17. Kevin, Lagi?

3.4K 399 20
                                    

"Bego, ih!" Ucap Karel pada Karen yang duduk disampingnya.

Kakak beradik itu sedang menge-stalk Melisa sang adik kelas yang tempo hari berkelahi dengan Karel di kantin. "Ke-like kan tuh!" Lanjut Karel yang menarik ponselnya dari tangan Karen yang juga memegang ponsel kakaknya itu.

Karen tertawa melihat wajah kakaknya yang panik karna ia menekan ikon hati pada foto Melisa yang sedang menenggak sebuah botol alkohol besar. dan foto itu sudah setahun lalu di posting. "Gapapa Ka, kan elo nanti disangka fans fanatiknya dia."

"Amit - amit."

"Atau dia nyangka, lo jadiin dia role model."

"Najis."

"Atau--"

Buk

Mobil yang ditumpangi kakak adik itu berhenti seketika begitu menabrak pembatas jalan. Sontak kedua anak perempuan itu terhempas kedepan. Kepala keduanya terbentur jok mobil yang berbeda. "Ahhhh." Pekik keduanya sambil memegangi dahi mereka masing - masing.

Pak Mus pun meletakan tangan kanannya kedepan mulut. Matanya melirik bergantian kearah dua anak perempuan tersebut dan body mobil yang sudah penyok akibat menabrak beton besar pembatas proyek pelebaran jalur. "Aduh non, maaf non." Ucap Pak Mus panik.

Kedua gadis itu sudah mengangkat kepalanya masing - masing. Mereka sedang menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya. "Pak Mus gimana sih?" Tanya keduanya berbarengan.

"Aduh, non. Pak Mus ngantuk banget. Tadi gak sengaja agak ketiduran."

Mata Karel dan Karen melebar. Mereka tidak bisa membayangkan kalau Pak Mus benar - benar tertidur dijalan besar di depan sana.

Beruntung jalanan sedang sepi jadi tidak menimbulkan kemacetan. Memang beberapa meter dari arah sekolah Karel sedang diadakan proyek pelebaran jalan karna telah digusurnya para pedagang kaki lima dari bahu jalan.

Ketiga orang itu langsung turun untuk melihat keadaan mobil yang menabrak beton tersebut. Mereka mendapati bagian dengan mobil dekat dengan roda sudah penyok. Pak Mus menepuk dahinya. Karel dan Karen hanya bisa membuka mulut mereka kaget. "Hayoloh Pak." Ucap Karen.

"Bego lu Ren. Jangan digituin." Sahut Karel yang menekan - nekan ponsel pintar digenggamannya. Hendak menghubungi ibunya.

Setelah menemukan kontak Selda, gadis itu segera menempelkan benda tersebut pada daun telinganya.

Tak kurang dari 7 detik panggilan sudah terjawab. "Halo Mi." Ucap Karel. "Itu, Pak Mus nabrak beton pembatas jalan. Sekarang kita lagi berhenti." Lanjut Karel.

Setelah ucapan itu, Karel langsung mengarahkan ponselnya menjauh dari telinga dan berucap tanpa suara ke arah Pak Mus merangkai sebuah kata menjadi Mami mau ngomong.

Pak Mus langsung meraih ponsel tersebut dan berjalan menjauh menjawab telepon dari Selda. Sementara Karel dan Karen berdiri saling berhadapan. Yang satu berkacak pinggang, yang satunya lagi menguncir rambutnya yang teruarai.

Tak berapa lama, sebuah mobil Pajero putih melintas disamping mereka. Mobil itu berjalan perlahan begitu berpapasan dengan mobil BMW milik Karel. Si pengemudi memberhentikan mobilnya tidak jauh di depan.

Karel menyipitkan matanya. Bertanya - tanya kenapa mobil sport itu berhenti. Karen yang membelakangi mobil itu pun langsung membalikan badannya begitu menangkap ekspresi Kakaknya yang sedang memperhatikan sesuatu.

Seperempat sekon kemudian pintu mobil pengemudi terbuka. Terlihat sosok seorang laki - laki dengan seragam putih abu - abu berlogokan lambang sekolah Harapan Bangsa di kantung kemejanya.

Stranger From ChatousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang