Chapter 30

193 7 0
                                    

#Day5

Dua hari tersisa bagi Delisha dan Fabian untuk mendapatkan hati orang yang mereka cintai masing-masing. Dua hari yang lalu mereka sudah kembali ke Jakarta dan melancarkan "serangan-serangan cinta" pada target mereka. Dan selama empat hari terakhir ini, berbagai cara untuk menaklukan hati pasangan masing-masing sudah mereka lakukan.

Namun meski tanda-tanda lampu hijau sudah terlihat dari Khalilah dan Shaka, keduanya tak kunjung menyatakan bahwa mereka sudah jatuh cinta.

Kali ini Delisha berkoalisi bersama Fabian. Mereka bertemu untuk merencanakan sesuatu agar tujuan mereka dapat tercapai.

Mereka bertemu di salah satu kafe di pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta.

"Jadi aku harus gimana De buat bikin Khalilah suka sama aku?" Fabian bertanya frustasi.

"Kamu udah ngelakuin semua yang Khalilah suka?" Tanya Delisha mencoba mencari akal.

"Semua! Aku udah kasih dia puisi setiap pagi, ngebawain makanan kesukaan dia, bahkan aku udah ngasih dia surprise yang biasa wanita suka. Tapi ga mempan De!"

"Kalau kaya gini, kita harus main kotor." Mata Delisha berkilat penuh rencana. "Aku ga bisa kaya gini aja. Shaka juga ga akan berhenti terobsesi sama Khalilah kalau kaya gini ceritanya."

"Jadi kita harus gimana De?"

"Sini.... aku kastau."

------------------------------------------------------

Sepanjang hari itu Khalilah gelisah bukan main. Ia tidak bisa berfikir dengan jernih. Bayangan Fabian seakan ada dimana-mana, namun sialnya sejak pagi tadi Fabian tidak dapat dihubungi.

"Fabian kemana ya..." gumam Khalilah.

Sekelebat bayangan Fabian muncul dihadapannya. Namun sepersekian detik kemudian hilang. "Aduh... kok kaya gini sih. Kayanya sepanjang hari ini aku ngelihat Fabian mulu. Aku mulai ngayal deh kayanya."

"Bu, mobil udah siap." Jelas Sinta kepada Khalilah yang berdiri di depan lobby The Capital Hotel. Khalilah mengangguk dan melangkah keluar bangunan hotel.

Sehari ini Khalilah melihat wajah Fabian di halaman rumahnya, di sepanjang jalan menuju kantor, di halaman hotel, di lobby, bahkan ia melihat Fabian di dalam piring sup asparagusnya!

Gila... gw mungkin diguna-guna sama tu orang. Rutuk Khalilah di dalam hatinya. Kepalanya pusing berat dengan semua yang dirasakannya hari ini. Atau jangan-jangan aku jatuh cinta sama dia. Nggak! Khalilah menggeleng kuat-kuat Aku nggak boleh mikir yang macem-macem!!

"Bu..," Pak Somad supirnya menegur Khalilah, ia melihat kondisi bosnya tersebut tampat tidak sehat. "Ibu nggak apa-apa?"

"Iya, saya ga apa-apa Pak." Jawab Khalilah dengan senyuman. Ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Aku baik-baik aja. Ya.. baik-baik aja.

Tiba-tiba handphone Khalilah berdering, Fabian Demitri is calling.

"Hallo...," Ucap Khalillah.

"Hallo you there..," suara Fabian tampak serak.

"Kamu kenapa Yan?"

"Seharian ini aku sakit Kha, aku ga kuat bangun dari tempat tidur. Badanku panas, aku mual dan muntah-muntah."

"Ya ampun.... kamu udah ke Dokter?" Tanya Khalilah dengan panik.

"Belum Kha... bisa kamu ke ke rumah aku? Aku ga punya kenalan siapa-siapa disini selain kamu. Mau kan kamu nolongin aku."

Obsession [COMPLITE!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang