17.Cembokur

268 22 0
                                    

     Tak berani bertanya apa-apa Elang mengikuti Lizy dari belakang. Sebelum membuka pintu Lizy menoleh kearah Elang dan menatapnya tajam. Membuat Elang terperanjat kaget.

"Kenapa wajahnya takut gitu, "kata Lizy.

"Hmm, "Elang kebingungan.

"Kakak pikir aku nenek lampir? udah bagus ya aku nggak bejek-bejek tu muka bule lenje, "kata Lizy.

"Siapa yang kayak mak lampir? Kamu? Secantik ini? Ya ampun bey... Kamu mau marahin Gee?  Boleh... Aku bantuin malah, kamu mau naruh obat pelangsing biar dia sakit perut lagi ok, aku bantuin! "Elang merangkul Lizy dan membawanya masuk kedalam.

"Bener? "

      Elang sempat terkejut jangan-jangan Lizy mau anarkis beneran, tapi segera ia tersenyum "Benerlah, "kata Elang.

"Kakak mau makan apa? Tadi kan belum makan,"kata Lizy.

Elang tersenyum lebar "Mau kamu masakin?"tanya Elang.

Lizy mengangguk.

"Terserah kamu, jangan cemburu lagi ya! "

"Ih PD om-om galak gini, siapa juga yang cemburuin, "kata Lizy lalu menuju dapur dan mulai memasak.

                   #   ######   #

"Lizy tunangan aku, jadi aku harap kamu hargain dia, " Lizy baru saja pulang dari tempat Nilam saat ia mendengar Elang berteriak, ia masuk dan melihat Gee dan Elang saling berhadapan. Terlihat Gee sudah hampir menangis. Seperti biasa Elang berwajah dingin, pria itu hanya luluh dengan Lizy. Jangankan Gee, sahabatnya Maya saja masih suka kesel dengan sikap acuh Elang.

"Kenapa kamu tega sama aku Lang, "kata Gee.

"Lo siapa? Gue dari awal udah bilang gue nggak tertarik sama lo. Kita bahkan bukan temen, gue udah bilang jaga jarak, gue bakal nikah jadi gue nggak suka lo ngomongin Lizy lagi, "kata Elang.

    Tiba-tiba Gee mencium bibir Elang, ia memegang lengan Elang kuat. Elang cukup terkejut, ia tak ada pertahanan diri, karena itu ia tak sempat menghindar.

"Hmmm, "Terdengar deheman Lizy, membuat Elang terperanjat dan mendorong Gee hingga nyaris terjatuh.

"Lo pulang sana, "ia menarik Gee untuk keluar melewati Lizy yang berulang kali menghembuskan nafasnya. Kakinya lemas sekali sungguh, ia benar-benar sadar kalau sekarang ia sudah jatuh cinta pada tunangannya itu. Hatinya terluka, biarpun ia tahu Elang menolak gadis itu dan ciuman mereka sepihak tetap saja ia terluka.

        Elang bolak-balik sebelum memasuki dapur, terdengar Lizy sedang ada di dapur. Ia bingung bagaimana kalau gadis itu mengamuk. Atau kalau ia pergi dan meninggalkannya. Pikiran-pikiran buruk terus menghantuinya.

"Udah pulang dia? "pertanyaan pertama Lizy saat Elang duduk di meja bar menghadap kearah Lizy yang sedang membuat udang goreng tepung.

"Kamu pulang dari kapan? "

"Dari waktu denger kamu teriak-teriak."

      Elang segera bangun dan menghampiri Lizy lalu memeluknya dari belakang. "Maaf ya bey, aku bener-bener nggak tahu Gee tiba-tiba aja nyium aku, "kata Elang.

"Aku denger kok."

"Kamu nggak marah? "

"Ya marah lah, "kata Lizy ia menahan Elang yang hendak mencium lehernya.

"Mandi sana, gosok tu bibir sikat gigi yang bersih, baru boleh nyium-nyium lagi, "kata Lizy.

"Siap, "Elang dengan segera menuju kamar untuk membersihkan bekas ciuman Gee dibibirnya.

"Cepat Saji" Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang