40. Recovery

2.8K 252 24
                                    

Aldo mengepulkan asap pekat beraroma anggur dari mulutnya. Sambil di temani jingga yang menyapa senja, Aldo hanyut dalam bayang-bayang Karel. Tanpa ia sadari, dampak Karel begitu besar baginya. Disaat dulu ia mengira Karel adalah bencana terbesar dihidupnya, kini semua berbanding terbalik. Rasanya ia butuh Karel saat ini juga.

Setengah jam yang lalu, Aldo sudah memberhentikan mobilnya di depan pekarangan rumah Karel. Namun matanya menangkap mobil pajero yang biasa di bawa Kevin. Nampaknya untuk beberapa saat kedepan, Kevin akan selalu ada di dekat Karel. Membuat Aldo sedikit sulit untuk bicara dengan orang yang mampu membuat Aldo gusar seperti sekarang.

Dan pada akhirnya, Aldo berakhir di meja outdoor sebuah mini market dua puluh empat jam sambil di temani dengan vape dan beberapa kaleng beer yang ia beli di dalam mini market tersebut.

Saat ia sedang menenggak beer dari kaleng ketiganya, sepasang mata sudah memperhatikan Aldo lekat. Aldo meletakan kaleng tersebut diatas meja. Sedangkan seseorang menarik kursi kosong di depan Aldo.

Aldo tersenyum miring saat orang itu menggelengkan kepalanya begitu melihat deretan kaleng di atas meja. "Are you crazy?"

"Not even as crazy as like this before im fallin for her." Aldo kembali menghisap vapenya. Gadis di depannya cepat-cepat memasang indra penciumannya begitu asap tebal keluar dari hidung Aldo.

"Grape?"

Aldo mengangguk sambil meletakan vapenya di atas meja. sepersekon kemudian, ia memalingkan wajahnya sedikit ke samping. "If only you can help me."

Gadis di depan Aldo menaikan sebelah alisnya sambil membuka satu kaleng beer yang Aldo beli. "Fuck, you use me."

"I treat it with some beers you just opened."

Gadis itu tertawa sebentar lalu menenggak beernya. Tak lama, ia meraih vape Aldo dan menghisapnya sambil mendengarkan cerita Aldo baik-baik.

*****

Kevin baru saja pulang setelah menemani Karel di rumah gadis itu. Jack yang melihat adik sepupunya berjalan menuju tangga ke lantai dua, langsung memanggil Karel sebelum gadis itu kembali mengurung diri di kamar.

"Rel, duduk dulu sini," ucap Jack yang menepuk sofa kosong di sampingnya. "I missed buns stories of you a few days back." Memang benar, selain sibuk mengurus kepindahannya ke universitas ternama di Indonesia, Jack juga sedang sibuk mempersiapkan opening kedai kopi yang sebentar lagi akan ia rilis tersebut.

Karel melangkahkan kakinya menuju Jack. Dan ia pun menjatuhkan diri sambil menyandarkan kepalanya di dada Jack. "Kenapa ya, semua cowok itu jahat?"

Lantas Jack langsung menatap puncak kepala Karel sebentar. Kemudian alisnya menggerut. "Lo gak sadar kalo gue juga cowok?"

Karel memukul paha Jack sambil mendengus. "Lo itu pengecualian," jawab Karel. "Gak andra, gak Aldo, sama aja."

Jack mengelus kepala Karel. Ia tahu bahwa Karel sedang patah hati. "Emangnya Aldo ngapain?"

Yang ditanya belum menjawab. Ia malah menghapus tetesan air mata yang sebentar lagi akan jatuh. "Ya gitu, Je."

Jack berdecak. Ia heran dengan orang-orang yang ditanya malah menjawab seperti Karel. "Gitu gimana? Emangnya gue tau?"

Karel malah kembali memukul paha Jack. "Ih, ya gitu pokoknya."

Stranger From ChatousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang