengir tepat dibelakangnya. Lizy berhambur nemeluknya.

"Udah jadi nyonya bos, bakalan banyak duit. Aku minta yang mahal-mahal boleh ni, "Kata Revan yang dijawab anggukan kepala oleh Lizy. Boleh juga ni, selama ini kan Lizy nggak pernah minta apa-apa ke Elang, kalau gunain adik matrenya ini buat plorotin Elang boleh kali ya, biar tu om-om nggak kebanyakan tingkah.

"Mbak masuk dulu ya, mau istirahat" Lizy masuk rumahnya tanpa menunggu jawaban Revan.

      Elang ternyata sangat akrab dengan ayah Lizy. Mereka asik ngobrol di kursi taman yang ada didepan kamar Lizy. Gimana nggak akrab, orang ayahnya itu menghubungi Elang lebih dari tiga kati setiap harinya.

"Cepat Saji" Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang