Bab 24 : Tiba Tiba Cinta Datang

45.5K 2.3K 23
                                    

[MULMED : Aldian Prasetya / Dian]

"Ini soal kamu".kata pak Gunawan selaku guru Matematika, memberikan satu lembar kertas jawaban beserta soalnya kepada Kinara.

Kinara menarik nafasnya dalam dalam. Dengan khidmat, dia mengerjakan soal soal pelatihan itu dengan mudah. Beruntung karena sebelum dimulainya pelatihan olimpiade, Kinara sudah memantapkan diri untuk siap menghadapi banyaknya soal soal pelatihan sampai menuju dimana Kinara harus benar benar mempersiapkan mentalnya. Disampingnya terdapat Hanif teman satu kelasnya yang juga mewakili sekolah itu dalam olimpiade tingkat pelajar se-Indonesia.

Hari ini, pak Gunawan akan memberikan Kinara 3 soal. Masing masing berbeda materi. Satu soal berisikan 50 nomor. Jumlah soal tersebut belum sebanding dengan jumlah soal tes beasiswa Kinara kemarin.

Butuh waktu 2 jam bagi Kinara untuk menyelesaikan soal soal yang diberikan pak Gunawan. Selama 2 minggu ke depan, hari libur akan dijadikan Kinara untuk belajar dan mengerjakan soal soal pelatihan. Selama 2 minggu ke depan pula, Kinara terpaksa meliburkan diri dari pekerjaannya dan diterima dengan baik oleh pak Ilham. Beliau mengatakan..

"Biarlah pekerjaanmu yang jadi korbannya daripada cita citamu yang harus dikorbankan".

Awalnya Kinara tak mengerti dengan maksud ucapan pak Ilham. Tapi setelah dia tau bahwa pak Ilham ternyata mendukung dirinya 100% dalam perlombaan ini. Kinara sangat bersyukur karena masih ada orang baik yang berada di dekatnya.

"Kamu sudah siap Kinara?". Pak Gunawan menghampiri Kinara yang duduk diam termenung. Saat sadar, Kinara mengangguk.

"Iya, udah pak".jawabnya sembari memberikan kertas jawaban dan soal itu kepada pak Gunawan.

"Pak saya boleh pulang duluan kan?".tanya Kinara sopan dan hanya direspon dengan anggukan pak Gunawan.

Kinara bernafas dengan lega karena hari ini dirinya bisa mengerjakan soal soal jahanam itu dengan mudah. Padahal Kinara tak dia bukanlah ciri ciri manusia yang otaknya di atas rata rata seperti Einstein. Bahkan, dia bukan manusia seperti Hanif yang selalu menjadi orang nomor 1 di kelas perihal nilainya yang selalu bagus. Kinara hanya orang biasa dengan otak yang jauh di atas rata rata. Entah mengapa sekarang, dirinya dengan mudah mengerjakan soal soal yang pasti menurut remaja sepertinya, itu adalah soal tersulit yang pernah dikerjakan.

Hari ini hari libur atau hari minggu. Kinara menatap arloji putih yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu masih menunjukkan pukul 11.15. Itu artinya, waktu Kinara untuk merasakan hari libur masih sangat panjang. Dia memilih menaiki sebuah angkot yang akan membawanya menuju tanah abang. Entah apa maksud Kinara saat tau gadis itu ingin mengunjungi mall yang sudah terlihat seperti pasar itu. Mungkin sekedar berjalan jalan?

Sesampainya di tempat yang ia tuju, Kinara turun dan memberikan ongkos kepada supir bajaj tersebut. Setelahnya, gadis kelahiran Jakarta itu menelusuri setiap jalan yang dipenuhi berbagai macam orang berdagang pakaian sampai menuju ke gedung dalam. Saat sampai di sebuah toko, Kinara menghampiri toko tersebut.

"Mba, tas yang kemarin aku pesen ada gak?".tanya Kinara.

Mba penjual itu tersenyum. "Ada nih neng. Sebentar ya".lalu dia masuk ke dalam tokonya dan mengambil sesuatu bewarna merah maroon. "Yang ini kan neng?".tanyanya kemudian.

Kedua mata Kinara berbinar melihatnya. "Iya mba! Ya ampun aku kira udah habis".

"Ya enggaklah neng. Kan neng pesan tas ini ya saya gak berani jual ke orang kalau udah ada yang mesan".

Kinara mengangguk paham. "Berapa mba tasnya?".

"Untuk neng murah aja dah saya kasihin harganya. 200 ribu cukuplah neng, kemarin saya jualnya 250 neng".

Kinara's Diary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang