Bab 19 : Kesedihan yang Terpendam

52.3K 2.7K 74
                                    

17 September 2016

Song : Rapuh - Agnes Monica (putar lagunya dan dengarkan sambil baca. Dijamin mewek wkwk #gadeng. Dengarkan lagunya sampai part habis meskipun berulang2 juga)

Seperti biasa, sehabis pulang sekolah Kinara akan bekerja di tempat biasa dia bekerja. Kunankar Mart namanya. Seperti biasa pula, Kinara ditugaskan untuk mengepel seluruh lantai supermarket yang berada di lantai 1. Bedanya, setiap pekerja dibagi bagi tugasnya. Ada yang mengepel lantai 1 supermarket seperti Kinara, ada yang ditugaskan mengepel lantai 2 supermarket. Bahkan, ada yang ditugaskan mencuci atap supermarket khusus laki laki.

Lebih dari setengah jam waktu Kinara dihabiskan untuk membersihkan supermarket itu. Setelahnya, dia pamit pulang dan segera pergi dari supermarket tersebut untuk mencari kendaraan umum yang mengantarkannya menuju pulang.

Tanpa Kinara sadari, sedaritadi seseorang sedang menguntitnya sejak jam pulang sekolah tiba. Berpura pura menjadi pembeli disaat Kinara sedang melakukan pekerjaannya. Saat Kinara keluar dari dalam supermarket itu, seseorang terus menguntitnya. Hingga saat angkot berhenti tepat di depannya dan Kinara segera menaiki angkutan umum tersebut.

"Halo?".tanya orang yang sedari tadi mengikuti Kinara seraya menelepon.

"...".

"Ternyata Kinara masih aja kerja di supermarket deket rumah lo".

"...".

"Selagi ada gue, gue yang bakal nanggung biaya hidup dia".

Seseorang itu mematikan ponselnya dan meletakkannya di atas dashboard mobil. Kemudian, orang itu melajukan mobilnya membelah lautan kota Jakarta.

●●●

Artha duduk termenung di kelasnya sambil memikirkan sesuatu yang tidak diketahui oleh Dian, Fandy dan Gilang yang sadar akan sikap Artha belakangan ini mendadak berubah. Seperti menjadi laki laki ramah dan lembut pada saat di sekolah. Padahal mereka bertiga tau kalau Artha selalu menunjukkan sikapnya itu jika sedang berada di rumah.

"Tha".panggilan pertama Fandy tidak membuat Artha sepenuhnya menoleh.

"Woi Tha!".panggilan kedua berasal dari Dian. Karena tak sabar, laki laki itu ikut menepuk lengannya tetapi hasilnya nihil. Artha masih termenung di kursinya.

"Anjir! Kenapa temen gue mendadak berubah gini sih?!".tanya Dian risih saat Artha tak kunjung menoleh.

Entah apa yang dipikirkan Artha sampai laki laki itu tak sadar bahwa sedari tadi ketiga sahabatnya terus memanggil.

"Gue kibulin juga nih orang". Kali ini giliran Gilang yang membuka mulutnya lalu laki laki itu bangkit dari kursinya.

Gilang berjalan ke depan kelas membuat seluruh pasang mata di kelas itu menatapnya heran. Dengan tampang santai, Gilang berhasil membuat seluruh muridnya menahan sakit di perut.

"WOI ARTHA! NYOKAP BOKAP LO DATANG KE SEKOLAH! MEREKA TAU KALAU LO HABIS NYANYI BARENG KINARA DI RUANG MUSIK DAN LO GAK SADAR KALAU SUARA LO KEDENGERAN DI SPEAKER KELAS".

Cara memanggil Gilang membuat Artha benar benar menoleh karena terkejut. Mendengar nama kedua orang tuanya disebut, Artha bertanya tanya sendiri.

"Lah ngapain juga nyokap bokap gue harus datang ke sekolah?".gumamnya sendiri.

Kali ini, tampang Artha benar benar membuat seluruh teman teman kelasnya tertawa terbahak bahak bahkan ada yang sampai sakit di perutnya. Bagaimana tidak, tampang Artha sudah seperti seorang anak kecil yang polos. Dan menurut mereka, tampang Artha sangat menggelikkan.

Kinara's Diary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang