Bab 27 : Alenia?

43.1K 2.2K 58
                                    

29 September 2016.

Kinara menghela nafas panjang saat matanya tak sengaja bertemu dengan kedua manik mata laki laki yang sedang berdiri dan bersandar pada pintu bewarna coklat kelasnya yang terbuka. Artha. Sebelum bel, Artha sengaja mengasingkan diri dari teman temannya untuk pulang lebih dulu dibandingkan mereka dan menyusul Kinara di kelasnya. Ingat! Demi Kinara, Artha rela berperilaku minus di depan guru yang mengajar di kelasnya.

Seusai Kinara memasukkan buku bukunya ke dalam tas, gadis itu keluar dari kelasnya dan menyusul Artha di ambang pintu. Tak jarang Kinara mendapat cemohan dari teman sekelasnya saat tau tujuan Artha mendatangi kelasnya hanya karena ingin mengantarkan gadis itu pulang. Namun, semua itu diidahkan Artha yang memang sudah terlalu terbiasa dengan para murid yang tak jarang mengomentari dirinya.

Ada yang berkomentar positif dan sebagian ada juga yang memberikan komentar negatif.

"Gausah takut gitu kali".

Artha mencoba menenangkan Kinara yang tampak takut setelah mendengar cemohan teman sekelasnya. Kinara tak mau menjawab. Kepalanya menunduk membuat pandangannya hanya tertuju pada kakinya yang bergerak mengayun ke depan.

Sesampainya di parkiran sekolah, dengan gentle-nya Artha membukakan pintu mobilnya untuk Kinara. Entahlah, meski perlakuan sederhana yang diberikan Artha padanya, justru membuat Kinara seakan ingin melayang rasanya ke udara. Rasa bahagia kini menyelimuti hati Kinara walau bahagia itu ada karena Artha yang seakan memberinya sebuah perhatian.

Tak butuh waktu lama, Artha menjalankan mobil sport miliknya untuk segera membelah lautan kota Jakarta. Kecepatan mobilnya juga tidak terlalu kencang karena ada Kinara di sebelahnya sebagai alasan kenapa Artha tak membawa mobilnya secara kebut kebutan seperti biasa.

Kinara mengerut heran saat mobil Artha melaju ke arah kos-nya. Padahal sebelumnya, gadis itu belum memberitahukan dimana lokasi kos-nya.

"Lo tau rumah gue kak?". Kinara menatap Artha tak percaya.

"Lebih tepatnya, kos-an lo. Bukan rumah lo".ulang Artha.

Kinara mendengus lalu menatap ke depan. Memandang jalanan serta mobil yang berada di depan mereka.

"Gue heran deh. Lo kok bisa tau letak kos gue?".

"Yang itu, lo gausah nanya nanya deh. Intinya gue tau, udah kan?". Artha mulai kesal.

Kinara tak menjawab. Lebih baik, dia memilih diam daripada terus bertanya pada Artha bagaimana dia bisa tau tentang alamatnya. Hingga mobil Artha berhenti tepat di depan gang kos-an Kinara. Gadis itu hendak membuka pintu mobilnya namun dicegah oleh Artha.

"Tunggu dulu".cegahnya sambil menarik tangan Kinara.

Kinara menoleh padanya dan menatap sekilas tangannya yang dipegang Artha. Artha merogoh ponselnya itu dan memberikannya pada Kinara.

"Sorry. Tolong lo catat nomor ponsel lo dan id line lo".perintah Artha menyiratkan nada tegas di dalamnya.

Lagi, Kinara menghela nafas. Diambilnya ponsel Artha dan diketiknya nomor beserta id line-nya. Kenapa Artha sebegitu agresifnya sih sekarang?

Kinara kembali mengembalikan ponselnya kepada Artha. "Gue turun ya, makasih atas tumpangannya".

Sebelum benar benar pergi, Artha membalas perkataan Kinara dengan dehaman tanpa mau berbicara. Maklumlah, Artha akan berubah menjadi datar kapan pun dia mau.

Mobil Artha mulai menjauh dari pandangan Kinara. Setelah itu, Kinara berjalan memasuki gang-nya dengan pikiran yang berkecamuk. Hari ini sungguh bahagia. Walaupun cukup sederhana, tapi sanggup membuat jantung Kinara berdegup kencang tak seperti biasanya. Hanya karena Artha.

Kinara's Diary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang