Khusus part ini, jumlah words-nya aku buat lebih byk dari jumlah words part sebelumnya wkwkwk. #tepukajaguegapapakok;")
Btw trailer pas Kinara nyanyi ada di atas guys! Selamat menonton dan jgn lupa subscribe!
Happy reading! Keep enjoyed!
●●●
Dua hari kemudian..
Kinara menatap pantulan dirinya dari depan cermin panjang seukuran dengan tinggi badannya yang standart bagi anak perempuan. Setelah dirasa tidak ada yang salah dari penampilannya, Kinara keluar kamar menuju gerbang halaman depan kos-nya. Disana, bang Ucok tengah menunggu Kinara dari sejak Kinara bangun tadi.
"Aduh bang! Maaf ya Kinara lama mandinya tadi".ucap Kinara sambil masuk dan duduk di dalam bajaj.
Bang Ucok menancapkan gasnya. "Lama kali pun kau mandi. Mandi pakek apa kau? Kembang tujuh rupa saking lamanya?".tanya bang Ucok kesal dengan logat Medannya yang sangat kental sekali.
Karena bang Ucok juga, Kinara jadi bisa meniru logat Medan yang sekilas terdengar seperti logat Batak.
"Maaflah bang. Tadi mandinya aja yang bentar, tapi bangunnya tadi agak telat aku".sahut Kinara menggunakan logat Medan ala bang Ucok.
Bang Ucok tak menjawab. Dia hanya mendengus sambil menyetir bajaj kesayangannya yang sudah ada padanya sejak 5 tahun silam.
Sekitar 30 menit kemudian, bajaj bang Ucok mendarat dengan mulusnya di depan pintu gerbang PW. Untuk angkutan umum seperti bajaj, dilarang masuk ke dalam halaman sekolah karena yang diperbolehkan masuk hanyalah kendaraan pribadi seperti mobil dan motor.
"Bang, nanti gausah jemput aku ya. Hari ini ada ekskul dance. Jadi aku pulang sendiri aja nanti, mungkin agak kesorean dikit".
Bang Ucok mengangguk. "Iya hati hati ya, kalau ada apa apa kau telfon aku biar gak khawatir aku samamu".
Kinara terkekeh kecil. Masih ada aja seseorang yang khawatir akan dirinya.
"Aku masuk dulu ya, bye bang. Hati hati bawa bajajnya".
Setelah mengatakan salam perpisahan, Kinara masuk ke dalam sekolahnya. Baru saja kakinya melangkah, matanya berbinar saat para murid khususnya panitia atau anak anak OSIS sedang mempersiapkan ruangan dalam auditorium. Sepertinya sih begitu. Kinara juga kurang tau dengan jelas, apa yang sedang dikerjakan oleh mereka semua.
Kinara tak menghiraukan, gadis itu kembali melanjutkan langkahnya hingga sampai di dalam kelasnya. Bel akan berbunyi sekitar 5 menit lagi. Setelah bel berbunyi, Kinara dan teman teman sekelasnya diperintahkan untuk langsung menuju auditorium. Kinara memejamkan matanya sembari berdoa.
Ya Allah, aku memohon ampun padamu atas kesalahan yang pernah kuperbuat mau itu disengaja atau pun tidak. Aku ingin meminta satu hal padamu ya Allah. Jadikanlah hari ini sebagai hari yang istimewa bagiku ya Allah. Sukseskanlah acaraku nanti. Jika kau mengizinkan aku untuk mengikuti ekskul ini, dekatkanlah aku pada ekskul yang kuminati ini ya Allah. Jika kau tak mengizinkannya, jauhkanlah ekskul ini dariku. Aku hanya ingin mendapatkan sambutan yang meriah meski hanya sekedar tepuk tangan, tapi rasanya itu sudah cukup bagiku ya Allah. Batin Kinara dalam doanya.
Selesai berdoa, Kinara kembali membuka matanya. Saking khusyuknya Kinara berdoa, dia sampai tidak sadar kalau bel baru saja berbunyi dan beberapa temannya sudah pergi meninggalkan kelas menuju auditorium. Kinara bangkit dari duduknya dan berjalan sendirian mengikuti teman temannya menuju auditorium.
Kinara langsung mengambil kursi yang kosong dan duduk disana. Dia duduk di barisan seri 'F' dari bawah. Tidak terlalu keatas dan tidak terlalu kebawah. Ruangan auditorium memang di desaign sama dengan ruangan musik. Kursinya dibuat seperti kursi bioskop yang berjajar seperti menuruni tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara's Diary ✔
Teen FictionBerkat beasiswa yang diterimanya, Kinara akhirnya berhasil masuk di salah satu SMA swasta yang menjadi sekolah favoritnya sejak dulu. Awalnya Kinara mengira masa-masa SMA-nya akan berjalan dengan lancar sesuai dengan impiannya. Namun sejak dia berte...