Bab 1 : Give Me Some Permission

140K 5.6K 28
                                    

[Buat kalian yang mau tau tentang seputar cerita Kinara's Diary atau sequel atau ceritaku yang lain-lain, kalian bisa follow aku di instagram @wildahdnt.wattpad. Disana aku bakalan update seputar cerita-ceritaku dan juga bakal ada cast di semua novelku yang akan update. Penasaran gak, tuh???? ❤]

●●●

Seorang gadis berumur 14 tahun, berlari kecil menghampiri sang Kakak yang sibuk dengan psp terbarunya. Gadis itu tengah berlari sambil melantunkan nada-nada indah yang tercipta begitu saja. Yang jelas, hanya dia yang tau tentang lagu itu.

"Kakak!" panggil gadis itu kemudian duduk di sebelah Kakaknya— menyandarkan kepala kecilnya ke pundak sang Kakak.

Sang Kakak menoleh dan tersenyum. Diletakkannya psp itu di atas meja lalu mengusap-usap puncak kepala Adiknya dengan sayang.

"Kenapa?" tanyanya dengan nada lembut.

"Hari ini, kan, Ica pulang cepat. Nah, pulangnya mau ke rumah temen. Boleh, kan?" tanya gadis yang dipanggil dengan sebutan Ica.

Ica, atau nama singkatan dari Allisya.

Kakak tampak sedang menimang-nimang permintaan Adik semata wayangnya. Kalau tidak dituruti, cowok itu yakin kalau Ica pasti tidak akan mau berbicara kepadanya. Meskipun terkadang jika dia tak mengizinkan, Ica masih bisa meminta izin ke kedua Kakak laki-lakinya yang lain.

"Ke rumah siapa dulu nih?" tanya sang Kakak terdengar posesif.

Untuk urusan meminta izin, Ica selalu diintrogasi oleh ketiga Kakaknya. Katakanlah jika itu terlalu berlebihan. Terlebih lagi karena Ica merupakan Adik semata wayang dari ketiga Kakaknya, jadi wajar saja jika mereka takut terjadi hal yang tidak diinginkan. Apalagi di rumah sebesar itu, hanya dihuni oleh Ica dan ketiga Kakaknya. Sedangkan orang tua mereka sekarang terpaksa pindah ke Belanda. Dan keempatnya, tak ada yang memilih untuk ikut bersama orang tua mereka karena mereka ingin menyelesaikan study-nya di Negara sendiri.

"Ke rumahnya Helmi, Kak, Kakak tau dia, kan?"

Sang Kakak terlihat berpikir. "Helmi? Itu, kan, cowok! Gak, ah!" katanya sambil menggelengkan kepala. "Kamu gak boleh pergi ke rumah temen cowok kamu!" lanjut laki-laki itu dengan nada sedikit keras yang langsung dihadiahi tatapan sinis dari Adiknya.

"Ish! Dia, kan baik, Kak. Lagipula dia itu, kan, sering banget ke rumah kita. Kakak pasti tau lah dia gimana, masa Kakak gak kasih aku izin, sih? Disana juga ada temen-temen cewek Ica, kok, Kak!" kata gadis itu membela diri.

Cowok itu memang sudah mengenali semua teman-teman Adiknya. Dari yang menetap di satu kota sampai yang berbeda Negara. Bukannya dia tak mengizinkan, hanya saja dia merasa takut jika Ica diberi izin terus menerus untuk berkumpul bersama teman-temannya, yang ada gadis itu akan semakin merasa bebas. Dia tidak ingin Adiknya merasa seperti itu, dia hanya ingin Adiknya diam di rumah—membaca buku pelajarannya.

"Ah, Kakak gak asik, ih! Lagian bentaran doang, kok,"

Ica mendengus kesal saat melihat ekspresi Kakaknya yang menatapnya datar. Kakaknya yang satu ini, memang paling susah kalau memberikan izin kepadanya. Kalau dia sudah berkata tidak, ya sudah jelas tidak jawabannya.

Melihat perubahan raut wajah sang Adik, cowok itu tersenyum geli. Rasanya ingin sekali mencubit kedua pipi Adiknya gemas.

"Kasih ajalah, Tha, lo kaya gak tau Ica gimana, aja."

Suara itu, muncul dari arah tangga rumahnya. Keduanya menoleh ke belakang. Dengan senyuman lebarnya serta teriakannya yang begitu histeris, Ica berlari menghampiri sang pemilik suara itu.

Yang dipanggil dengan sebutan 'Tha' atau Artha pun mendengus. Kalau sudah diperintah oleh Alex—Kakak  pertamanya, bisa apa dia?

"Yaudah terserah, deh, tapi Kakak yang antar kamu ke rumah Helmi." sahut Artha memilih mengalah.

Ica mengangguk kegirangan. "Iya-iya, Kak, gapapa, kok. Yeay!! Makasih, ya, Kak Alex sama Kak Artha!"

Ica mencium satu persatu pipi keduanya. Artha sama Alex tersenyum sambil menatap kepergian Adiknya dengan tatapan geli. Alex segera menghampiri Artha yang telah bersiap-siap untuk bermain psp-nya kembali.

"Kita tanding yuk?"

●●●

Edited by June 19th, 2017

Ada perubahan sedikit dalam cerita karena aku ngerasa gak nyaman sama penulisannya. Maaf kalau masih ada yg hancur bcs i'm not proffessional writers. See you & don't forget to vomments!

Kinara's Diary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang