Bab 26 : Baikan 1

44.8K 2.4K 25
                                    

Hai hai! Sekarang kalian bisa menghubungi Artha lewat line dan askfm. Username askfm @arthawinanta

Line Id : arthawinanta


Tapi jgn sakit hati ya kalau Artha balasnya lama terus ketus dan singkat. Buruan guys di chat dianya.

Dan kalian juga bisa ask Kinara dari askfm. Usernamenya @kinaradiandra

●●●

Acara camping atau sebut saja field trip ke Bandung tinggal beberapa hari lagi. Sebagian murid yang berhak mengikuti acara itu tak sabar dan rasanya ingin mempercepat waktu. Andai aja waktu bisa diobrak abrik, kita bisa menentukan waktu yang kita inginkan tanpa harus menunggu. Begitu pula yang ada dipikiran Fandy, Gilang dan Dian. Mereka juga tak sabar tentang field trip tersebut sampai hampir setiap hari mereka selalu membahas acara itu.

"Kok gue ngerasa acara field trip masih lama ya?". Fandy bertanya sambil memposisikan duduknya menjadi ke belakang kursi.

"Itu karena lo yang gak sabaran".

"Tha! Lo bilang kek ke bokap lo acara itu dipercepatin aja". Fandy berteriak kepada Artha yang duduk di depannya tanpa mau ikut menimbrung obrolan ketiga sahabatnya. Berharap laki laki itu mendengar teriakannya yang lumayan kencang.

"Iya tha! Lo bilang kek ke bokap lo, kita udah gak sabaran nih".tambah Naufal--murid satu kelas mereka yang tak sengaja mendengar teriakan Fandy.

Sebelum menjawab, Artha mendecih. "Ya gak bisalah. Itu acara bakal diadain selesai olimpiade anak kelas 10".

"Kalau gitu, suruh aja deh olimpiadenya dipercepatin". Oke, Fandy mulai ngelantur sekarang.

Artha tak menjawab. Dia kembali fokus pada layar ponselnya sampai bunyi bel masuk berbunyi. Seiring dengan bel yang berbunyi dengan sangat nyaring, masuklah bu Teta selaku wali kelas mereka.

Kali ini, Artha menyimak pelajaran yang sedang diterangkan oleh bu Teta. Tak ada kata kata malas bagi Artha jika sudah belajar. Ciri khas seorang Artha yang disiplin akan sekolah. Lagi pula, dia sadar sendiri maksud kedua orang tuanya menyekolahkan dirinya sampai ke perguruan tinggi.

Di lain sisi, di tempat yang berbeda, Kinara duduk termenung di atas kursinya. Pelajaran matematikanya tak membuat Kinara sadar dari lamunannya. Dia malah sibuk dengan pikirannya sendiri.

Kinara duduk di kursi paling pojok yang ada di kelas itu. Sendirian. Sejak awal memang tidak ada yang mau duduk dengannya. Kinara tidak mempermasalahkannya karena baginya, duduk sendiri itu lebih nyaman dibanding duduk dengan teman sebangku. Memang sejak SMP, Kinara sudah terbiasa duduk sendirian.

Kinara menghela nafas panjang saat bu Nella--guru matematikanya, keluar dari dalam kelas dengan membawa setumpuk buku tugas dari teman teman sekelasnya. Seketika, kelas menjadi ramai saat tau tidak ada guru yang mengajar di pelajaran berikutnya. Katanya sih ada urusan di luar kota. Entahlah tidak mengerti juga.

"Eh Al, lo ikutan field trip itu gak sih?". Kinara dapat mendengar dengan jelas teriakan Lia teman satu kelasnya yang sedang membahas acara field trip.

"Ikutlah, gue gak akan nyia nyiain kesempatan itu. Asal lo tau aja, ntar kita bareng kak Artha sama temen temennya".jawab Alma, lawan bicara Lia tadi.

"Hah serius lo? Demi apa?".

"Demi gue sama doi".

"Jayus anjir!".

"Yaiyalah bego gue serius.. lagian nanti, gue denger bus kita dipisah gitu deh. Jadi nanti ada yang busnya bareng anak kelas 12. Gue sih pengennya satu bus sama kak Artha".

Kinara's Diary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang