6. Datang Kembali

4.3K 564 31
                                    

Aldo berhenti di depan papan pengumuman yang dilapisi oleh kaca di dekat lobby masuk SMA Harapan Bangsa. Sambil memegang ponselnya, ia meneliti satu persatu jadwal pelajaran dari masing - masing kelas.

Matanya berhenti ketika menemukan jadwal pelajaran kelasnya. 11 IPS 2. Di arahkan ponselnya tersebut kedepan jadwal kelasnya. Lalu dengan cepat, Aldo memfoto jadwal tersebut.

"Udah lah gak usah gue salin. Toh ntar malah ilang lagi." Ucap Aldo sambil melihat hasil jepretannya di ponsel.

Ia mengecek satu persatu tulisan di foto yang baru saja ia ambil. Ternyata semua tulisan dapat dibaca dengan jelas.

Seperempet sekon kemudian Aldo teringat sesuatu. Ia kemudian kembali mengarahkan matanya meneliti jadwal pelajaran didepannya.

Sambil berkomat - kamit menyebut rentetan kelas yang ia lihat, Aldo mengarahkan jari telunjuknya agar tidak keliru kedepan kaca yang menjadi pembatas antara kertas - kertas jadwal dengan jari telunjuknya.

Setelah menemukan kelas yang ia cari, Aldo kembali mem-foto jadwal kelas tersebut dan mengeceknya satu persatu.

Senyumnya mengembang begitu mendapatkan apa yang ia inginkan.

*****

"Ok class! I think its enough for you." Ucap miss Christie. "Please clear up your things fastly because your junior already waited for you to leave the class." Lanjutnya.

Karel melihat kearah pintu masuk yang sudah dibuka oleh miss Christie. Terlihat bahwa adik kelas sudah menunggu diluar untuk pergantian kelas.

"Ya, si Vanka kemana sih?" Tanya Karel yang menghadap kebelakang. Ke arah Aya duduk.

Aya menaikan bahunya tanda tidak tau. Gadis itu masih terfokus membereskan buku - bukunya agar tidak ada yang tertinggal.

Karel menghela nafas. Kemudian ia membereskan barang - barangnya kedalam tas. Setelah selesai, gantian ia merapihkan barang - barang Vanka. Gadis itu pun berjalan keluar kelas sambil membawa 2 tas.

Yang satu tas Vanka dan yang satunya lagi tas miliknya. Waktu pergantian kelas hanya 5 menit. Jadi Karel harus cepat - cepat menuju ruang 3 untuk mengikuti kelas pak Budiwin sang guru seni rupa.

Sesampainya di depan pintu keluar, Karel sudah melihat barisan adik kelas yang dibagi menjadi dua. Disisi kanan dan kiri dari bagian pintu. Menunggu kaka kelasnya keluar semua lalu baru mereka masuk.

Tapi mata Karel menangkap sosok menyebalkan yang ia temui kemarin dikantin. Pria itu bahkan sedang menatap kearah Karel dengan tatapan santai seolah tidak ada yang terjadi.

Mata Karel pergi ke tangan pria itu. Dilihatnya perban kecil menghiasi kulit mulus dari si empunya tangan. Meski merasa bersalah, tapi Karel tidak mau meminta maaf. Karna pria itu alasan dari perkelahiannya dengan Marisa.

"Karellll!!!!!" Ucap Vanka yang baru saja tiba didepan pintu.

Sontak semua mata langsung tertuju pada Vanka. Baik adik kelas, maupun teman - teman sekelasnya yang sedang ingin keluar dari kelas Bahasa Inggris tersebut.

"Upss sorry." Ucap Vanka dengan malu - malu.

Ia kemudian menarik tangan Karel agar menjauh dari kelas itu. Pergi dari kerumunan adik kelas yang mengantri untuk masuk kelas.

"Kenapa sih?" Tanya Karel sambil memberikan tas Vanka.

Vanka pun mengambil tasnya dari genggaman Karel. Kemudian ia mengatur nafasnya sebentar. "Gawat Rel, Gawat." Ucapnya.

Aya yang baru saja datang pun langsung mengangkat kedua alisnya. "Gawat? Gawat kenapa?" Tanya Aya yang langsung berdiri di tengah - tengah kedua sahabatnya itu.

Stranger From ChatousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang