[Buat kalian yang mau tau tentang seputar cerita Kinara's Diary atau sequel atau ceritaku yang lain-lain, kalian bisa follow aku di instagram @claxiee.rouse. Disana aku bakalan update seputar cerita-ceritaku❤]
●●●
Selama dalam perjalanan, tidak ada yang berani membuka mulutnya baik itu Kinara maupun Artha. Mereka hanya diselimuti oleh lantunan musik yang berasal dari radio yang disengaja diputar oleh Artha karena tau setelah ini pasti keadaan akan sangat canggung. Terbukti sekarang, keduanya sama sama sibuk dengan pikiran masing masing. Artha sibuk dengan pandangannya terfokus ke arah jalanan raya sedangkan Kinara sibuk menatap pemandangan sekitarnya.
Sampai Artha merasa jengah dengan keadaan seperti ini dan mengalah. "Rumah lo dimana?".
Kinara terkejut. Tidak, Kinara bukannya terkejut kalau seseorang bertanya dimana alamat rumahnya apalagi orang itu Artha. Kinara hanya terkejut karena Artha yang memilih untuk membuka mulutnya duluan hanya sekedar bertanya alamat. Ya, ini lebih baik daripada Artha sama sekali gak berkata apa apa sedikit pun.
"Di jl.veteran".
"Ternyata deket ya".lontar Artha pelan namun dapat didengar Kinara.
"Dekat? Maksudnya?".
Dengan tatapan datar, Artha menjawab. "Daerah rumah lo deket sama rumah gue".
Mata Kinara membulat. Wah, jangan jangan..
"E-emangnya.. rumah lo dimana?".nafas Kinara mulai tak teratur.
Artha sadar akan perubahan nada suara Kinara, menoleh ke samping. "Lo kok kaya orang lemes gitu?".
Kinara mengusap matanya sekilas. "Eh.. si-siapa yang lemes? Eng-enggak kok. Perasaan lo aja kali".alibi Kinara.
Sebenarnya, Kinara merasa lemas karena tau jarak rumah Artha dengannya begitu dekat. Ya meskipun Kinara tidak tau pasti dimana alamat Artha. Tapi yang dia takutkan adalah, Artha jadi tau alamatnya.
"Eh! Stop stop stop!!".teriak Kinara tiba tiba membuat Artha terkejut dan tak sengaja mobilnya mengerem secara tiba tiba.
Untung saja keduanya sedang memakai seat belt. Kalau tidak, sudah pasti mereka terjungkal ke depan dan terbentur dashboard mobil Artha.
"Apaan sih lo teriak teriak! Lo tau gak bahayanya gimana?! Untung aja gak ada mobil di belakang, kalau ada ya udah pasti ketabrak deh mobil gue dari belakang".omel Artha kembali ketus.
Kinara menggaruk tengkuknya dengan cengiran khasnya. "Sorry".
"Lagian ngapain sih minta stop? Emang rumah lo kelewatan?".
"Enggak, ta-tapi.. gue minta turun disini aja".
Artha menatap Kinara tak setuju. "Lah kok gitu? Gak ah! Rumah lo belum sampai juga".
Artha hendak menancapkan gasnya namun kakinya ditahan oleh kedua tangan Kinara.
"ENGGAK!".teriak Kinara sekali lagi. "Gue turun disini aja, lagian rumah gue udah deket kok darisini".katanya lagi.
"Gak, gue bakal nganterin lo sampai gerbang depan rumah lo".
Kinara bersikeras menolak. "Udah turunin gue disini aja.. ih! Lo tuh ya! Atau enggak gue yang turun, bodo amat mau lagi jalan kek ini mobil".ucap Kinara asal sukses membuat Artha cengo.
"Heh! Nanti gue yang dikejar kejar polisi karena ngiranya gue ngelakuin hal kasar ke lo!".
Kinara menoleh dan mencoba membuka pintu mobil Artha namun dengan cepat Artha menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara's Diary ✔
Teen FictionBerkat beasiswa yang diterimanya, Kinara akhirnya berhasil masuk di salah satu SMA swasta yang menjadi sekolah favoritnya sejak dulu. Awalnya Kinara mengira masa-masa SMA-nya akan berjalan dengan lancar sesuai dengan impiannya. Namun sejak dia berte...