Bab 3 : Start of New Life

97.5K 4.7K 99
                                    

[Buat kalian yang mau tau tentang seputar cerita Kinara's Diary atau sequel atau ceritaku yang lain-lain, kalian bisa follow aku di instagram @claxiee.rouse. Disana aku bakalan update seputar cerita-ceritaku❤]

●●●

21 Agustus 2016

Semester baru, awal yang baru. Artha berjalan dengan gaya cool-nya di sepanjang koridor dua belas menuju kelasnya berada. Gaya seperti itulah yang selalu dipertunjukkan Artha kepada seisi sekolahnya. Tampilan wajah mulusnya disertai dengan tubuh tegapnya membuat siapa saja terpesona saat melihatnya. Oh tidak, maksudnya hanya para wanita saja. Sedangkan para laki laki, kebanyakan mereka semua memberikan tatapan tidak suka saat melihat Artha yang selalu terlihat keren di mata kaum Hawa. Oh tentu, tatapan itu diberikan saat Artha tidak melihat mereka.

"Oi!" sapa Seseorang sambil menepuk pundak kiri Artha.

Artha menoleh ke samping kirinya, ternyata Dian. Salah satu temannya yang namanya persis sekali seperti perempuan.

Tanpa menunggu jawaban Artha, laki-laki itu langsung melanjutkan perkataannya kembali. "Lo gak bawa jas OSIS?".

Dengan tampang santainya, Artha menggeleng. "Gak harus 'kan?".

Detik itu juga, Dian menepuk jidatnya. "Anjrit, lo itu bego atau gimana? Lo kan ketua OSIS, masa iya lo gak pake jas-nya,"

Artha memasuki kelas tanpa menjawab omongan Dian. Diletakkannya tas punggung itu di atas meja.

"Kalau gue ketua OSIS dan gak pakai jas sama sekali, ada masalah?" tanya Artha dengan kening saling bertautan.

Kalau Artha bukan sahabatnya, Dian sudah pasti akan memukul laki-laki itu sekarang juga. Dia kan hanya mencoba mengingatkan, apa ada yang salah?

"Ya enggak sih, tapi setidaknya lo pake. Lo kan nanti bakalan ngurusin Adik-Adik kelas."

"Gak perlu, semuanya udah gue atur."

Dian mendengus. "Terserah deh, gue coba ngingetin lo doang. Taunya respon lo kaya gini. Percuma juga."

Artha mengeddikkan kedua bahunya. "Yang punya sekolah ini, bokap gue. So, semua yang gue lakuin, gak akan ada masalah disini. Right?."

Dian menatap Artha tak percaya. Sehebat itu kah dia sampai bisa melakukan hal sesukanya di sekolah ini? Walau Dian tau sekolah ini punya Ayahnya Artha dan akan diwariskan kepadanya, tapi haruskah Artha melakukan apa pun yang dia mau dengan seenaknya? Kesal dengan perilaku Artha, Dian kembali dengan aktivitasnya membaca buku catatan Sejarahnya. Percuma menasihati Artha, laki laki itu memang sudah keras kepala sejak dulu.

"ARTHA! Lo disuruh ke lapangan tuh sama yang lain, katanya lo harus pidato di depan anak-anak baru!"

Artha menolehkan kepalanya ke arah pintu kelasnya setelah mendengar teriakan seorang perempuan memanggil namanya.

Artha mendengus malas. Melakukan sebuah aktivitas yaitu mengawasi anak-anak baru menjalani masa-masa MOS memang sangat membosankan baginya. Memangnya tidak ada lagi tugas lain yang lebih pantas untuk dilakukan selain ini? Artha kan paling malas jika harus disuruh mengawasi anak-anak baru itu. Apalagi panasnya terik matahari membuat Artha ingin cepat-cepat pulang terus membersihkan dirinya.

"Nih pake jas gue." ucap Dian saat sadar sahabatnya itu mencoba bangkit dari duduknya.

Artha sedikit menyesal karena dia lupa membawa jas OSIS-nya dari rumah. Sebenarnya perkataan Dian tadi sangat benar. Gak mungkin juga Artha berpidato tanpa menggunakan jas tersebut. Apalagi mengingat jabatannya di organisasi tersebut cukup mengerikan. Ketua OSIS!

Kinara's Diary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang