Chapter 13

220 9 0
                                    

Khalilah berbaring nyalang di atas kasurnya. Seminggu ini ia merasa bahwa hidupnya sangat melelahkan.

Berpura-pura tersenyum dan tertawa riang dihadapan sahabatnya, melihat orang yang dicintainya bermesraan, atau mencoba untuk ikhlas namun sebenarnya itu sangat sulit dilakukan.

Oh God... Harus kuat Khalilah. Harus!

Tiba-tiba handphone Khalilah berbunyi, dibukanya dan dilihatnya bahwa disana ada pesan masuk dari Fabian Dimitri : Hay cewek, jalan yuk? Gw jemput ntar jam tujuh malam.

Khalilah Rasyikah : Mau kemana Yan?

Fabian Dimitri : Temenin gw aja Kha.. muter keliling Jakarta maybe? Menikmati kemacetannya yang indah. Haha

Khalilah tidak enak menolak ajakan Fabian. Pria itu sudah enam tahun meninggalkan Indonesia dan pindah ke negara asal Ayahnya ke Yunani sana. Ia kembali kesini dengan alasan liburan. Menolak ajakan teman yang sedang berlibur rasanya pasti sangat egois. Maka setelah menimbang-nimbang sejenak akhirnya Khalilah menyetujui ajakan Fabian untuk menemaninya jalan-jalan.

Khalilah Rasyikah : "Oke deh."

Toh gw juga bisa ngehibur diri.

------------------------------------------------------

"Jadi gimana Kha?" Fabian membuka pertanyaan.

Mereka sedang dinner disebuah restoran yang berada di roof top hotel berbintang di kawasan Jakarta Pusat. Pemandangan Jakarta dari atas sini sangat mengagumkan.

Jakarta memang tidak menyajikan keindahan bintang di atas langit, tapi keindahan bintang buatan manusia di atas bumi. Lampu-lampu kota dan kendaraan yang berlalu lalang di bawah sana memberi keindahan pada suasana malam ini. Langit yang cerah, serta desain dan interior restoran yang mewah diiringin dengan musik yang easy listening. Dan seorang teman mengobrol yang tampan.

What a perfect night!

Khalilah merasa nyaman dengan restoran pilihan Fabian ini.

"Gw suka, Yan!" Puji Khalilah. "Baru pertama nih kesini. Pinter lu milih tempat. Makasih ya..."

"Siapa dulu dong? Fabiiiaaann...." Senyum manis Fabian tersungging lebar. Membuat Khalilah mau tak mau ikut tersenyum melihatnya.

Bola mata Fabian yang berwarna cokelat muda, seperti warna teh, memandang Khalilah dengan intens. Tatapannya menyelidik. "Maaf ya kalau gw lancang, tapi beneran Shaka jadian sama Delisha?"

Khalilah mengangguk. Ia tau Fabian pasti menanyakan kisah ini. "Iya, udah sekitar dua mingguan sih, Yan."

"Pantes aja Kha.. perasaan gw ga enak aja sebulanan ini. Gw pengen banget balik ke Indonesia. Dan pas gw dapat proyek yang di Singapur itu, gw mutusin buat balik sekalian ke Indonesia."

Khalilah merasa geli mendengar jawaban Fabian. "Ah masa segitunya sih feeling lo Yan?"

"Beneran deh... gw udah ga enak aja. Kebayang mulu buat balik kesini. Apalagi muka Delisha, ya ampun... kebawa mimpi muluuuu..."

"Mimpinya sebulan ini juga apa setiap malam selama enam tahun?" Canda Khalilah.

"Setiap malam selama enam tahun sih," Fabian tertawa.

"Belum bisa move on lu Yan?"

"Move on gimana Kha... cinta gw aja ditolak mulu sama dia. Jangankan move on, start onnya aja gw beloman."

Khalilah tertawa mendengar ucapan Fabian.

"Lu sendiri gimana Kha?" Nada suara Fabian melembut. "Cerita lu sama Shaka kok endingnya bisa gini sih? Kayanya lu bahagia banget dulu berdua."

"Yah.. gitulah Yan. Namanya juga hubungan. Ada pasang surutnya. Pas lagi ga baik, sama-sama ga mau ngalah. Kita mutusin pisah."

"Segampang itu?"

"Nggak segampang itu Yan... gampang banget malah!" Khalilah tertawa lagi. Kali ini suara tawanya sedikit parau. "Dulu gw terlalu ngatur Shaka, Yan. Gw buat dia jadi orang lain yang dia sendiri aja ga kenal. Gw minta dia inilah, itulah. Ngelarang dia inilah, itulah."

"Itu semua karena lo sayang kan sama dia Kha..."

"Iya. Rasa sayang yang terlalu besar. Sampai gw takut kehilangan dia."

"Trus sekarang gimana?"

"Kita baik-baik aja, Yan. Selama beberapa tahun ini juga gw memulai sama orang lain. Shaka pun demikian."

"Tapi lo ikhlas Kha kalau itu sama Delisha?"

"Gw.... ga yakin, Yan. I'll try my best. Gw bakalan coba untuk ikhlas."

"Ikhlas itu kalau lu udah ga ngerasain rasa sakit lagi. Dan sekarang, gw bahkan bisa lihat dari mata lo, kalau lo ga bisa..."

Obsession [COMPLITE!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang