Hari ini, Ralisha memutuskan untuk menginap selama satu malam di kos-an Kinara sampai hari H dimana mereka akan mengikuti kegiatan field trip tiba. Dan sekarang, kedua gadis itu disibukkan dengan barang barang bawaan mereka. Mengecek seluruhnya agar tidak ada satu pun barang yang tertinggal. Setelah dirasa cukup, keduanya menarik koper masing masing dan membawanya ke halaman depan. Tepat dimana mobil yang dikendarai oleh pak Endang--supir pribadi keluarganya berada sejak 15 menit disana.
Kinara hanya membawa satu koper bewarna putih dengan tas ransel yang berada di kedua bahunya. Sedangkan Ralisha membawa satu koper, satu tas tentengan dan satu tas ransel. Semenjak insiden pembayaran administrasi kemarin, Ralisha menyudahi Kinara yang terlalu sibuk memikirkan siapa orang yang membiayai biaya administrasi kegiatan field trip-nya.
Mobil melaju dengan kencang meninggalkan pekarangan kos menuju bandara. Mereka akan dikumpulkan di ruangan khusus yang tersedia di bandara tersebut. Dan ruangan itu disediakan untuk anak anak PW yang mengikuti kegiatan field trip tersebut.
Sesampainya di bandara, pak Endang menuruni koper keduanya dan meletakkannya di atas troli pengangkut barang yang baru saja diambil Kinara dan Ralisha. Setelahnya, keduanya berpamitan pada laki laki paruh baya tersebut dan masuk ke dalam menemui teman teman kelasnya masing masing. By the way, masih ingat kan jika saat di pesawat nanti, junior bakalan duduk bersebelahan dengan senior?
Hal itu membuat Kinara sedikit was was karena takut, bisa saja dia duduk bersebelahan dengan Artha. Bukannya tidak mau, keadaan yang membuat dia harus benar benar menjauhi laki laki itu. Begitu juga sebaliknya. Kinara berdiri diantara barisan teman sekelasnya begitu juga Ralisha. Maklumlah, mereka berdua kan tidak berada di dalam satu kelas yang sama.
Butuh waktu sekitar setengah jam sebelum keberangkatan, mengumpulkan para murid PW di ruangan itu. Setelah dirasa semuanya telah hadir, pak Ilham selaku kepsek mengabsen satu persatu muridnya. Diikuti oleh bu Silvi yang bertugas membacakan urutan nama sesuai pada nomor kursi pesawat.
"Adelia Rezany kelas 10 IPA 1 dan Geovano Wisuardi kelas 11 IPA 2 duduk di kursi nomor 50 dan 51".
Kinara memandang khawatir pada bu Silvi. Entah kenapa, dia merasa deg deg-an jika dia sampai duduk bersebelahan dengan Artha. Kinara mendengarkan panggilan bu Silvi dengan seksama sampai dia mendengar, namanya disebut.
"Kinara Diandra Raizanty kelas 10 IPA 3 dan Michael Artha Nicholas Winanta kelas 12 IPS 1 duduk di kursi nomor 34 dan 35".
Tepat sesudah namanya dipanggil, jantung Kinara semakin berdegup tak karuan. Benar dugaannya kalau dia pasti duduk bersebelahan dengan Artha. Bukannya merasa berharap, dia hanya sekedar menduga dan ternyata dugaannya tepat mengenai sasaran. Tapi tidak bagi Artha yang terlihat santai saat tau dirinya duduk bersebelahan dengan Kinara. Lagian, hanya sekedar duduk tidak ada masalah kan?
Setelah selesai membagikan nomor kursi, mereka semua diperintahkan untuk segera masuk ke dalam pesawat karena sebentar lagi pesawat akan segera berangkat. Ternyata sekolah menyewa satu pesawat Garuda Indonesia. Tentu saja ayahnya Artha yang menyewa pesawat tersebut. Dan ingat, isi dalam pesawat hanya ditumpangi oleh murid murid Pelangi Winanta.
Kinara mencari cari nomor kursi miliknya sampai apa yang dicari berhasil didapatnya. Dia duduk di kursi dekat jendela dan memandang Ralisha yang tak jauh dari kursinya. Ralisha mendapat bagian duduk bersama Dian. Rasanya, Kinara ingin menggantikan posisi Ralisha agar dia bisa duduk bersama Dian dan menghindar dari Artha. Namun semuanya sudah terjadi dan mau tidak mau, Kinara harus menerima kalau selama beberapa jam ke depan, dia akan duduk bersebelahan dengan Artha.
Artha yang baru disebut dalam hati namanya oleh Kinara, cowok itu langsung duduk dengan santainya di kursi kosong sebelah Kinara tanpa mau memandang gadis itu atau pun sekedar tersenyum. Mana mungkin Artha memberikan senyumannya pada Kinara setelah kemarin dia baru saja melakukan sesuatu yang sangat fatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara's Diary ✔
Teen FictionBerkat beasiswa yang diterimanya, Kinara akhirnya berhasil masuk di salah satu SMA swasta yang menjadi sekolah favoritnya sejak dulu. Awalnya Kinara mengira masa-masa SMA-nya akan berjalan dengan lancar sesuai dengan impiannya. Namun sejak dia berte...