Bab 39 : Penantian

45K 2.1K 21
                                    

HAAAI SEMUANYA!! Wkwkwk belakangan ini aku emang suka slow update wkwk sibuk sih. Jadwal padat hazikk wkwk #sokngartis #padahalrakyatjelata #tepokakuajagapapa. Aku ngakak baca komenan kalian yg ngira KD part-nya cuma sampai 38 wkwkwk. Ada yg bilang ceritanya 'gantung' wkwkw. Emang kelihatan kaya part-nya udah habis ya? Tepok aja aku gapapa karena buat kalian mengira part-nya udah selesai padahal masih panjang. Oke aku terlalu banyak omong dan selamat membaca! Jangan lupa vote & comments lo ya.

●●●

"Lo mau jadi pacar gue?"

Kata yang selama ini takkan mungkin untuk Kinara dengar, keluar begitu saja dari bibir Artha. Tak menyangka, laki laki yang membencinya tiba tiba saja mengatakan sesuatu hal yang membuat siapa saja khususnya kaum Hawa menangis haru. Kinara dapat merasakan kebahagiaan tumbuh pada dirinya. Tapi, dia justru malah memperlihatkan ekspresi biasa saja agar Artha tak mengetahui kalau ternyata, Kinara sangat bahagia.

"Kalau lo belum bisa nerima gue, gapapa kok. Gue bakal nunggu." jawab Artha membuat Kinara menatap manik matanya.

Kenapa kak Artha tiba tiba nembak gue? Gak mungkin dia suka sama gue. Ini pasti cuma jebakan doang. Batin Kinara.

"Kenapa lo nembak gue kak?" Kinara melemparkan pertanyaan yang sama dengan batinnya barusan.

Bagaimana pun juga, Kinara harus bertanya. Dia tidak ingin sampai salah menerima sesuatu yang malah membawanya ke lubang kehancuran. Kinara tidak ingin itu terjadi.

Artha dengan wajah penasarannya menjawab. "Kalau lo pengen tau jawabannya, nanti malam gue bakalan buktiin ke lo. Sekaligus buat acara penutupan field trip. Kita bakalan disuruh ngumpul di taman ini lagi." katanya.

Kinara cengo. Mengira bahwa Artha akan menjawab pertanyaannya sekarang. Tetapi, cowok itu justru akan mengatakannya nanti malam. Itu justru membuat rasa penasaran Kinara semakin dalam.

Kinara mengangguk. Setelah itu, dapat dirasakannya bangku yang sedang didudukinya bergetar. Artha berdiri dari duduknya membuat Kinara mendongak menatap kembali matanya. Laki laki itu tersenyum.

"Lo datang ya, jangan di kamar doang." bisiknya sebelum pergi meninggalkan gadis berambut hitam kecoklatan itu.

Sebelum Artha benar benar pergi, laki laki itu sempat terkekeh kecil melighat reaksi Kinara setelah mendengar bisikannya. Bibir Kinara dimonyongkan ke depan. Membuat kelucuan tersendiri bagi Artha. Senang karena Kinara merasa kesal terhadapnya.

●●●

Sesampainya di kamar, Kinara dibuat bingung dengan isi kopernya. Kini baju baju Kinara yang dibawanya, berserakan di sembarang tempat. Ada yang diletakkan begitu saja di lantai, ada yang sampai ke kolong tempat tidur, ada yang di atas kasur dan ada juga yang sampai kolam renang (gak kok, canda doang mah). Sedari tadi, Kinara sedang asyik memilih milih baju. Persiapan untuk nanti malam bertemu Artha kembali. Hanya karena Artha saja, membuat Kinara pusing karena tak ada satu pun baju yang terlihat menarik untuk dipakai.

"Astaga!!" teriak Alenia. Cewek itu baru saja datang dari restoran. Biasalah, makan bersama Richard.

Kinara mendongak lalu menutup telinganya. Teriakan Alenia terdengar begitu cempreng. Membuat kepala Kinara yang terasa pusing semakin pusing mendengar teriakan dari Alenia.

"Lo lagi ngapain sih?! Baju baju lo berserakan kemana-mana gini ih!" omel Alenia.

Kinara mendengus lalu merapihkan kembali baju bajunya. Memasukkannya ke dalam koper bewarna coklat itu.

Kinara's Diary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang