[Mulmed : Kinara Diandra Raizanty]
●●●
Artha, menyelonong masuk di antara barisan para siswa-siswi yang tengah melaksanakan hari pertama MOS-nya di lapangan tengah. Mengingat cuaca belum terlalu panas, panitia sengaja memulaikan acara MOS ini pada pukul 08.00.
Saat Artha masuk diantara barisan para siswa-siswi baru, seluruh panitia yang ada di lapangan itu tersenyum kagum. Ternyata Artha masih ingat dengan tugasnya. Mereka mengira sejak awal Artha benar-benar tak perduli dengan kegiatan di awal semester baru ini, tapi ternyata perkiraan mereka salah. Padahal Dian yang sudah sejak lama menjadi manusia paling heboh hanya untuk menyuruh Artha melaksanakan tugasnya sebagai ketua OSIS, akhirnya bernafas dengan lega setelah melihat Artha mulai mengerjakan tugasnya.
Tidak, sebenarnya tujuan Artha bukanlah untuk melaksanakan tugasnya sebagai ketua OSIS. Melainkan ada hal lain yang membuatnya jadi rajin mengerjakan tugasnya. Artha mencari perempuan yang diceritakan oleh Arga tadi. Hari ini, dia harus bertemu dengan perempuan yang sampai sekarang belum nampak batang hidungnya itu. Sudah berkali-kali Artha menatap satu persatu siswi baru di hadapannya namun usahanya tak kunjung membuahkan hasil. Apa Arga hanya tengah bercanda dengan omongannya? Tapi tidak mungkin. Arga typical laki laki yang jarang sekali berbohong meski dia juga.. playboy. Psstt, apa nyambungnya sih?
Perhatian Artha buyar seketika ketika melihat seorang siswa perempuan dengan name tag dan topi warna warni yang sudah tidak terpakai dengan rapih, berlari tergesa-gesa memasuki barisan anak-anak baru. Namun ternyata ulahnya berhasil memancing emosi salah satu anggota OSIS lainnya. Detik itu juga, sebuah senyuman terukir di bibir Artha.
Good! Itu dia, cewek yang udah lama gue tunggu.
"Heh elo! Iya lo, cewek yang baru datang terus asal masuk ke barisan!" teriak salah satu anggota OSIS tersebut, menunjuk gadis itu dengan tatapan sinisnya.
Artha bisa melihat gadis itu menatap ke sumber suara dengan wajah pucat. Mungkin ketakutan?
"Enak banget ya lo main asal masuk barisan. Emang lo pikir sekolah ini punya Nenek Moyang lo?!"
Artha melirik anggota OSIS itu sekilas. Ternyata, itu suaranya Teresia. Si gadis yang gila akan kehormatan. Tidak ada yang berani melawan Teresia karena takut jika nasibnya akan sama dengan orang yang sedang di bully-nya. Dari jarak sekitar 2 meter, Artha menatap kedua gadis di depannya dengan berbeda pandangan.
"Kenapa lo bisa terlambat?!" bentak Teresia membuat gadis itu terperangah kaget.
Dengan keberanian penuh, gadis itu mengeluarkan suaranya, "Tadi saya gak dapat angkutan umum untuk ke sekolah Kak, yaudah terpaksa saya jalan kaki kesininya." jawab gadis itu kelewat jujur.
Artha mendecih saat mendengar alasan gadis itu datang terlambat. Baginya, gadis itu pasti sedang mencari-cari alasan agar dia tak dihukum. Padahal banyak sekali alat transportasi lain yang bisa mengantarkannya ke sekolah.
Dasar cewek doyan nyari sensasi!
"Yakin lo? Padahal lo harus tau, gak cuma satu atau dua transportasi yang bisa sampai ke sekolah ini. Ini Jakarta, transportasi pasti banyak. Sayangmya kalau lo mau ngebohong sekarang, waktu dan siapa orang yang lagi lo hadapin itu salah besar." tandas Teresia.
Pandangan Teresia semakin menajam. Dilihatnya pakaian gadis itu yang terlihat kumuh karena seragam sekolah gadis itu sedikit kotor akibat terkena lumpur jalanan. Ew, emangnya dia baru saja dari sawah?
Dengan santai, Artha berjalan menghampiri Teresia dan berdiri di sebelahnya. Teresia sedikit merasa terkejut saat menyadari Artha berdiri di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara's Diary ✔
Teen FictionBerkat beasiswa yang diterimanya, Kinara akhirnya berhasil masuk di salah satu SMA swasta yang menjadi sekolah favoritnya sejak dulu. Awalnya Kinara mengira masa-masa SMA-nya akan berjalan dengan lancar sesuai dengan impiannya. Namun sejak dia berte...