Chapter 3

306 10 0
                                    

Dua bulan berlalu sejak kejadian tersebut. Hubungan Khalilah dan Arshaka membaik secara drastis. Mereka mulai bersahabat. Shaka bahkan sering mengajak Khalilah kemanapun ia pergi.

Khalilah memang awalnya takut dengan cara Shaka membawa sepeda motornya, tetapi begitu Shaka menggas sepeda motornya, deru angin membuat Khalilah nyaman.

"Elu satu-satunya orang yang pernah gw bonceng. Gw ga pernah ngijinin siapapun duduk dibelakang sini." Jelas Shaka seraya menambah kecepatan kendaraannya. "Lo spesial Kha..."

Khalilah tersenyum bangga mendengar pujian Shaka.. ia bahagia.

Teman-temang nongkrong Shaka sangat berbeda dari bayangan Khalilah selama ini. Mereka memang terlihat sangat dan menyeramkan, tetapi sangat ramah dan bersahabat dengan Khalilah.
Teman nongkrong Shaka dari berbagai macam golongan dan lapisan masyarakat, sebagian besar memang bukan anak kalangan atas.
Shaka terlihat nyaman berada diantara mereka.
Ia sering tertawa terbahak-bahak membuat Khalilah ikut tertawa bersamanya.

Perasaan hangat mengalir masuk ke dalam hatinya melihat kebahagiaan Shaka. Dan begitu tatapan mata mereka bertemu, hati Khalilah membuncah dan ribuan kupu-kupu menari di dalam perutnya.

Aku jatuh cinta...

------------------------------------------------------

"Tan... selanjutnya siapa yang tampil?" Tanya Devi kepada Tantry dari atas panggung.

Tantry yang berdiri dibelakang panggung melihat kedalam kertas susunan acarnya, "Mask Band, Dev. Siswa kelas 1."

"Udah siap belum?" Tanya Devi lagi.

"Aduh... ngilang lagi nih anaknya. Gw cariin dulu ya. Pada kemana sih," Tantry panik.

Khalilah yang melihat kesusahan sahabatnya segera ikut turun tangan, "Aku bantuin nyari yah,Tan."

"Oke Kha.. nanti hubungi aku ya kalau ketemu. Aku coba juga telepon mereka. Makasih Kha."

"Okee Tan.. kabar-kabari ya kalau udah beres." Khalilah lalu berjalan cepat di area sekitar panggung.

Tidak nampak Mask Band yang dimaksud disekitar panggung. Khalilah mempercepat langkahnya dan memperluas area pencariannya hingga ke taman belakang sekolah.

Dan benar saja anak kelas 1 itu sedang nongkrong disana sambil menghisap rokok, sontak Khalilah membentaknya "Gila lu ya? Ngerokok di area sekolah?" Ia berjalan mendekat.

Sekumpulan remaja itu tampak ketakutan. Mereka menyembunyikan rokok yang sudah terlanjut terlihat itu dibalik tubuhnya. Sebagian ada yang mematikannya diinjak dengan sepatu. Sesosok lelaki menampakan diri dalam kerumunan itu, wajah Khalilah pucat.

Perasaan marah sekaligus kecewa terpampang diwajahnya.

"Berarti kalau diluar sekolah ngerokoknya boleh dong Kakak?" Ujar Shaka dengan senyum konyolnya.

Khalilah mengacuhkannya. "Balik kalian ke stage!!" Bentak Khalilah dengan keras. "Kalian manggung bentar lagi."

Kelima adik kelasnya itu segera menurut. Mereka berjalan cepat meninggalkan Arshaka dan Khalilah yang saling menatap dengan sengit.

Shaka memainkan rokok ditangannya dengan bosan. Ia duduk dibangku taman yang terbuat dari semen dengan satu tangan ke belakang menjadi tumpuannya.

"Semua ini ga lucu, Sha. Lo gila!" Hardik Khalilah dongkol.

"Gw ga nyuruh mereka rokok kok," jawab Shaka santai sembari menghisap dalam-dalam rokoknya. "Mereka nyamperin gw disini. Mereka yang minta."

"Tolol lu ya...," Khalilah semakin emosi. "Mereka kan adik kelas lu. Harusnya lu ngelindungin mereka bukan ngejerumus..."

"Gw bukan ortunya yang bisa ngatur-ngatur dia.. itu hak dia." Potong Shaka sengit.

"Lu denger Arshaka Bramastya...," nada suara Khalilah penuh dengan ancaman. "Lu kehilangan gw seumur hidup lo, atau lu tinggalin benda sialan itu."

Arshaka terdiam.

Obsession [COMPLITE!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang