Chapter 9

251 8 1
                                    

"Line.."  Tiba-tiba ringtone fun Line Shaka berbunyi. Dirogohnya Handphonenya dari saku celana.

Khalilah Rasyikah, username pesan yang terpampang dalam pop up di layar handphone Shaka.

"Shakaaaa... 😛😛😛 Lagi apa? Gw bosen banget ni. Ngobrol dong!! 😊"

Begitu bunyi pesan Khalilah. Sejenak Shaka ragu untuk membalas pesan mantan kekasihnya yang kini sudah menjadi sahabatnya itu, namun hati kecilnya sangat ingin sekali berbincang-bincang dengan Khalilah.

Arshaka Bramastya : "Lagi tiduran aja, Kha. Lo lagi apa? Udah makan malam?"

Khalilah Rasyikah : "Udah Sha.. Gw lagi bernafas sambil balas Chat elo nih. 😄😄"

Arshaka Bramastya : "Bisa aja nih balesnya bayi dugong." Shaka tersenyum membayangkan wajah sebal Khalilah saat ia membaca panggilan 'kesayangan' Shaka padanya.

Khalilah Rasyikah : "😡😡 Awas lu! Ntar gw balas!!"

Shaka tertawa diujung sana. Belum sempat ia membalas chat Khalilah, pesan baru dari Khalilah kembali masuk ke handphonenya. "Jalan yuk besok? BT nih!! Yuk.. yuk 😢🙆"

Untuk sesaat Shaka menimbang-nimbang, "Ok. Besok pulang kerja gw jemput. Dinner diluar ya."

Khalilah Rasyikah : "Asyikk... Shaka baik deh 😍😍 gw tunggu yaa. Jam 7?"

Arshaka Bramastya : "👌 oke"

Lama Shaka menunggu tidak ada balasan lagi dari Khalilah. Dasar bocah! Kalau maunya udah diturutin, bilang makasih aja nggak!

Hubungan Shaka dan Khalilah memang berjalan dengan baik empat tahun belakangan ini. Nggak benar-benar baik sih, tetapi mereka sering jalan bersama. Entah berdua atau dengan teman-teman dan sahabat mereka yang lain.

Dua tahun pasca putus, Khalilah kembali hadir dihidup Shaka. Ia memberikan tawaran yang tidak dapat Shaka tolak begitu saja. Meski awalnya berat untuk menatap dan berbicara dengan Khalilah seperti sedia kala, namun akhirnya Shaka setuju untuk mereka kembali bersahabat.

Saat itu Khalilah sudah menjalin hubungan dengan teman kuliahnya. Shaka awalnya belum bisa menerima kenyataan itu, namun seiring berjalannya waktu, Shaka juga mulai membuka hatinya. Tak tanggung-tanggung dalam waktu tiga bulan Shaka sudah 4 kali ganti pacar. Itu hanya hitungan resminya loh... perempuan yang diberikannya harapan palsu atau yang diajaknya jalan kemudian dilupakannya begitu saja sudah tidak terhitung jumlahnya.

Shaka mulai mencari-cari sepotong puzzle nya yang hilang untuk melengkapi hidupnya kembali. Namun bukannya menemukan, ia merasa semakin jauh dari kata mencari.

------------------------------------------------------

Sikap Shaka sedikit berbeda kali ini. Ia sedikit canggung saat Khalilah menyarankan mereka untuk mengajak Delisha keluar bersama.

"Udah ah... paling juga sibuk. Kita aja." Ucapnya dengan nada yang sedikit kasar.

Awalnya Khalilah tidak berpikir apa-apa, namun lambat laun, perubahan Shaka semakin jelas terlihat.

Ia mulai sering marah karena hal-hal sepele yang Khalilah lakukan. Seperti candaan dan ejekan Khalilah bukan membuatnya tertawa tetapi malah membuatnya emosi.

Sesekali Shaka akan bersikap sangat manis seperti membawakannya cokelat, beberapa saat kemudian ia akan menjauhi Khalilah tanpa alasan yang jelas.

Sikap Shaka yang seperti ini sudah sering Khalilah rasakan. Ini bukan sekali dua kali, ini sudah berkali-kali Khalilah alami dalam kurun waktu sekian tahun ini. Khalilah tau ini pertanda apa, Shaka biasanya menghindar seperti ini, jika ia memiliki seseorang yang dekat dengannya.

Khalilah mengerti.. ia mencoba menempatkan posisinya sebagai seorang mantan kekasih jika peristiwa seperti ini terjadi. Sebagai seorang wanita, tentu Khalilah paham betul bagaimana rasanya jika orang yang dicintai masih dekat dengan mantan kekasihnya. Walaupun itu dengan embel-embel persahabatan, tetapi tetap saja ada perasan was-was disana.

Dan sejujurnya pun Khalilah masih sangat mencintai Shaka. Ini tidak adil bagi pasangan mereka satu sama lain. Itu mengapa jika keadaan Shaka sudah seperti ini, maka Khalilah akan mengalah. Ia memilih untuk menjauhi Shaka entah itu berapa lama waktu yang Shaka inginkan.

Kali ini pun Khalilah sangat yakin Shaka sedang menjalin hubungan. Hanya saja ia tidak tau, ups! Lebih tepatnya belum tau dengan siapa.

Namun pertanyaan Khalilah terjawab seminggu kemudian saat menerima pesan dari Delisha.

Bagaikan tamparan yang sangat keras diwajahnya, rasa sakit Khalilah menyisakan perih yang teramat dalam dihatinya.

Kenapa harus Delisha?

Obsession [COMPLITE!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang