3 Oktober 2016.
Semenjak hari dimana permintaan Artha kepada pak Firman untuk meminta agar Kinara tidak diikut sertakan dalam olimpiade tingkat pelajar SMA se-Indonesia, baik Artha maupun Kinara tidak ada yang saling menyapa ataupun bertemu pandang saat keduanya mendadak bertemu. Meski keduanya sama sama menginginkan saling sapa, namun keduanya lebih diidahkan pada keegoisan masing masing. Tentu saja semua ini berawal dari Artha ketika bertemu Kinara. Laki laki itu berpura pura tidak melihat atau bahkan mencari celah arah untuk tidak melewati Kinara.
Hal itu membuat Kinara sejujurnya merasa sedih. Ingat kan, mereka baru saja berbaikan dan tiba tiba sebuah konflik datang hingga membuat keduanya mendadak berubah menjadi dingin. Namun Kinara sadar kalau dirinya sudah benar benar membenci Artha. Olimpiade itu begitu berarti bagi Kinara yang sedang mencari ilmu sambil mengais rezeki. Namun semuanya digagalkan karena Artha.
Saat di kantin pun, keduanya bersifat acuh tak acuh. Padahal meja mereka berdua berdekatan. Ralisha dan ketiga sahabat Artha yang menyadari hal itu cuma bisa mengelus dada. Tidak tau harus berbuat apa mungkin semua yang dilakukan mereka berdua ada baiknya.
"Lo udah bayar administrasi buat ikut field trip gak?". Gilang menepuk pundak Artha lalu duduk disampingnya.
"Ngapain gue mesti bayar. Acaranya kan bokap yang ngadain".
"Eh iya juga sih. Lo berdua?".tanya Gilang beralih pada Fandy dan Dian yang sibuk dengan permainan masing masing di ponsel keduanya.
"Gue sih udah".jawab Fandy santai.
"Gue hari ini baru mau bayar".ucap Dian kemudian namun pandangannya terfokus pada layar ponselnya.
Artha mengedarkan pandangannya setelah mendengar jawaban Dian. Hingga matanya berhenti tepat pada meja yang tak jauh dari mejanya. Mungkin hanya dibatasi 3 meja dari arah depannya. Dan disana terdapat 2 orang perempuan yang sedang mengisi kekosongan perut mereka. Ralisha dan Kinara.
Sejujurnya, Artha rindu dengan senyuman apalagi kesabaran gadis itu saat menghadapinya. Namun dia harus sadar dan tetap pada pendiriannya kalau dia harus benar benar menjauhi gadis itu. Karena sama saja. Baginya mendekat pada gadis itu akan membuat dia terjatuh dan menangis.
"Kalau lo pengen nyamperin dia, samperin aja".bisik Gilang yang menyadari teman sebelahnya sedang melihat seseorang.
Artha mendecih. "Gue gak ada urusan lagi sama dia". Setelahnya, cowok itu berlalu dari ketiga temannya dan mengidahkan bisikan Gilang. Dirasanya tak penting.
Kepergian Artha, tentu membuat Kinara yang berada tak jauh dari mejanya tadi menoleh. Sebenarnya, jauh dari perkataannya semalam bahwa gadis itu tidak benar benar marah padanya. Dia hanya kecewa karena Artha kembali melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya. Tapi Kinara sedikit bingung, untuk apa Artha melakukannya? Dan atas dasar apa?
"Woi ngelamun aja!".
Kinara sadar dari lamunannya saat sebuah tepukan mendarat di pundak kirinya. Ralisha, gadis itu baru saja selesai menghabiskan makanan kesukaannya.
"Udah selesai kan? Kita balik ke kelas aja yuk".ajak Kinara.
"Eh tapi.. sebelum ke kelas, kita ke ruang administrasi dulu yuk kin".
"Hah? Ngapain?".
Ralisha memutar kedua bola matanya. "Gue mau bayar administrasi buat acara field trip nanti. Lo lupa apa sama acara itu?".
Seketika, Kinara dibuat sedih. Sejujurnya, dia sangat ingin mengikuti acara itu karena Kinara belum pernah sekalipun mengikuti acara seperti itu. Apalagi berkumpul bersama teman. Meski temannya hanyalah Ralisha, setidaknya dia pernah merasakan apa itu kebersamaan berkumpul bersama teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara's Diary ✔
Ficção AdolescenteBerkat beasiswa yang diterimanya, Kinara akhirnya berhasil masuk di salah satu SMA swasta yang menjadi sekolah favoritnya sejak dulu. Awalnya Kinara mengira masa-masa SMA-nya akan berjalan dengan lancar sesuai dengan impiannya. Namun sejak dia berte...