Gak nyangka udah sampai part 20 aja gaes wkwkwk.. btw di mulmed fotonya Artha dan kedua kakaknya.
●●●
Artha duduk terdiam di sofa rumahnya. Hari itu, rumah terasa sepi semenjak kedua orang tuanya memilih balik ke Belanda demi menyelesaikan tugasnya yang tak ada habisnya disana. Sedari tadi, Artha memandang gusar lantai marmer rumahnya dengan pikiran yang tak jauh jauh memikirkan Kinara. Gadis yang entah sejak kapan mampu membuat hatinya terbuka untuk mencintai seorang gadis. Ya, sebelumnya memang Artha belum pernah memiliki seorang pacar. Katakanlah bahwa Artha belum pernah merasakan apa itu jatuh cinta pada pandangan pertama. Jika dia sudah merasakannya, entah bagaimana sikapnya nanti. Teriak teriak saking bahagianya, atau bahkan guling guling dan loncat loncat di atas kasur.
Tapi Artha membantah perasaannya sendiri bahwa perlahan, dia mulai mencintai gadis yang pada awalnya sangat dibenci. Mungkin perasaannya hanyalah sekedar rasa kasihan yang tidak dilebih lebihkan menjadi rasa suka. Artha tak mungkin mencintai gadis seperti Kinara atau bahkan gadis lain mengingat hatinya belum benar benar siap 100% untuk merasakan sesuatu yang berkaitan tentang cinta. Artha pernah mengatakan kepada ibunya kalau dia lebih baik dijodohkan daripada harus mencari cintanya sendiri. Toh jika dia mencarinya sendiri, Artha tidak mungkin bisa mendapatkannya karena dia hanyalah seorang cowok datar dan kaku tanpa ekspresi.
"Oi! Ngelamun aja lo".panggilan yang berasal dari Alex--kakak pertamanya yang jarang berada di rumah itu, sontak membuat pandangan Artha buyar dan menatap Alex dengan kesal.
"Kenapa orang orang sukanya ngagetin?".sungutnya memutar kedua bola mata malas.
Alex hanya terkekeh pelan menanggapinya. Alex tau betul kalau sekarang pasti adiknya sedang mengalami sebuah masalah yang tentu membuat kepalanya pusing jika terus mengingat masalahnya itu. Alex juga pernah merasakannya. Dan Alex dapat menebak masalah Artha yang gak jauh jauh dari soal cinta.
"Lo lagi ada masalah?".tanya Alex dengan pandangan tertuju pada layar tv yang memperlihatkan warna hitam.
Artha menyenderkan kepalanya di sofa coklat ruangan itu. "Lo punya mind reader ya?".
Alex menyerngit tak mengerti. "Maksudnya?".
"Lo punya mind reader? Seperti seseorang yang bisa membaca pikiran seseorang".jawab Artha sekenanya.
Alex mengerti sekarang. "Tebakan gue benar?".
"Well.. bisa dibilang sih iya".
Lagi, Alex terkekeh untuk yang kedua kalinya. "Sayangnya gue gak bisa ngebacain apa permasalahan yang lagi lo alami".
Artha memilih diam. Keadaan kembali hening hingga beberapa menit kemudian, Alex menghilangkan suasana hening tersebut.
"Gak jauh jauh dari soal cinta?".
Pertanyaan Alex membuat Artha membenarkan dalam hati dan beberapa pertanyaan untuk dirinya, terlintas dalam benaknya.
Ya, pertanyaan tentang mengapa dia bisa terlihat seperti seseorang yang perduli tentang seorang gadis yang bahkan seseorang yang dulu sangat dibencinya.
"Gue tau kalau adik gue yang satu ini pasti baru ngerasain apa itu cinta pada pandangan pertama".tebak Alex secara logika, sangat tepat sekali. Namun, otak Artha berkata lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara's Diary ✔
Teen FictionBerkat beasiswa yang diterimanya, Kinara akhirnya berhasil masuk di salah satu SMA swasta yang menjadi sekolah favoritnya sejak dulu. Awalnya Kinara mengira masa-masa SMA-nya akan berjalan dengan lancar sesuai dengan impiannya. Namun sejak dia berte...