19. Cari Masalah (Lagi)

3.3K 346 3
                                    

"Rel, nanti kamu tolong bilangin Aldo ya," ucap Selda sebelum menyuapkan satu sendok penuh dengan nasi goreng.

Belum sempat sang Ibu menyelesaikan ucapannya, Karel sudah buru - buru melirik kearah Selda sambil berhenti mengunyah potongan kuning telur di dalam mulutnya.

"Kalo dia sama Azka mau nginep atau sekedar main sama makan aja kesini, gapapa. Mami tunggu." Ucap Selda menyelesaikan ucapannya.

"Hah? Kok?" Hanya dua kata itu yang terlintas di kepala Karel.

"Itu loh, tante Farah kan lagi di Australia dua mingguan gitu seinget Mami kemarin dia chat, nah Mami kesian aja sama mereka. Takutnya gak ada yang ngurusin."

"Emang Ka Azka ada di rumah?" Tanya Karel.

"Ada. Dia lagi liburan di Jakarta."

Mulut Karel hanya membulat membentuk kata o dan gadis itu kembali melanjutkan sarapannya.

Bip bip

Ponsel di saku rok abu - abunya berbunyi di tengah - tengah acara sarapan. Ia tidak berniat sama sekali untuk mengeceknya karna ia tidak mau mengurangi esensi kesopanan di meja makan dengan memainkan ponsel.

Bip bip

Lagi - lagi ponsel itu berbunyi. Selda dan Karen melirik kearah Karel karna sedikit terganggu dengan bunyi dari benda tersebut.

Akhirnya Karel meraih ponselnya sambil memajukan bibirnya dua senti. Terganggu dengan orang yang mengiriminya chat pada pukul enam lebih sepuluh menit.

Novaldo Revian Danis : pulang sekolah bareng
Novaldo Revian Danis : supir lo belom otw jemput kan jam segini?

Karel tersenyum membaca chat dari Aldo yang entah mengapa dapat menaikan mood-nya pagi ini.

"Ciee dari Ka Aldo." Ucap Karen yang berhasil mencuri pandang ke layar ponsel Karel yang menyala dan memunculkan nama dari sang pengirim pesan.

"Apaan deh lo." Jawab Karel yang langsung mematikan ponselnya dan mengembalikannya ke saku rok abu - abu.

"Kok gak dibales? Tar ngambek ege." Ucap Karen yang fokus pada sendok dan garpu di depannya.

"Yeh, emang Aldo bocah SMP yang chatnya gak dibales langsung bilang kamu berubah." Balas Karel dengan nada dibuat - buat.

"Temen gue ada yang kaya gitu."

"Temen lo apa elu?"

"Temen lah. Oh iya Mi, nanti aku lulus mau masuk Harapan Bangsa aja, ah. Gak mau lanjut di Pelita."

"Kenapa?" Tanya Selda yang melirik Karen.

"Enakan di HB kayanya. Males di Pelita."

"Bohong, dia mau di HB gara - gara naksir Kevin!"

"Enggak, jir!"

"Alah ngibul aja lo! Kemaren buktinya pas gue bilang Kevin masih kelas sebelas, lo langsung excited tahun depan mau di HB."

Karen langsung memajukan bibirnya dua senti. Kesal karna harus salah tingkah di pagi hari seperti ini.

"Itu loh Mi, temen aku yang waktu itu nganterin." Ucap Karel mengingatkan Selda pada insiden tabrak beton dua hari yang lalu.

*****

"Do, ih tungguin aku dong!" Ucap Marisa yang berlari mengejar Aldo setelah kelas Bahasa Indonesia.

Yang dikejar tidak berhenti sama sekali, malah makin melangkahkan kakinya lebar - lebar. Ia malas kalau harus berurusan dengan Marisa. terlebih posisinya sekarang sedang berada di tengah lapangan.

Stranger From ChatousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang