Bab 29 : Pembuktian

38.9K 2.2K 122
                                    

Kesel! Harusnya bab 27 & 28 sama sama di update!!! Tapi pas aku mau publish bab 28, jaringannya lemot gak tau kenapa belakangan ini kesel bgt sama operator jaringan 3. Jangan sampai aku pindah operator deh cm karena selalu lemot jaringannya! :(

●●●

Dian memandang Artha sinis yang berada tak jauh di depannya. Semenjak adegan perkelahian mereka di atap sekolah kemarin, Dian memutuskan untuk tidak lagi duduk semeja dengan Artha. Hal itu tidak dipermasalahkan Artha sendiri karena baginya, Dian hanya sedang membutuhkan waktu untuk sendiri. Seraya menenangkan pikirannya. Dilihatnya laki laki yang sedang tersenyum kecil memandang kedua sahabatnya bertingkah konyol. Hingga pandangan keduanya berhenti, Dian langsung menyorotkan pandangan yang artinya 'ikut-gue'. Lantas, Artha mengangguk dan mengikuti Dian yang sudah berjalan keluar kelasnya.

Gilang dan Fandy yang ditinggalkan memandang keduanya tak mengerti. Mereka hanya sedikit bingung kenapa akhir akhir ini, Dian dan Artha menjadi dingin seperti itu.

"Buktiin ke gue kalau lo gak suka sama Kinara".sahut Dian dingin saat mereka berdua berada di taman belakang sekolah.

Artha menyerngit. "Mau lo apa sih? Kenapa lo selalu minta gue buat buktiin ke lo kalau gue gak suka sama Kinara?".

"Bukan apa apa. Gue tau lo orangnya gimana. Gue cuma pengen lo buktiin aja omongan lo kalau lo gak suka sama Kinara".

Artha terdiam sejenak lalu kembali berkata, "Jadi, lo mau gue harus apa sekarang?".

"Sebentar lagi, Kinara bakal ngadain olimpiadenya".

Artha menyerngitkan dahi bingung.

"Gue mau.. lo gagalin olimnya dia. Terserah mau gimana caranya".

Sontak, Artha sedikit terkejut. Mana mungkin dia bisa melakukan itu pada seseorang yang kemarin baru saja diajaknya baikan.

Jauh dari perkataannya barusan, rasanya Dian tak tega jika harus melihat wajah sendu Kinara saat tau perlombaannya akan digagalkan oleh Artha hanya karena dia ingin melihat Artha membuktikannya. Kalau memang nantinya Kinara akan mengetahui kalau sebenarnya semua ini adalah rencana dirinya, Dian siap dengan semua resikonya.

Maafin gue kin. Gue gak bermaksud.

●●●

Artha berjalan menelusuri koridor kelas 10. Tak memperdulikan beberapa banyaknya pasang mata dan beberapa banyaknya komentar dari adik adik kelasnya. Senior dirasa cukup jarang melewati koridor kelas 10 yang berada di lantai 3.

Sebenarnya, Artha hanya ingin melewati koridor itu saja tanpa ada maksud menemui Kinara atau siapa pun. Selanjutnya, dia berjalan ke ruang kepsek untuk segera membuktikan pada Dian bahwa omongannya bukanlah sekedar omongan. Bagaimana pun juga, dia harus membuktikannya.

Tok tok tok..

Pintu ruang kepsek terbuka, menampilkan Artha dari balik pintu tersebut. Kemudian pria itu duduk di kursi yang ada di depan meja pak Firman.

"Assalamualaikum pak".salam Artha sebelum duduk di kursi bewarna biru itu.

Pak Firman yang sedang sibuk dengan laptopnya memandang Artha dari balik kacamatanya. Sedikit bingung karena Artha yang jarang datang ke tempat terpencilnya.

"Artha? Tumben lo kesini. Ada apaan?".

Artha terdiam sejenak. Dirinya masih tak tega jika harus melakukan ini. Terlebih lagi, dia baru saja baikan dengan gadis itu. Ya, Artha siap dengan segala resiko dari perbuatannya nanti.

Kinara's Diary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang