47. MOMENT

1.5K 123 1
                                    

hayo, udah baca Capsize belom? yuk dibaca juga hehe siapa tau fallin in love sama mas Kevin.


there u go for SFC update,



"sebetulnya udah boleh pulang, tapi," sang dokter yang menangani Aldo pun menggantungkan ucapannya.

Aldo dan Karel sama-sama menaikan kedua alis mereka. menunggu kelanjutan dari sang dokter.

"tapi saya takut kalo besok kamu udah berantem lagi."

Aldo membuang nafasnya sambil menggerakan kepalanya ke samping. membuang wajahnya dari sang dokter. "yah dok," sahutnya. "boro-boro berantem, bunuh semut aja saya bisa diamuk nih,  sama ibu negara." Aldo melemparkankan tatapannya ke arah Karel yang langsung membuka mulutnya lebar-lebar.

"apaan sih lo, alay."

"tuh, baru gitu doang dok, saya udah dijutekin."

sang dokter hanya bisa terkekeh melihat keduanya. "yasudah, kamu boleh pulang. tapi inget ya, jangan berantem lagi."

Aldo tersenyum simpul sambil berterima kasih pada sang dokter.

sang dokter pun pamit pergi untuk meninggalkan keduanya. "cie yang udah boleh pulang." Karel tersenyum sambil membantu Aldo menyibakan selimutnya.

senyuman itu di balas oleh Aldo. sambil duduk di tempat tidurnya, Aldo mengatur posisi untuk berhadapan dengan Karel. "iya dong, kan kangen nge-rese-in lo." tiba-tiba ia mencubit pipi Karel.

yang dicubit hanya bisa menahan sakit --meskipun tidak sakit sama sekali. "sakit bego!"

Aldo tertawa. namun tangannya mulai bergerak ke puncak kepala Karel. disana, ia mengelus rambut gadis itu dengan lembut.

Karel hanya bisa memperhatikan mata Aldo yang sekarang sedang fokus menatap ke arahnya. "tadi ketemu Valerie ya?" tanya Aldo hati-hati.

yang ditanya pun tersenyum tipis. ia berhasil menatap gelagat Aldo yang mencoba tidak menyinggung perasaan Karel jika itu berhubungan dengan Valerie.  "iya," jawabnya singkat. "katanya dia juga ketemu sama lo."

Aldo menarik tangannya dari kepala Karel. kini kedua tangannya di posisikan di atas paha. tatapannya beralih kesana. "gue masih ngerasa bersalah sama lo, Rel."

Karel menarik nafasnya dalam sambil memperhatikan Aldo yang kini sedang termenung. "lo emang salah," sahut Karel. seketika tatapan Aldo kembali padanya. "tapi bukan berarti lo bakalan salah selamanya, kan?"

kini giliran Aldo yang membuang nafasnya. tapi setelah itu, ia tersenyum tipis. "kalo gue tanya tentang tingkat kepercayaan lo ke gue, kira-kira semuanya bakalan sama gak, kaya waktu gue belom bikin lo kecewa?"

Karel terdiam. pertanyaan yang sulit baru saja terlontar dari mulut Aldo.

ia telah memiliki jawaban dari itu. tapi ia masih belum yakin. "enggak."

Aldo terdiam. pikirannya sibuk menerawang. entah apa yang ada di dalam otaknya. "i know, already knew.."

Karel menggenggam kedua tangan Aldo yang masih berada di atas paha. jika memang perasaannya ini benar, ia yakin kalau semuanya tidak akan pernah ia sesali. "enggak sama sekali," jawabnya yang mampu membuat dahi Aldo berkerut. "gue gak pernah nyesel untuk kecewa karna lo," lanjutnya. "karna lo udah bikin gue ngerti."

tatapan keduanya makin dalam saat keduanya sibuk dengan fokus masing-masing. yang satu fokus mendengarkan, sedangkan yang lainnya fokus menyampaikan.

Stranger From ChatousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang